New York, USA
17 tahun kemudianDentuman musik ditempat hiburan malam itu terdengar sangat berisik, entah sudah berapa gelas vodka yang tandas oleh pria itu malam ini. Matanya sudah memerah tentu dia sudah sangat mabuk
"Sebaiknya kau pulang, Harry. Ini sudah sangat malam, dan kau pasti sudah mabuk berat" ucap si bartender yang cukup lama mengenal Harry dengan baik
"Tidak usah ikut campur, Justin" gumam Harry datar
Justin menghela nafas "kasihan anakmu menunggu dirumah sendirian--" ucapan Justin terhenti saat menangkap tatapan tajam dari Harry, rahangnya mengeras menunjukkan betapa emosinya ia saat ini
"Siapa yang kau sebut anakku hm?" Tanya Harry dengan suara rendah, meskipun pria itu tak berteriak tapi sudah cukup membuat nyali Justin menciut
"A-aku--"
Harry meletakan gelasnya diatas meja dengan kasar sebelum bangkit dari kursi itu untuk pergi, ia berjalan dengan susah payah karena kepalanya berdenyut serasa ingin pecah
Bruk!
"Fuck" umpat Harry kecil
"Astaga.. maafkan aku" ucap seorang gadis yang tak sengaja menabrak Harry
Harry terdiam memandangi gadis ini, rambut panjang coklat terang dan iris mata hijau emerald yang entah kenapa bisa meneduhkan hatinya. Mata mereka saling bertemu, Harry merasa tidak asing dengan wajah itu. Cantik dan manis
Saat pandangan Harry memburam, ia tersentak menangkap bayangan seseorang yang dikenalnya sekilas dari wajah gadis bermata hijau emerald itu.
sosok yang dirindukannya, wanita yang telah lama tak ia lihat selama 17 tahun terakhir...
"You okay?" Tanya gadis itu memegang pundak Harry, ia menggeleng sebelum berlalu begitu saja keluar dari club membuat gadis tersebut menatap heran punggung Harry yang mulai hilang dibalik kerumunan banyak orang
"sweetheart? Jessica kenapa kau lama sekali, sayang?" Tanya seorang wanita menghampiri gadis bernama Jessica itu
"ah? Tidak, tadi ada sedikit masalah. Tapi sudah tak apa mom"
Ibu dari Jessica mengulas senyum tipis sebelum mebelai rambut anaknya
"Baiklah. Kalau begitu cepat temui Jackson dan uncle Zayn, mereka sudah menunggumu"***
Harry memasuki kediamannya dengan sempoyongan, pakaiannya berantakan. Pandangannya buram dan kepalanya bertambah nyeri. Penampilannya benar-benar kacau seperti pikirannya
"Dad?"
Gadis berusia 15 tahun itu berlari menghampiri Harry dan berniat membantunya"Don't touch me!" Bentak Harry seraya mendorong gadis tersebut hingga nyaris jatuh
"A-apa dad baik-baik saja?" Tanyanya hati-hati
"Bisakah kau diam Alesia!?" Harry berteriak dan memberikan tatapan tajam pada putrinya yang terlihat sangat ketakutan namun tatapannya menunjukkan kecemasan
Cemas karena melihat keadaan Harry yang lagi-lagi mabuk seperti biasanya, ayahnya yang selalu pulang larut malam dan setiap itu juga Alesia mendapatkan perlakuan kasar dari Harry
"Dad--"
"Fuck! Dasar sialan!" Harry langsung pergi tak lupa sengaja menabrak bahu Alesia kasar. Gadis itu terdiam sebelum memutar tumit dan menatap punggung Harry nanar
Ia berlari menuju kamarnya dan melompat keatas kasur memandang langit-langit kamar, menangis sejadi-jadinya
"Mom.. aku merindukanmu.. hari ini dad pulang larut malam dan mabuk lagi, aku takut mom.. terlebih dia menjadi semakin kasar disetiap harinya.. a-aku tidak mengerti kenapa dia selalu bertindak kasar padaku? Apa salahku padanya mom? Apa dia tidak menyayangiku? Aku ingin merasakan kasih sayangnya. Aku ingin disayangi oleh daddy. Tapi itu mustahil, menatapku saja dia enggan. Kenapa mom..? Kenapa kau pergi..? Bisakah aku ikut denganmu saja? Tuhan.. bisakah jemput aku? Aku ingin tinggal dengan mom disurgamu.." ucap Alesia dengan isak tangisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]