Harry menghampiriku sembari memasang jas kantornya, aku yang mengerti maksudnya.. pun membantu membenarkan pakaiannya agar terlihat makin rapi
Setelah itu kedua tanganku mengusap dada bidangnya yang ditutupi kain kemeja berwarna merah gelap, tiga kancing teratasnya yang sengaja dibuka membuatku bisa melihat tatto-tatto disana dengan jelas
"Hey, kenapa sayang?" aku mendongak saat Harry meraih daguku menggunakan jari tangan kanannya, aku menggeleng pelan
Kami bertatapan cukup lama sebelum Harry berlutut dihadapanku guna menyamakan tingginya dengan permukaan perutku, ia menciuminya beberapa kali setelah itu tanganya melingkar dipinggulku. Harry memelukku dengan posisi yang tak berubah sama sekali
Aku paham kenapa ia melakukan itu, karena hari ini Harry harus berangkat menuju Washington DC untuk menemui salah satu koleganya. Ada rasa berat hati untuk melepaskannya, maksudku.. ini pertama kalinya Harry meninggalkan ku sendirian untuk perjalanan bisnis selama kehamilanku. Sejak kemarin kami sudah banyak membicarakan masalah ini, mulai dari target hari ia akan pulang sampai perintahnya untuk menyuruhku menginap dirumah Greg dan mom selama ia berpergian, tapi aku langsung menolaknya dan Harry menerima penolakan ku. Ya.. kupikir sejak aku mengandung calon bayi kami.. Harry menjadi lebih bijak dan tak pernah egois seperti dulu
"Cepatlah pulang" bisikku saat Harry telah kembali berdiri tegap
Harry mengulas senyuman manisnya yang selalu berhasil membuat hatiku menghangat
"Kemari"
Aku sudah berada didalam pelukan hangat Harry, salah satu tangannya mengusap punggungku dan terkadang mengelus rambutku penuh kasih sayang. Menyalurkan kesan nyaman dan terjaga dalam waktu yang bersamaan"Berjanjilah untuk pulang padaku" lirihku menyembunyikan wajahku diantara dada bidangnya, menghirup aroma mint alami dari tubuh pria ini
Harry mengecup puncak kepalaku
"Pasti, sayang. Jangan cemas"Harry melepaskan pelukan kami membuatku merasa kehilangan, ia masih menggenggam kedua tangan ku dan mencium mereka singkat secara bergantian, manis sekali
Mendaratkan satu kecupan dibibirku dan berkata
"I love you""Aku akan menjawabnya setelah kau kembali"
***
Author POV
Waktu berputar begitu cepat, ini setelah dua hari Alisa menunggu kepulangan sosok yang sangat ia rindukan. Walau Harry selalu menelfonnya hampir disetiap waktu.. Alisa tetap tidak bisa membohongi dirinya sendiri, ia rindu pada Harry dan menginginkan pria itu cepat pulang
Malam ini hujan deras membasahi kota New York diiringi kilat dan suara petir yang menyambar saling bersahutan. Cuaca yang jauh dari kata bersahabat
Wanita itu duduk diatas sofa ruang tamu ditemani secangkir coklat hangat, sesekali ia meraih ponselnya yang terletak diatas meja hanya guna memastikan bahwa suaminya telah menelfon untuk hari ini
"Where are you, Harry?" Gumamnya gelisah, masih fokus pada benda pipih berwarna gold digenggaman tangannya
Bagaimana Alisa tidak kalut, saat Harry tidak menghubunginya sama sekali.. padahal kemarin-kemarin komunikasi mereka via telfon ataupun skype sangat lancar. Ia sudah beberapa kali mencoba menelfon Harry tapi pria itu tak kunjung mengangkat telfonnya, Alisa juga sudah mencoba mengirim pesan namun tak ada respon juga. Dan terakhir kali Alisa menelfon Harry.. ponselnya benar-benar tidak aktif
Alisa menghela nafas sembari mengelus permukaan perutnya. Ia tersenyum hangat
"kalian pasti sangat merindukan daddy"***
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]