Don't think that I can explain it
What can I say, it's complicated
No matter what you say
Don't matter what you do
I only wanna do bad things to you..
-Bad Things.Sejak hari dimana aku mengetahui kebenaran jika Harry berbohong mengenai penyakitnya kami saling tidak bicara satu sama lain. Bahkan aku enggan untuk sekedar memandang wajahnya, ini sudah berjalan dua hari setelah kejadian itu
Sejujurnya aku tidak sepenuhnya marah, aku hanya kecewa karna ia membohongiku. Aku juga kecewa pada Greg dan mom yang ikut-ikutan membantu Harry melancarkan aksi kebohongannya terhadapku. Apa mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan ku?
Aku menuruni anak tangga dan pandangan ku jatuh pada pria yang sedang meminum wine dari sebuah botol. Harry.
Terdiam sejenak hingga sebuah ide terlintas diotakku
Aku kembali menuju kamar kami dan melihat jam digital yang menunjukkan pukul 8 malam lewat 12 menit. Pun aku bergegas mengganti semua pakaianku. Hanya dengan tanktop merah maroon kemudian jaket dan celana jeans panjang, mempoleskan makeup natural diwajahku kemudian memasang sepatu model boots milikku
Setelah mengemasi ponsel dan dompet kedalam tas, aku mulai berjalan keluar dari kamar. Dan tentu saja aku harus melewati ruang tengah dimana terdapat Harry disana
"Kau mau kemana?"
Aku menghela nafas
"Aku ingin keluar sebentar"Harry mulai bangkit dan berjalan menghampiriku, matanya sedikit memerah dan bau alkohol menyeruak di indra-penciumanku
"Aku tau. Tapi kemana?"
Aku berdecak kesal
"Dan itu bukan urusanmu"Aku bersumpah jika aku tidak bermaksud bilang begitu padanya, tapi ku rasa aku telah memancing amarah Harry
"Apa perlu ku ingatkan kembali padamu tentang status kita?" Tanya Harry serius, mulai maju memperkecil jarak diantara kami
"Jika aku bilang tidak. Maka itu perintah untukmu, aku ini suami mu--"
"Aku tau, Harry! Kau tidak perlu mengingatkanku karna aku tidak bodoh! Kau selalu melarang ku pergi kemanapun yang ku suka, kau selalu membatasiku hanya karna takut reputasimu tercoreng jika suatu saat aku melakukan kesalahan! Kau selalu mengekang ku sementara kau!? Siapa yang perduli?! Aku muak! Ini sudah dua tahun lamanya aku patuh padamu dengan harapan jika nantinya kau memberiku kebebasan melakukan apapun yang ku mau. Tapi nyatanya tidak! Kau hanya perduli dengan karirmu! Hartamu! Kau tidak perduli padaku!"
Dan aku sama sekali tidak percaya karna telah membentak Harry dan menyampaikan apa yang selama ini aku pendam dan ku sembunyikan darinya, Harry menatapku tajam seakan menerka sesuatu, bibirnya membentuk garis lurus yang tegas. Datar
Aku mengatur nafasku yang masih memburu
"Kau memang memberikan segala kemewahan padaku, tapi bukan itu yang ku inginkan. Aku hanya butuh kebebasan dan.. cinta"***
Author POV
Prak!
Vas bunga itu pecah berhamburan dilantai karna Harry sengaja melemparkannya, ia terduduk disofa yang ada pada ruang kerjanya dirumah itu
Sudah kesekian kalinya ia mencoba menghubungi ponsel Alisa setelah wanita itu pergi tanpa ditemani supir sejak satu jam yang lalu, ia tidak bilang pada Harry tempat apa yang ingin ia datangi. Wajar saja, mereka sempat terlibat cekcok singkat tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]