New York, USA
Terkadang waktu bisa berputar begitu cepat tanpa kita sadari. Satu bulan telah berlalu, tepat pada hari ini Harry dan Kenny resmi terikat dalam tali pernikahan. Kenny terlihat sangat cantik dengan gaun putihnya sementara Harry sendiri masih selalu terlihat tampan sekaligus menawan dibalut tuxedo berwarna silver itu
Mereka melangsungkan pemberkatan disalah satu gereja New York, mengundang rekan serta kerabat terdekat yang bersuka cita turut hadir berbagi kebahagiaan. Keluarga Davis pun hadir dalam pernikahan tersebut.
"Congrats, dad" ucap Jack yang turut datang bersama saudari kembarnya
"Thanks, Kids." Harry tersenyum kemudian memeluk singkat Jessi dan Jack bersamaan"Senang bisa menjadi salah satu bridesmaids mu, Ken" ujar Jessica menyalami Kenny, ibu tirinya. Membuat wanita dengan gaun panjang putih itu mengulas senyum manis
"Terimakasih, sayang"Sejauh ini acara berjalan dengan lancar tanpa hambatan sesuai rencana. Harry masih setia melingkarkan tangan kanannya dipinggul ramping Kenny. Mereka menyambut tamu yang memberikan ucapan selamat dengan ramah
Namun kedatangan seorang wanita yang baru saja memasuki pintu gereja mampu membolak-balikan perasaan Harry. Ia terpaku kesana
Wanita cantik dengan rambut brunette tergerai, mengenakan gaun panjang berwarna merah maroon. Ditemani seorang pria berprawakan tinggi yang menggandeng tangannya
"Aku pikir mom tidak jadi datang" ucap Jessi yang menghampiri Alisa dan memeluknya singkat
***
Harry POV
Angin berhembus cukup kencang, bahkan matahari sudah hampir ditelan malam. Aku masih bersender pada mobilku yang terparkir didermaga sunyi ini. Menikmati pemandangan laut lepas beserta ombaknya, tidak bukan hanya itu
Wanita dengan gaun merahnya itu pun juga turut menjadi objek favorite ku sekarang, Alisa berdiri membelakangiku. Sudah hampir lima belas menit kami menghabiskan waktu berdiam diri sendiri. Ya.. setelah acara pernikahan ku dan Kenny usai aku langsung pergi dari sana, membawa Alisa secara paksa
Ya. Aku egois.
"Antarkan aku pulang, kumohon" ujarnya sudah berbalik menghadapku
"Kau sudah berjanji Haz, seharusnya kau dirumah bersama Kenny. Bukan malah kabur dan membawaku seperti ini, Noah pasti mencariku" lanjut Alisa dengan suara parau, ia menatapku dengan raut wajah lelah
"Rumah? Kau rumahku"
"Lupakan itu brengsek! Sudah kukatakan untuk melupakan ku! Tapi kenapa kau masih saja mengusikku!" Teriak Alisa dengan mata yang berkaca-kaca
"Tidak semudah itu Al.." *ps; tidak semudah itu ya ferguso☺*
"Pergi dari hidupku!"
"Dan aku tidak bisa." Jelasku tanpa sadar menggeram
Alisa berdecak, air mata telah merusak riasannya hingga mengotori wajah cantiknya. Fuck! Aku benci melihat ia menangis seperti ini
"Kenapa..???" Tanyanya melembut, aku menghela nafas panjang dan meraih kedua tangannya, dingin. Dia pasti kedinginan
Kini aku beralih mengusap air mata dipipinya
"Karna aku mencintaimu" entah sudah berapa kali aku menyatakan ini. Sebut aku brengsek karena masih mencintai mantan istriku disaat aku telah resmi menikah dengan wanita lain, tapi setidaknya aku bersikap apa adanya. Aku masih mencintai mantan istriku, ibu dari anak-anakku."Kalau begitu biarkan aku bahagia dengan pria lain, a-aku sudah menemukan pria lain--"
"Noah? Bukankah dia hanya seorang dokter yang sekarang menjadi sahabatmu hm?" Potongku menatap matanya yang terlihat kaget dengan ucapanku
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]