Hamparan rumput yang luas memenuhi penglihatan ku, angin berhembus sejuk dan sepertinya mentari tidak bersinar terlalu terik akibat tertutup awan mendung
Kakiku yang tak mengenakan alas melangkah menyusuri tempat asing ini hingga suara seseorang mencuri perhatian ku
"Mommy.."
Aku berbalik dan mendapati seorang bocah laki-laki lengkap dengan stelan pakaian serba putih bersinar, ia berdiri dengan jarak sekitar 2 meter dariku. Wajahnya tidak asing bagiku
"Mom.." bibir kecilnya membentuk formasi senyuman yang sangat menggemaskan
"Mom?" Tanyaku pelan, ia mengangguk
"Who are you?"
Anak laki-laki itu melangkah maju hingga aku seolah membeku saat tangan mungilnya melingkar diperutku, ia memelukku erat
"Aku malaikat kecilmu dan daddy yang tidak sempat lahir ke dunia"
Hatiku mencelos, kedua tanganku bergerak membalas pelukannya mengelus rambut coklatnya yang sedikit keriting. Ntah kenapa aku mempercayainya. Meskipun ini sangat aneh dan tak masuk akal bagiku
Ia melepaskan pelukan ini dan menatapku dengan mata hijau zamrud yang sangat mirip persis dengan iris milik Harry
"Aku harus pergi mom""Kemana?"
"Heaven."
Aku membuka mata begitu merasakan seseorang mengeratkan pelukan pada pinggulku. Suara dengkuran halus yang menenangkan membuatku berbalik kearahnya yang setia memelukku dari belakang, bersamaan dengan ia yang mulai terbangun dan menatapku sayup-sayup
"Morning.. wife" sapanya dengan suara parau khas bangun tidur
Aku tersenyum tipis sembari mengelus rambut ikalnya yang mulai memanjang
"Morning too.. husband"Harry ikut mengulas senyuman manis sebelum kembali memejamkan matanya namun tidak sama sekali melonggarkan pelukan hangatnya
"Bagaimana mimpimu semalam?" Tanya Harry dengan mata terpejam
"Sedikit aneh"
Harry kembali membuka matanya dengan pandangan seolah mengatakan ada apa?
"Aku bertemu dengan seorang anak laki-laki, ia terlihat seperti bocah berumur 5 tahun? Entahlah.."
"...dia sangat manis dan tampan, ia memiliki rambut ikal berwarna coklat dan bola mata berwarna hijau sepertimu, bibir pinknya.. ia sangat mirip denganmu Haz.. tapi ku rasa ia tidak memiliki lesung pipi..."Aku diam sejenak aku melihat raut wajah heran Harry, ia membasahi bibirnya dan memiringkan kepalanya
"Sayang.."Harry mulai mengubah posisinya menjadi duduk sama halnya dengan ku
"Anak itu bilang jika ia adalah anak kita yang tidak sempat lahir, Haz. Maksudku--" ucapanku terjeda karna aku mengusap wajahku dan mengerang frustasi
"--aku tidak tau bagaimana harus menjelaskannya" lenguhku, Harry menarik tanganku menyingkir dari wajahku
Matanya menatapku santai, dengan senyum kecil dibibirnya
"Aku mengerti, sayang"Detik selanjutnya aku sudah berada didalam dekapan Harry, ia membelai rambutku penuh kasih sayang selama aku bersender pada dada bidangnya dan kami hening untuk beberapa saat
Harry mengecup kening ku
"Kau... terlalu merindukannya?""Dia punya senyum manis sepertimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]