Pria itu duduk tertegun diatas kursi singgasana kantornya, sorot mata hijau zamrud itu menatap tajam seperti elang. Ia melihat lurus kedepan dengan pikiran kosong
Rambut ikalnya yang mulai memanjang terlihat berantakan dan rambut-rambut halus disekitar rahangnya dibiarkan begitu saja
Harry menghela nafas kasar sebelum mengusap wajahnya frustasi. Tangan kanannya meraih botol wine itu dan menenggaknya tak sampai tandas
"Fuck! Fuck! Fuck!" Umpat Harry kemudian melempar botol tersebut ke tembok hingga pecah berhamburan dilantai
Emosi menguasainya sekarang. Ia baru saja mengetahui kebenaran. Kebenaran bahwa Alesia bukanlah anak biologisnya. DNA Harry dan Alesia berbeda, semua terungkap setelah Harry diam-diam mengambil helai rambut Alesia dan membawanya kerumah sakit. Sebenarnya meski ia membenci Alesia, Harry tidak pernah meragukan fakta tentang Alesia yang merupakan putri kandungnya. Karena ia tau jika Lily tidak akan menipunya, tapi itulah Harry.. ia terlalu buta oleh perasaannya sendiri
Harry tidak menyukai seorang pendusta, dan Lily. Wanita yang membohonginya dengan mengatakan bahwa anak yang dikandungnya 15 tahun silam adalah darah daging Harry ternyata hanya berdusta. Itu tidak benar
Aku menyesal, aku meninggalkan kau demi dia. Sekarang lihat apa yang ku dapatkan? Ternyata dia penipu.. dia licik.. dan aku sangat sangat menyesal karena menukar seorang jalang brengsek dengan salah satu tentara Tuhan yang cantik sepertimu, seharusnya aku sadar jika aku hanya mencintai mu, Alisa. Aku hanya jatuh dalam pesona srigala berbulu domba sialan itu. Dan kini aku sadar.. seekor domba tidak akan bisa menggantikan sosok seorang bidadari tanpa sayap. -Harry
***
Alisa POV
Memasuki bulan desember, pertanda musim dingin telah tiba. Rintik salju pun mulai turun dijalanan New York, menghitung hari sebelum natal dan tahun baru
Memarkirkan mobil bmw i8 ku didepan cafe milikku dan masuk kedalam, sudah ada lumayan banyak pengunjung siang ini. Kebanyakan dari mereka pasti ingin menghangatkan diri dengan secangkir cappucino atau yang lainnya. Mengingat udara dingin diluar sana
"Good day Ms.Malik" sapa Jean saat berpapasan dengan ku, ia salah satu pekerja disini
"Good day Jean" aku tersenyum padanya sebelum membuka pintu ruang kerjaku, ruangan dengan papan bertuliskan manager menempel pada pintunya
Baru saja meletakan tas ku diatas meja ponselku berbunyi pertanda ada panggilan masuk, tertera nama Jack disana. Senyumku mengembang
"Bonjour..." ucapku dengan aksen khas Prancis, kudengar suara tawa kencang Jack dan Jessi diujung telfon sana
"Hey.. kenapa kalian tertawa, twins?"
"Tidak mom, kami terkejut saat mendengar aksen Prancis. Kami kira Jack salah sambung" ucap Jessi sedang mencoba meredakan tawanya, aku ikut terkekeh
"Okay. Ada apa sayang? Kenapa kalian menelfon mom?"
"Apa mom sudah sampai dicafe? Kami mau kesana" jelas Jack
"Tentu sayang. Kalian bisa kesini, mom sudah sudah sampai sejak tadi"
***
Author POV
Harry bergegas memasuki tempat itu tentunya dengan amarah yang menggebu, matanya menyapu kesekeliling tempat hingga pandangannya jatuh pada seorang gadis cantik berambut coklat gelap sedang duduk melamun dibangku yang berada disamping jendela, tanpa pikir panjang ia menghampiri gadis tersebut dan menarik tangannya kasar
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]