Takasugi menunggu yang lainnya di parkiran, di sampingnya ada Yamazaki yang terus berkoar-koar tentang dirinya sendiri dan segala keinginannya. Takasugi mencoba bertahan untuk tidak berkomentar yang tidak mengenakan hati selama mungkin hingga datang Mitsuba menghampiri mereka."Kak Zaki kenapa di sini?" Sapa Mitsuba. Rada kesal.
"Menemani dia menunggu kalian." Jawab Yamazaki.
"Sekarang Mitsuba sudah di sini, jadi kakak boleh pergi." Kata Mitsuba sopan, Takasugi mengangguk setuju.
"Tidak mau." Tolak Yamazaki.
"Astaga ... telingaku akan segera panas." Komentar Mitsuba setengah berteriak, Yamazaki tidak menyadari kalimat sindiran tersebut. Jadi dia tetap bertahan di tempatnya.
Menit berikutnya Sougo dan Nobume datang bersamaan.
"Kak Kagura mana?" Tanya Mitsuba.
"Dia membantu Tsukuyo-sensei menulis beberapa puisi untuk mading." Jelas Sougo.
"Keren." Komentar Takasugi. "Dia biasa melakukannya?"
"Hmm. Dia itu calon sastrawan, lho. Otak kanannya berfungsi dengan baik."
"Sementara otak kirinya mati total." Tambah Nobume, Sougo dan Mitsuba serentak tertawa.
"Ayo pulang." Ajak Sougo.
"Kalau begitu aku akan menunggu Kagura dan mengantarnya pulang." Yamazaki mengajukan diri, semua orang menatapnya secara bersamaan.
"Kalian berdua memang cocok." Kata Sougo, Mitsuba menahan tawa.
"Kak Yamazaki menyukai kak Kagura." Bisik Mitsuba kepada Takasugi dan Nobume. Keduanya mengangguk pelan. Mereka kemudian keluar dari halaman parkir lalu pulang, sementara Yamazaki menunggu Kagura di depan ruang guru. Di dalam ruang guru, Kagura sedang fokus menulis puisi tentang kondisi sekolah mereka secara garis besar dan, guru sastra mereka--Tsukuyo memberinya pengarahan.
***
"Aku tidak mengira akan sangat lama." Gumam Kagura ketika dia sudah ada di depan rumahnya. "Terimakasih, kak Zaki. Memang tidak seru kalau pulang sendirian."
"Benar. Nanti sore aku main ke sini ya."
"Baiklah."
"Dah. Hari ini kau sangat cantik, Kagura-chan."
"Hah!?" Kagura menatap punggung Yamazaki dengan kesal. Dia melirik Mitsuba di teras rumahnya, sedang menertawakannya. "Sougo ke mana?" Tanya Kagura kemudian.
"Bagaimana kakak tahu dia tidak di sini?"
"Sandalnya tidak ada."
"Detail sekali−seperti kak Yazi. Hahahaha. Kalian semakin mirip saja."
"Tidak lucu." Kagura memasuki rumahnya dengan parasaan setengah kesal. Siang ini lumayan panas. Ke mana Sougo pergi di hari sepanas ini? Batin Kagura.
Kagura membuka jendela kamarnya lebar-lebar, kamarnya Sougo berhadapan dengan kamarnya. Kamar mereka ada di lantai dua. Saat ini, jendela kamarnya Sougo pun terbuka lebar.
"Tidak ada siapa pun," gumamnya. Kagura keluar dan duduk di teras depan lantai dua-yang berhadapan dengan jalan raya dan rumah tetangga baru mereka untuk mendapatkan udara segar. Ketika melihat rumah tetangga baru mereka, ada perasaan aneh yang muncul. Sekarang, sudah tidak kosong lagi. Ada Nobume dan Takasugi di sana.
Menit berikutnya, mata Kagura terbuka lebar. Ada sedikit keterkejutan. Sougo keluar dari dalam rumah itu−bersama Nobume.
Sougo tertawa.
Sougo memang ramah, tapi tidak sering terlihat seperti itu. Saat ini, bersama Nobume, dia tertawa lepas, sangat tulus. Apa yang terjadi selama dia tidak ada? Mereka berdua sangat akrab−seakrab dirinya dengan Sougo.
Perasaan sedikit iri dan menolak keberadaan Nobume tiba-tiba hadir di dalam dirinya. Apa-apaan? Tidak pernah ada yang seakrab itu dengan Sougo selain dirinya-bahkan di sekolah. Kagura menyadarinya seketika, kini, dalam hidup mereka telah hadir dua orang yang dalam sekejap menarik perhatian Sougo darinya. Rasanya dia tidak terlalu menyukai itu, tapi ada sesuatu yang lain pula yang membuatnya begitu bersemangat dengan kehadiran mereka. Sesuatu yang sederhana, dua orang yang mungkin bisa mengisi kekosongan sisi lain di hatinya−mungkin.
Sougo melihatnya dan melambaikan tangan padanya, Kagura berpaling dan berlari masuk ke dalam kamar, dia mengunci pintu kamarnya. "Kenapa?" Tanyanya pada diri sendiri, "Kenapa aku menghindar?" Kagura kembali membuka pintu dan Sougo sudah tidak di sana, dia hanya melihat Nobume yang berdiri di depan pintu rumahnya sambil menatap tajam kearahnya.
Kagura kembali masuk ke dalam rumahnya, tidak mampu membalas tatapannya Nobume yang luar biasa tajamnya.
Sougo terburu-buru memasuki kamarnya, dia melompat keluar jendela dan berjalan di atas loteng, lalu sedikit melompat dan berada di loteng kamarnya Kagura, dia berpegangan pada jendela yang terbuka dan masuk ke dalam kamar. Kagura sedang berdiri menyandar di pintu kamarnya yang menuju teras, sambil tertunduk. "Kagura, aku ingin bercerita sesuatu padamu." Kata Sougo menggebu-gebu.
"Apa itu?" Tanya Kagura lesu, dia menatap Sougo tidak bergairah.
"Nobume ternyata sangat menyenangkan."
"Jadi?" Tanya Kagura sinis.
"Kenapa tanggapanmu begitu?"
"Tidak apa-apa. Mana lebih menyenangkan denganku?"
"Nobume."
"Apa-apaan itu?"
"Masalahnya, kau tidak menyenangkan, tapi membuat stres." Canda Sougo.
"PULANG SANA!" Teriak Kagura kesal.
"Dah." Sougo melompat keluar jendela dengan cekatan, kurang dari satu menit dia telah berada di kamarnya. "Kagura, aku mengajak Takasugi dan Nobume pergi memancing ke kanal nanti sore, kau ikut ya."
"Yamazaki mengatakan akan main ke rumah."
"Di ajak saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)
FanfictionSougo dan Kagura sangat dekat--sebagai teman dan tetangga. Zona nyaman mereka berdua kemudian diusik dengan kehadiran tetangga baru mereka, Nobume dan Takasugi. Tiba-tiba saja, Kagura seperti tersisih sebagai orang yang selalu menemani Sougo, digan...