Gambar:
(https://www.deviantart.com/tag/kagurayato?offset=72)Kota itu kecil, tapi ketika merayakan sesuatu, penduduknya tidak pernah setengah-setengah. Mereka total dalam hal itu, mengerahkan semuanya dalam perencanaan dan pelaksanaan, sehingga siapapun yang ikut berpartisipasi, merasa puas dan bahagia. Festival malam itu sanga meriah, tempat yang dipilih oleh panitia berada di area kosong di kaki bukit yang disekitar situ terdapat sungai, yang tempat itu semulanya sepi dan kosong—kini diisi oleh stand-stand panitia serta pedang. Bukan hanya menjual makanan ataupun mainan, tapi mereka menawarkan beragam hal di dalamnya, termasuk permainan-permainan tradisional. Masyarakat menghadiri festival dengan beragam pakaian, ada yang memakai kaos saja, ada yang sangat formal—seperti kemeja beserta dasinya, ada yang memakai kostum—mulai dari kostum superhero ataupun kostum dalam anime-anime, tapi kebanyakan dari mereka memakai pakaian tradisional. Seperti Kagura, yang memilih memakai yukata.
Mereka—Gintoki dan rombongannya membuka tikar besar yang tempatnya sedikit jauh dari keramaian. Meletakkan barang-barang mereka di sana, meninggalkan Koundo dan kedua orang tuanya Takasugi untuk menjaga tempat dan barang-barang mereka. Para orang tua itu, tentu saja menikmatinya. Hanya melihat pemandangan dari jauh, lagi pula, di tempat mereka duduk, mereka bisa menyaksikan pentas seni tradisional yang panggungnya dibangung diarea yang sedikit terpisah dari stand-stand. Gintoki, Takasugi, Kamui dan Sinpachi—Zamayaki tidak datang—mengikuti kemana Kagura beserta dua temannya pergi, mereka seolah berperan sebagai penjaga di sini. Meskipun sebenarnya para gadis itu tidak terlalu membutuhkannya, karena sebenarnya mereka jauh lebih lihai dari pada para 'penjaganya'.
Souyo berhenti di sebuah stand yang bertuliskan "Lihat masa depanmu!".
"Apa kalian ingin mencobanya?" Tanya Souyo bersemangat. Serentak semuanya menjawab, "Tidak."
Souyo sedikit kecewa, padahal dia sudah sangat bersemangat. Kenapa tidak ada seorangpun yang tertarik untuk mengetahui masa depan?
"Kau bisa melakukannya sendiri." Kata Kagura. "Kami akan menemanimu. Benar, kan?" Kagura meminta persetujuan yang lainnya. Otae mengangguk, tapi empat laki-laki yang mengikutinya pura-pura tidak dengar dan membuang muka.
Otae tersenyum pelan dan menatap keempatnya. "Bagaimana kalau kalian meninggalkan kami saja? Karena aku baru saja mendapatkan ramalan, jika kalian terus mengikuti kami, nasib buruk akan menimpa kalian."
Keempatnya memperhatikan raut wajahnya Otae, itu adalah tatapan seorang pembunuh. Kemudian mereka memilih pergi, menikmati festival dengan cara laki-laki menikmati festival.Souyo duduk di depan peramal yang memakai topeng tersebut, Souyo kemudian memilih beberapa kartu, kemudian mendapatkan ramalannya. Katanya, Souyo sedang di sukai oleh seorang laki-laki—kakak kelasnya, yang saat ini sedang mulai melakukan pendekatan kepadanya. Sebentar lagi, laki-laki itu akan menyatakan perasaannya.
Setelah selesai dengan Souyo, si peramal tersebut menatap Kagura yang sama sekali tidak tertarik terhadapnya, kemudian mengatakan, "Sebentar lagi kau akan bertemu dengan orang yang selama ini kau rindukan. Orang yang selama ini sangat mencintaimu. Malam ini di festival ini."
Souyo dan Otae menatap Kagura curiga, Kagura tidak pernah menceritakan apa-apa tentang pujaan hati dan sebagainya. Kagura tertawa pelan, "Aku... tidak punya orang yang seperti itu Apa lagi yang sangat mencintaiku. Jangan percaya dia, dia tampak seperti pembohong."
"Aku mempercayainya." Kata Souyo. "Dia meramalku, dan kupikir itu benar."
"Ramalanku sangat akurat." Kata peramal tersebut.
Kagura tertawa terbahak-bahak.
"Aku bahkan tahu nama kalian bertiga." Kata peramal itu lagi. Kagura, Otae dan Souyo menatap peralal tersebut dengan teliti. "Nona yang ini Souyo." Dia menunjuk Souyo.
"Oh. Dia benar-benar tahu." Kata Souyo girang.
"Nama anda Otae. Dan yang sangat manis ini... Kagura. Kagura Yato!"
Ketiganya saling menatap dan tersenyum. "Lalu siapa nama pujaan hatinya? Yang sebentar lagi akan dia temui?" Tanya Otae dan Souyo bersamaan.
"Huh. Aku masih tidak mempercayainya." Kata Kagura dan mulai melangkah meninggalkan tempat itu.
"Namanya adalah..." Peramal tersebut berteriak, Kagura berhenti, penasaran juga.
"YAMAZAKI!"
PAK! Dengan kecepatan kilat, Otae melepas topeng si peramal, dan wajah culun si Yamazaki kelihatan. Otae menarik rambutnya Yamazaki dan membanting kepalanya di atas meja. Hanya dalam sekali bantingan, Yamazaki telah pingsan. Ketiganya meninggalkan stand si peramal dengan perasaan kesal.***
Bus pariwisata yang membawa Sougo dan yang lainnya tiba di area parker festival. Semuanya turun dan berhamburan, mereka akan berkumpul kembali setelah festival selesai. Mitsuba menarik tangan kakaknya, berjalan memasuki keramaian. Mitsuba setengah berlari. Matanya dengan teliti melihat ke sana ke mari.
"Sedang apa?" Tanya Sougo.
"Mencari ayah. Aku yakin dia ada di sini."
"Bukankah lebih efektiv jika terlebih dulu menemukan mobilnya? Maka kita akan tahu dia benar-benar ada atau tidak."
Mitsuba berhenti, berbalik menatap kakaknya dan tersenyum. Mereka berdua berlari kembali ke area parkir, mencari mobil yang biasa dikendari oleh ayahnya dan Gintoki. Di area parkir, mereka memang melihat mobil ayahnya, lalu mendekat. Disamping mobil, ada Sinpachi yang baru saja selesai mengambil dari dalam mobil. Sougo dan Mitsuba menatap Sinpachi senang. Sinpachi menatap keduanya dengan sedikit takjub.
"Kalian berdua... kenapa bisa di sini?" Tanya Sinpachi.
"Kami baru saja sampai, sekolah menyinggahkan kami di sini. Tentu saja, tidak semua dari kami." Jawab Mitsuba.
"Apa ayahku datang?"
"Ya. Dengan yang lainnya."
"Yang lainnya?" Tanya keduanya serentak.
"Tetangga-tetanggamu juga ikut. Termasuk Souyo dan Otae."
"Mereka berdua juga? Kenapa bisa ikut rombongan ayahku? Dan juga, kenapa kakak juga bisa di sini?" Tanya Mitsuba heran. Sougo menyimak.
"Soalnya Kagura sudah pulang." Jawab Sinpachi spontan. Sougo dan Mitsuba diam seribu bahasa, terkejut, senang, dan banyak emosi lainnya yang sulit diartikan.
"Di mana?" Tanya Mitsuba kemudian. "Kak Kagura di mana?"
"Tidak tahu. Tapi kalau kalian mencari ayah kalian, ada di sana." Sinpachi menunjuk kearah timur. "Mereka ada di dekat—" Sinpachi belum menyelesaikan kalimatnya, Sougo sudah berlari memasuki kerumunan. Sinpachi dan Mitsuba menatap punggung Sougo tanpa mengatakan apapun. Keduanya paham, siapa yang saat ini paling ingin Sougo temui.***
Aku tiba-tiba kepikiran, bagaimana kalau mereka di pertemukan dalam lima chapter berikutnya saja? 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)
FanfictionSougo dan Kagura sangat dekat--sebagai teman dan tetangga. Zona nyaman mereka berdua kemudian diusik dengan kehadiran tetangga baru mereka, Nobume dan Takasugi. Tiba-tiba saja, Kagura seperti tersisih sebagai orang yang selalu menemani Sougo, digan...