Susahnya, "Menyatakan Cinta" - bag. 2

201 33 1
                                    

Mereka menyalakan api unggun di halaman villa, juga mengadakan pesta barbekyu. Tapi hanya para orang tua yang menghadirinya. Sementara itu, Sougo, Takasugi, Nobume dan Kagura telah melarikan diri ke pantai, membakar kembang api di sana. Mitsuba tertinggal, menunggu dagingnya matang—untuk dibawa ke pantai dan dimakan bersama yang lainnya.


Mereka duduk berderet di pantai, Sougo di ujung—begitu pula dengan Kagura. Di tengah mereka, ada Takasugi dan Nobume, di sebelahnya Sougo. Awalnya semua akan ikut pesta barbekyu, tapi Sougo punya rencana lain. Dia harus mengungkapkan perasaannya kepada Kagura. Dia pun mengaja Kagura untuk pergi, berdua saja, tapi didengar oleh Mitsuba yang kadang-kadang tidak peka—kemudian berteriak untuk ikut. Nobume dan Takasugi pun tidak mau ketinggalan.

Sekarang, jangankan menyatakan cinta, duduk pun tidak bisa berdampingan. Bukan hanya itu yang membuat kesal, kenapa Kagura dan Takasugi sangat dekat? Mereka seolah-olah seperti menempel.


Mitsuba datang menghampiri mereka, dengan sepiring besar daging sapi panggang dan sebotol minuman soda—serta gelas plastik. Mitsuba meletakannya begitu saja di atas pasir. Mereka berempat reflek mengganti posisinya, melingkari makanan yang baru datang. Sougo melihat kesempatan di situ, lalu melompat dengan sigap menyingkirkan Takasugi yang hendak duduk lagi di samping Kagura. Semua orang menatapnya.


"Aku... sangat lapar dan tidak sabaran." Kata Sougo, sambil tersenyum penuh kemenangan. Mereka semua duduk, makan dan mengabaikan kegilaannya Sougo. Sementara Sougo sibuk dengan pikirannya sendiri. Bagaimana cara membawa Kagura pergi dan memisahkan diri dengan yang lainnya?


Tapi sebelum itu, dia harus memulainya dengan sesuatu yang lain—memberi sentuhan kecil pada Kagura.


Ketika yang lainnya sedang sibuk menikmati makanannya, ketika Kagura sedang lengah, dia pelan-pelan menyentuh tangannya Kagura dan memasukkannya ke dalam kantong bajunya.Seperti tersengat listrik, Kagura terkejut dan membatu. Tidak bisa mengunyah makanannya, tidak bisa menatap Sougo, hanya membatu.


"Gila. Gila. Gila. Gila. Gila." Gumam Kagura dalam hati.


"Apa aku terlalu terburu-buru?" Pikir Sougo. Tapi, tetap tidak melepaskannya dan memakan makanannya seolah tidak terjadi apa-apa. Dia juga menyuruh Kagura untuk tambah, tanpa memikirkan parasaan Kagura sama sekali. Bahwa gadis itu hampir meledakkarena deg degan.


Satu-satunya yang sadar apa yang sedang terjadi antara Kagura dan Sougo saat itu adalah Nobume, karena dia duduk tepat di depan mereka. Tapi tidak mengatakan apa-apa, karena sudah tidak peduli. Sougo, hanya masa lalu. Kagura, sekarang sudah menjadi teman.


                                             ***

Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang