Bagian Enam

267 61 3
                                    

"Wah! Aku sudah lama tidak memancing." Kata Yamazaki riang. Mereka semua berkumpul di jalan setapak depan rumah, menunggu Nobume yang keluar belakangan. "Kagura-chan, kita nanti harus terpisah dari yang lain, ya." Ajak Yamazaki.

"Kenapa tidak kakak saja yang sendirian!" Jawab Kagura ketus.

"Kejam."

"Maaf menunggu lama." Sapa Nobume ketika dia keluar dari pagar rumahnya. Nobume berpakaian sangat rapi, serentak Kagura dan Mitsuba menertawakannya. Nobume menatap mereka berdua dengan tajam dan mereka spontan diam.

"Ayo berangkat." Ajak Sougo. Mereka kemudian menelusuri jalan setapak menuju laut. Sougo berjalan berdampingan dengan Nobume, sementara Takasugi bersama Mitsuba dan Kagura yang terus mendengarkan ocehannya Yamazaki.

"Ngomong-ngomong, semuanya serasi, ya?" Kata Yamazaki.

"Kecuali kita berdua." Jawab Kagura sinis. Yamazaki hanya tersenyum.

Dia hanya sesekali melirik Kagura yang berjalan disampingnya tanpa mengatakan apa pun. Sementara Kagura hanya menunduk melihat jalanan dibawahnya.

"Musim kemarau tahun ini panjang juga ..." Gumam Kagura.

"Ya. Seperti ... perasaanku padamu." Kata Yamazaki riang. Kagura mendesah pelan. Rasanya dia mau muntah.

"Perasaan, kah? Sebenarnya aku merindukan ayahku, ibuku ..."

"Kenapa tiba-tiba?"

"Entahlah. Kak Yamazaki, aku duluan." Kagura berlari meninggalkan Yamazaki di belakang dan mendahului yang lainnya. Dia berlari kencang sendirian menuju laut--menghilang dari pandangan. Yang lainnya mengabaikannya, sementara Takasugi tersenyum pelan melihat tingkah laku Kagura.

"Gadis yang aneh..." Gumam Takasugi dalam hati.

-->

Laut.

Ketika Sougo dan yang lainnya tiba, Kagura sedang duduk di tepi tebing sambil menatap kosong laut biru di depannya. Yamazaki mendekatinya, sementara yang lainnya mengambil posisinya masing-masing.

"Sedang apa?" Tanya Kagura setengah kesal, karena jarak duduk Yamazaki dengannya kurang dari sejengkal.

"Bermesraan?" Jawab Yamazaki, dengan tidak tahu malunya. Kagura geser sedikit dan seterusnya--membiarkan Yamazaki terus mengoceh.

Sementara, Sougo dan Nobume mengambil posisi yang agak jauh dari yang lain menyisakan Takasugi dan Mitsuba yang entah kenapa juga secara tidak sengaja memisahkan diri.

Mitsuba terkekeh pelan. Takasugi meliriknya sekilas dan merasa sedikit penasaran. "Ada apa?" Tanyanya pada Mitsuba.

"Kakak lihat kak Zaki?" Tanya Mitsuba, Takasugi mengangguk pelan. "Dia adalah orang yang paling dihindari di sekolah... pufff." Mitsuba tertawa lagi.

"Benarkah? Karena dia cerewet?" Tanya Takasugi tertarik, Mitsuba mengangguk. "Lalu apanya yang lucu?"

"Karena dia menyukai kak Kagura. Hahahaha." Kali ini, tawa Mitsuba meledak. "Jika ada kak Zaki di dekatnya, tidak ada seorangpun yang mau mendekati kak Kagura. Lihat saja, kak Sougo secara otomatis menjauh. Begitu juga dengan kita... hahahaha"

"Tapi dia tidak banyak protes. Dia gadis yang baik."

"Hmmm. Kak Kagura memang seperti itu, meskipun kesal... tapi dia tetap menghargai orang-orang disekitarnya."

Mendengar ucapan Mitsuba, Takasugi melirik Kagura yang agak jauh darinya dan secara kebetulan, Kagura pun sedang melihatnya. Tatapan mereka bertemu--berlangsung sepersekian detik. Spontan mereka membuang pandangan masing-masing dan, merasa canggung. Masalahnya, Kagura membuang pandangannya kearah Sougo dan Nobume, tidak sengaja menangkap pemandangan yang membuat hati menjadi sempit.

"Mereka bersenang-senang ya..." Gumam Yamazaki pelan, yang juga ternyata melihat kearah yang sama dengan Kagura.

"Siapa?" Tanya Kagura setengah melamun.

"Sougo dan gadis kota itu..."

"Hmmm..."

"Aku tidak tahu kalau Sougo juga bisa seperti itu pada seseorang selain dirimu."

"Seperti apa?" Tanya Kagura, meskipun dia mengerti maksud perkataannya Yamazaki, dia hanya tidak ingin mengakui apa yang dia rasakan saat ini. Kenapa aku merasa seperti ini lagi? Batinnya.

"Seperti sedang melihat calon penggantimu. Hahaha." Jawab Yamazaki setengah bercanda, tapi hal itu sudah lebih dari cukup untuk membuat hati Kagura merasa sangat tidak enak. Karena ucapan Yamazaki barusan, seperti sedang mengungkapkan apa yang sedang Kagura usahakan untuk tidak memikirkannya.

"Tidak masalah..." Gumam Kagura pelan, Yamazaki berhenti tertawa. Dia menatap Kagura dalam dia, saat ini ekspresi wajah Kagura tidak seperti biasanya.

***

Jangan terlalu kecewa ya, perkembangan ceritanya akan sangat slow. Aku sudah merancang cerita ini menjadi projek jangka panjang, sehingga dalam setiap chapter mungkin akan ada banyak hal yang membosankan. Tapi aku harap kalian menikmatinya.

Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang