Bagian Empat Belas

284 46 5
                                    

Mobil yang mereka tumpangi berjalan pelan, melewati jalan berbatu. Kondou menyetir dan di sampingnya ada Gintoki yang sedang mengorek hidungnya. Sementara di luar di belakang mobil sedang berpanas-panasan Kagura yang diapit oleh Yamazaki dan Sinpachi (yang katanya datang untuk melatih Kagura yang baru pertama kali menjadi Narator untuk pentas drama), di samping Sinpachi ada Takasugi. Di depan mereka, Nobume, Sougo dan Mitsuba.

Mereka semua kepanasan dan berkeringat sehingga tidak ada yang bergairah untuk berbicara, kecuali Yamazaki-entahlah dia sedang membicarakan apa, tidak ada yang peduli dan, Kagura yang sesekali sedang saling berbisik dengan Sinpachi.

"Kau santai saja, intinya jangan terlalu dibawa serius." Ucap Sinpachi, karena suara mereka kecil ditambah dengan suara bising angin yang keras-apa yang sedang mereka bicarakan tidak ada yang mendengarnya seolah apa yang sedang mereka bahas adalah sesuatu yang sangat intim. Sougo menatap tajam mereka berdua-yang saat ini sama sekali tidak memperhatikan orang lain. Takasugi? Karena posisi duduknya kebetulan berhadapan dengan Sougo, secara otomatis pandangannya mengerah kepada Sougo. Dia bergulat dengan pikirannya sendiri, kenapa Sougo menatap Kagura seperti itu?

Mereka memasuki kawasan perhutanan, kemudian berhenti di sebuah danau yang terdapat di tengah hutan. Disekitar danau tersebut tumbuh rumput-rumput hijau yang di sanalah mereka memasang tikar. Gintoki dan Kondou mulai sibuk menurunkan barang-barang, Sougo dan Takasugi mencari kayu bakar dan Sinpachi dan Yamazaki mulai menyiapkan bahan untuk barbeque. Sementara Kagura sedang sibuk memenuhi permintaan Nobume untuk memotretnya dengan banyak sekali gaya.

"Di tempatmu sebelumnya tidak ada danau?" Tanya Kagura.

"Tidak ada." Jawab Nobume, dia mengambil handphonenya dari Kagura setelah merasa puas. Mereka berdua berdua kembali dan duduk di tikar piknik yang sudah tersedia. "Aku juga punya pertanyaan untukmu." Lanjut Nobume. Kagura menatapnya sambal memperbaiki posisi duduknya. "Kau tidak punya handphone?"

Kagura menggeleng kepalanya.

"Kalau Sougo?" Lanjut Nobume bertanya. Kagura juga menggeleng. Nobume membuang nafasnya. "Kalau si kacamata itu?" Nobume menunjuk Sinpachi.

"Tidak punya."

"Jadi... selama ini, kalian tidak tahu yang namanya handphone?"

Pertanyaan Nobume membuat Kagura tersinggung.

"Jangan salah paham. Kak Zaki memilikinya. Souyo juga punya..."

"Souyo? Ah, gadis sering bersamamu di sekolah."

"Kenapa kau berbicara seolah kau tidak mengenalnya? Padahal kalian pernah menginap bersama di rumahnya Sougo waktu-" Kagura terdiam seketika, teringat kembali kejadian yang sangat ingin dia lupakan. Sementara Nobume menjadi canggung.

"Souyo itu... kelihatan berbeda dengan yang lain." Nobume mengalihkan pembicaraan.

"Dia anaknya Bupati.."

"Hah?"

Kagura terkekeh melihat reaksinya Nobume. "Ne... Nobume... boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

"Apa itu?"

"Tadi malam..."

"Aku dan Sougo hendak berciuman." Jawab Nobume lantang, membuat semua yang ada di sekitar mereka kecuali Sougo dan Takasuki yang pergi mencari kayu, mendengarnya. Mereka semua menoleh menatap Nobume. Dan Nobume tidak mempedulikannya. "Sayangnya, kau mengganggu. Kenapa?"

"Hah?" Kagura linglung, dia tidak menyangka Nobume akan berterus terang padanya. Rasanya, perasaannya menjadi semakin tidak nyaman. "Apa ... apa maksudmu kenapa?"

"Kenapa kau mengganggu kami?" Tanya Nobume setengah menekan.

"Aku tidak mengganggu." Jawab Kagura gelagapan.

"Lalu kenapa pada waktu itu, kau berteriak seperti orang bodoh? Sedang apa kalian...? Konyol. Tidak mungkin kau tidak tahu kami sedang apa. Jika kau tidak bermaksud mengganggu, ketika kau melihat kami sedang berdua maka yang seharusnya kau lakukan adalah mundur teratur tanpa suara..." Kata Nobume dengan entengnya. Kagura terdiam kaku. Syoknya jadi berkali-kali lipat. Wah, Nobume gadis yang luar biasa. Bagaimana Kagura harus membalasnya?

"Begitu..." Kata Kagura kemudian, setelah terdiam dalam waktu yang lama. "Maaf." Lanjutnya sambil menunduk. Kenapa aku minta maaf, aku salah, kah? Batinnya, kesal.

Tidak berapa lama kemudian, Sougo dan Takasugi kembali. Mitsuba langsung berinisiatif mendekati Sougo. "Jadi, kau dan Nobume hampir berciuman?" Tanya Mitsuba, dengan suara yang besar. Semua orang menatap Mitsuba tidak percaya dan berharap Sougo mau menjelaskannya-tapi Sougo jauh lebih kaget sehingga dia menjatuhkan semua kayu yang di bawanya dan mengenai kakinya. Kemudian dia heboh sendiri karena kesakitan dan orang-orang jadi lupa dengan kasus tersebut-kecuali Kagura.

***

Maaf ya aku updatenya lama, sudah lama--pendek pula. Soalnya aku lagi sangat sibuk... tapi senang deh kalian masih mau tetap baca ff ini..


Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang