Kacau! Kacau! Kacau!
Karena tidak berpikir jernih, Sougo telah memutuskan untuk menjadi anggota klub Menulis. Sekarang, dia diharuskan menyiapkan satu artikel untuk diterbitkan di mading hari senin nanti--jika tidak, dikeluarkan--begitu ancaman Kagura. Itu bagus, dikeluarkan. Tidak ada tugas dan, tidak menjadi anggota lagi. Tapi, ada masalah. Hijikata adalah masalah.
Kenapa dia muncul? Kenapa menjadi anggota klub menulis? Padahal sukanya webtoon? Kenapa tidak jadi anggota klub menggambar saja? Meskipun itu tidak ada.
Terlebih lagi, mereka berduaan, sangat sering. Di jam istirahat, pulang sekolah bahkan seusai sekolah. Padahal tidak ngapa-ngapain, tapi Sougo, terganggu. Dan tetap saja, dia selalu curiga. Bagaimana jika, Kagura, me-menyukai Hijikata? Meskipun perkiraan Sougo benar--bahwa Kagura menyukainya--tapi dia ragu, soalnya, belum dipastikan.
Sougo jadi berpikir lagi, mungkinkah pergerakannya lambat? Saking lambatnya sampai dilombai oleh orang lain? Tapi, jika terlalu cepat, takutnya Kagura terkejut dan melarikan diri.
Sougo meletakan pulpen di tangannya, menutup bukunya. Tidak satu kata pun berhasil dia tulis. Dia tidak punya keahlian, sedikit pun, dalam menulis.
Kagura sialan! Gerutunya pelan. Kenapa Membuatku seperti ini?
Lama berdiam diri di dalam kamar, berpikir tentang artikel, berpikir tentang Kagura, membuat kepalanya seolah telah ditumbuhi jamur. Harus keluar dan menjernihkan pikiran. Dia berdiri dan membuka jendela. Telah lama tidak melakukan kebiasaannya--melompat dari jendela ke jendela.
Sougo masuk begitu saja.
Jendelanya Kagura terbuka lebar--begitu pula dengan pemiliknya. Dia setengah telanjang, hanya memakai handuk. Sougo menatapnya, tanpa berkedip. Jantungnya, sudah tidak bisa digambarkan lagi sekacau apa.
"Aku akan mencungkil keluar bola matamu jika terus terbuka seperti itu." Kata Kagura, tanpa ekspresi.
Sougo menelan ludahnya, bukan karena takut pada ancaman Kagura, tapi karena sedang menahan rangsangan yang sedang terjadi di dalam dirinya. Dia berbalik perlahan, membiarkan Kagura berpakaian.
Beberapa menit kemudian.
"Ada apa?" Tanya Kagura.
"Aku pusing, memikirkan berbagai hal." Jawab Sougo.
"Salah satunya?"
"Kamu!" Ini dia, salah satu rencana mendekati Kagura. Jika dia terlalu lambat, maka dia hanya perlu mengejar. Melangkah--bahkan berlari, lebih cepat dari sebelumnya.
Dia memperhatikan Kagura yang mulai bereaksi. Kagura paham bahwa Sougu memang sedang merayunya.
Karuga tersipu. Bingung dan canggung--tapi senang, seperti ingin melompat-lompat. Tapi ini juga siksaan, meskipun mengasyikan. Jika bernapas dan membuangnya tiba-tiba, dia akan ketahuan bahwa sedang gugup. Jika menahan napas, detak jantungnya akan terdengar, wajahnya akan memerah dan akan ketahuan kalau sedang tersipu.
Apa dibiarkan saja? Biarkan Sougo mengetahuinya?
Kagura membuang napasnya.
Sougo memalingkan wajahnya dan sedikit tersenyum. Mereka terdiam. Jadi canggung. Padahal tidak terjadi apa-apa, hanya satu kata, "Kamu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)
FanfictionSougo dan Kagura sangat dekat--sebagai teman dan tetangga. Zona nyaman mereka berdua kemudian diusik dengan kehadiran tetangga baru mereka, Nobume dan Takasugi. Tiba-tiba saja, Kagura seperti tersisih sebagai orang yang selalu menemani Sougo, digan...