Bagian Sepuluh

278 55 5
                                    

Sougo dan keluarganya baru saja selesai makan malam ketika mereka mendengar suara pintu rumahnya di ketuk seseorang. Sougo beranjak membukakan pintu. Nobume sudah berdiri di depan pintu dengan buku pelajaran sekolahnya.

"Aku di sini untuk mengerjakan tugas." Katanya. Sougo mengangguk. Nobume sedikit canggung masuk ke dalam rumah, terlebih ketika Sougo mempersilahkan dia untuk langsung ke kamarnya—lagi pula, ini pertama kalinya Nobume ke rumah Sougo. Meskipun dia sudah hampir dua minggu mereka bertetangga, tapi hanya Sougo yang selalu mengunjunginya dan Takasugi. Kagura? Dia hanya pernah satu kali mengunjunginya ke rumahnya—kunjungannya yang pertama tidak di hitung. Lagi pula, Nobume tidak seakrab itu dengan Kagura, jadi dia tidak terlalu ambil pusing jika mereka jarang sekali bermain bersama. Dia tidak terlalu tertarik juga dengan Kagura, seperti ketertarikannya dengan Sougo.

"Kamarku ada di atas."

"Hmmm."

Mereka berdua beranjak naik ke atas, Mitsuba hanya memperhatikan mereka dengan ujung matanya. Begitu Sougo dan Nobume telah menghilang dari balik tangga, Mitsuba dengan lincahnya berlari keluar menuju rumahnya Kagura.

TOK! TOK! TOK!

Mitsuba mengetuk pintu keras dan terburu-buru. Gintoki membukakannya dan, tanpa permisi Mitsuba berlari menuju kamarnya Kagura.

"KAK KAGURA, AKU PUNYA BERITA LUAR BIASA!" Teriaknya, sambil membuka pintu kamar lebar-lebar. Kagura bersama dua sahabatnya—Otae dan Souyo menatap Mitsuba datar. "A! ternyata banyak orang? Aku akan kembali nanti."

"APA BERITA LUAR BIASANYA!?" Teriak ketiga penghuni kamar itu bersamaan, ketika Mitsuba hendak membalikan badannya.

"Biarkan aku masuk dulu, para pendengarku yang baik." Mitsuba masuk ke kamar, dia duduk menggantungkan kakinya di atas tempat tidur Kagura, sementara yang lainnya duduk mengelilingi meja dengan buku-buku pelajaran di atasnya. Mereka semua memperhatikan Mitsuba yang masih mengatur nafasnya.

"Di kamarnya kak Sougo sekarang..." Mitsuba mulai bicara serius, "Ada kak Nobume!"

"HAAAAHHH!?"

Souyo dan Otae segera berlari membuka tirai jendela, mengintip kamarnya Sougo yang ternyata jendelanya tertutup. "YAAAHHH!?" Keluh mereka berdua.

"Kita tidak bisa melihat apa-apa." Sambung Souyo. Mereka kembali ke tempatnya semula.

"Kau serius gadis kota itu ada di kamarnya Sougo?" Tanya Otae. Mitsuba mengangguk.

"Apa yang dia lakukan di kamarnya Sougo?" Tanya Kagura penasaran—sangat penasaran, tapi tentu saja dia tidak menunjukannya.

"Entahlah, mereka tadi... berbisik. Aku tidak mendengar apapun." Jawab Mitsuba, dalam hati dia tertawa—karena sebenarnya, saat ini dia sedang ingin membuktikan teorinya yang mungkin bisa saja saling terhubung dengan kejadian yang disaksikannya sore tadi, saat Kagura dan Takasugi pulang bersama dan juga reaksi kakaknya akan itu.

"Mereka berbisik? Yah... siapa yang peduli tentang itu." Jawab Kagura acuh tak acuh, dia kembali memperhatikan tugasnya dan mengajak kedua sahabatnya untuk kembali fokus. Mitsuba sedikit kecewa dengan reaksinya Kagura, akan tetapi baru saja beberapa menit terlewatkan ketika Kagura tiba-tiba menutup bukunya dan mengatakan, "Aku sangat pusing dengan semua soal ini. Apa kalian juga tidak meresa seperti itu?" Dia menatap Souyo dan Otae bergantian, berharap mereka bertiga sepemikiran.

"Ya, kau benar. Aku pun tidak mengerti apa-apa." Jawab Souyo.

"Mau bagaimana lagi, sebaiknya kita bertanya kepada yang lebih mengerti." Sambung Otae. Mereka bertiga saling menatap dan serentak mengatakan, "Ayo ke kamarnya Sougo."

Mitsuba tersenyum puas.

***

Sougo dan Nobume baru saja selesai mengerjakan tugas fisika mereka dan merapikan kembali meja belajarnya, Kondou mengetuk pintu kamarnya Sougo dan menyiapkan minuman hangat dan sedikit cemilan untuk keduanya. Begitu Kondou meninggalkan mereka berdua, pintu kamar dalam keadaan terbuka.

Nobume bersandar di tepi tempat tidur, memperhatikan kamar Sougo baik-baik. Setelah membereskan mejanya, Sougo duduk di samping Nobume.

"Desain kamar yang bagus." Kata Nobume.

"Hmmm. Kami bertiga yang mendesainnya."

"Bertiga? Dengan ayahmu dan Mitsuba?"

"Bukan. Dengan Mitsuba dan Kagura."

"Ohhh..."

Mereka kemudian terdiam.

"Ngomong-ngomong, kau ternyata jago Futsal." Kata Nobume.

"Tidak terlalu, lebih hebat kakakmu." Jawab Sougo, jujur.

"Jelas-jelas kau yang menang."

"Itu karena tim ku hebat." Kata Sougo, mereka berdua tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

"Waktu pertandingan futsal berlangsung, aku menyaksikan kalian lho.. dari ruang kelas."

"Begitu,"

"Dan juga, aku sedikit mendengar rumor..."

"Rumor?"

"Kalian taruhan." Jawab Nobume. Dia menunduk, Sougo menahan nafasnya. Suasananya tiba-tiba berubah, dari yang sebelumnya santai menjadi serius.

"Taruhan ... apa?" Tanya Sougo dengan wajah tidak berekspresi—yang sebenarnya, dia sedang berusaha mengendalikan detak jantungnya yang mulai kacau.

"Bahwa kau akan menciumku." Ucap Nobume dengan suara yang sangat jelas dalam keheningan, Sougo menatapnya yang kemudian Nobume juga menatap Sougo. Mereka berdua terdiam, tapi tidak dengan jantungnya yang sama-sama sedang berpacu.

Sougo kemudian membuka suara. "Kau mau?"

Nobume tidak langsung menjawab. Tapi kemudian Nobume mengangguk pelan. Sougo sedikit terkejut, tapi dia meresponnya dengan cukup cepat ketika Nobume mulai menutup matanya. Sougo menyentuh pelan jari tangan Nobume yang bersandar di lantai dengan jari tangan kirinya, Nobume merasakan sentuhan itu dan sedikit gemetar. Sementara tangan Sougo yang lainnya membelai lembut rambut Nobume. Dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Nobume. Hanya beberapa senti saja, bibir mereka bersentuhan.

"Apa yang sedang kalian lakukan!?"

Kagura berdiri di depan pintu dengan tatapan tidak percaya.

Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang