Kagura berdiri mematung di depan pintu, menatap Sougo yang juga menatapnya. Sementara Nobume langsung menunduk dengan wajah yang memerah. Keheningan itu terasa sangat panjang. Mereka bingung harus berkata apa dalam situasi seperti ini, selain itu Sougo tidak merasa tidak perlu menjelaskan apapun kepada Kagura—tapi dia juga merasa, dia harus mengatakan sesuatu yang bisa membuat Kagura lupa dengan apa yang hendak dirinya dan Nobume lakukan.
"Kagura... kenapa larimu sangat cepat?"
Kehadiran Souyo yang masih ngos-ngosan memecah keheningan. "Hai Sougo." Sapa Souyo pada Sougo. Sougo mengangguk pelan, dia menghembuskan nafasnya pelan. Yang barusan itu, sepertinya dia menahan nafasnya. "Ada Nobume juga, sedang apa di sini?" Sapa Souyo pada Nobume, Nobume menatapnya sejenak kemudian mengabaikannya.
Souyo kesal tapi tidak berlangsung lama karena beberapa saat kemudian Otae dan Mitsuba sudah sampai dan masuk menerobos ke kamarnya Sougo. "Kami di sini untuk mengerjakan tugas Fisika. Kalau Nobume ke sini untuk apa?" Tanya Otae dengan memasang wajah manisnya.
"Bukan urusanmu." Jawab Nobume cuek. Otae kesal.
"Ah begitu, kau memang menyebalkan." Kata Otae, masih tersenyum. Mereka semua kemudian duduk di sekitar Sougo dan memperlihatkan buku tugas Fisikanya, kecuali Kagura yang masih berdiri mematung di depan pintu kamar.
"Kak Kagura, kenapa masih berdiri di situ?" Tanya Mitsuba. Kini, semua menatapnya.
"Aku lupa buku fisika ku." Jawab Kagura berbohong.
"Lalu yang di tanganmu itu apa?" Tanya Mitsuba.
"Buku sejarah, aku salah membawa buku. Aku kembali dulu. Dah." Kagura berbalik dan menuruni tangga dengan perasaan yang amat sangat kacau. Rasanya, dunianya seperti sedang runtuh. Dia membuka pintu rumah untuk keluar, di depan pintu rumahnya Sougo sudah berdiri Takasugi yang hendak mengetuk pintu.
"Kagura..." Kata Takasugi.
"Hai kak." Sapa Kagura tidak bergairah.
"Mau pulang?"
"Ya. Kakak sendiri mau bertemu Sougo?"
"Tidak juga, aku sedang bosan di rumah. Kau tidak tertarik mengundangku ke rumahmu?"
"Apa kakak menguasai pelajaran fisika?"
"Kenapa? Mau kuajari?"
"Kakak mau?"
"Ayo."
Sementara itu, di kamarnya Sougo mereka mulai mengerjakan tugas fisika. Nobume juga ikut membantu, meskipun dia mengatakan tidak peduli.
Waktu berlalu cukup cepat, tugas selesai di kerjakan. Sougo meregangkan tubuhnya, sementara Nobume, Souyo, Otae dan Mitsuba meniggalkan kamarnya dan turun ke ruang keluarga untuk nonton film—yang entah kenapa mereka berempat tiba-tiba menjadi akrab dan ingin nonton bersama, melupakan Kagura yang belum kembali juga dengan buku fisikanya. Sekarang Sougo sendirian di kamarnya, dia jadi kepikiran Kagura. Memikirkan kembali kejadian beberapa saat sebelumnya.
Dia jadi gelisah—mengingat ekspresi wajah Kagura yang tidak biasanya yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Apa-apaan tatapannya? Batin Sougo, dia berjalan menuju jendela kamarnya dan membuka tirai—bersamaan dengan Takasugi yang membuka jendela kamarnya Kagura (yang sedikit merasa pengap dan ingin udara segar).
Sougo melebarkan tatapan matanya, terkejut. Menatap Takasugi yang juga menatapnya tanpa berkedip. Mereka berdua sama-sama merasakan perasaan yang sulit diungkapkan, tapi mereka mengerti maksud dari pikiran masing-masing.
Tanpa sadar, Sougo menutup jendela kamarnya dan bersandar membelakangi jendela. Masih terkejut, dia berdiri mematung beberapa saat tanpa bernafas.
***
Takasugi melirik Kagura yang sedang membereskan buku-bukunya.
"Kamarmu berhadapan dengan kamarnya Sougo?" Takasugi pura-pura bertanya.
"Ya."
"Jaraknya sangat dekat, aku berpikir mungkin Sougo bisa datang ke kamarmu tanpa harus lewat pintu depan, hahahaha... seperti monyet."
"Hmm, Sounyet memang sering melakukannya."
"Sounyet?"
"Maksudku... Sougo. Ketika aku kesal aku memanggilnya nyet!"
"Kau sedang kesal pada Sougo? Karena apa?"
"Karena dia dan Nobume—" Kagura menutup mulutnya, hampir saja dia keceplosan. Takasugi menatapnya lekat-lekat, dan dia memutuskan untuk tidak bertanya lagi.
"Karena tugasmu sudah selesai, jadi kupikir mungkin aku harus pulang..."
"Terima kasih kak."
***
Sougo berbaring sambil menutup matanya dengan siku tangan kanannya. Dia berkali-kali membuang nafasnya berat. Perasaannya tanpa dia ketahui alasannya, menjadi sangat kacau.
Apa-apaan perasaan ini? Batinnya. Padahal, aku tidak pernah merasa seperti ini ketika dia dengan Zaki...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)
FanfictionSougo dan Kagura sangat dekat--sebagai teman dan tetangga. Zona nyaman mereka berdua kemudian diusik dengan kehadiran tetangga baru mereka, Nobume dan Takasugi. Tiba-tiba saja, Kagura seperti tersisih sebagai orang yang selalu menemani Sougo, digan...