Dari lantai dua gedung sekolahnya, Kagura menatap teman-temannya yang sedang bermain futsal di lapangan belakang sekolah. Banyak sekali orang, banyak sekali murid perempuan yang mengelilingi lapangan, menyoraki Sougo yang ada di tim kelas dua dan juga menyoraki Takasugi yang ada di tim kelas tiga.
Kagura membuang nafasnya berat, dia beralih menatap meja dengan tumpukan kertas diatasnya yang sedikit berserakan. Dia baru saja menyelesaikan sebuah skrip untuk drama yang akan dipentaskan saat perayaan ulang tahun sekolahnya dua minggu lagi.
Karena kagura punya bakat menulis yang sangat baik dibandingkan teman-temannya yang lain, saat dia kelas satu Tsukuyo guru sastranya memaksanya untuk masuk ke klub Menulis yang saat baru dibentuk dan kemudian beranggotakan Kagura seorang dan dibimbing langsung oleh Tsukuyo-sensei. Kagura dipaksa melakukan banyak aktifitas yang berhubungan dengan dunia litarasi, bahkan dia sering menjadi "pemburu berita" dan mempublish beritanya lewat madding dan koran sekolah.
"Apa yang sedang kau lamunkan?"
Kagura sedikit terkejut, dia melihat Sinpachi sudah berdiri di dekat pintu.
"Sejak kapan kau di situ?" Tanya Kagura agak kesal.
Sinpachi hanya menyengir. Sinpachi adalah anggota klub drama yang dalam satu minggu terakhir ini menjadi sangat akrab dengan Kagura karena kaloborasi untuk drama sekolahnya nanti.
"Bagaimana skripnya?" Tanya Sinpachi, mendekati Kagura dan ikut melihat keluar jendela.
"Selesai. Kau sudah bisa membawanya."
"Ramai sekali ya..." Gumam Sinpachi, Kagura menatap Sinpachi sekilas dan kembali melihat kearah lapangan futsal. "Menurutmu tim mana yang akan menang?"
"Kelas tiga?" Jawab Kagura tidak terlalu peduli.
Sinpachi tertawa kecil, "Aku harap kelas dua. Kita harus mendukung mereka! Dengan begitu kita punya nilai lebih dari kelas tiga."
"Kita sudah memilikinya, buktinya... untuk festival sekolah, kelas dua yang menanganinya."
"Hmmm... ngomong-ngomong, aku mendengar sedikit rumor tadi sebelum ke sini."
"Rumor apa? Perlu kumasukkan dalam madding?" Tanya Kagura mulai semangat.
"Tidak perlu. Hanya tentang pertaruhan bodoh yang disepakati oleh tim futsal yang sedang bertanding sekarang..."
"Pertaruhan apa?"
"Bahwa, kapten tim yang kalah harus mencium kening kepala sekolah... pff... hahahaha." Sinpachi tidak bisa menahan tawanya. Sementara Kagura menatapnya tanpa ekspresi.
"Konyol sekali. Lalu yang menang mendapatkan apa?"
"Dia diperbolehkan mencium Imae Nobume."
"HAAAAH? Lebih konyol lagi. Memangnya dia mau?"
"Entahlah. Yang jelas, jika si kapten pemenang berhasil meyakinkan Nobume untuk memberikan ciumannya, setidaknya tidak akan ada kemarahan massal."
"Karena dia telah dinobatkan sebagai gadis tercantik di sekolah?"
"Hmmm." Setuju Sinpachi, dia beralih menatap Kagura dan bergumam dalam pikirannya sendiri, "kau lebih cantik Kagura. Hanya tidak ada yang berani karena mereka semua berpikir mungkin saja kau dan Sougo--"
"Waaaaah! Kelas dua menang." Suara Kagura membubarkan Sinpachi dari lamunannya. Dia ikut melihat kearah lapangan futsal.
"Berarti Sougo yang akan mencium Nobume? Hahahaha." Ucap Sinpachi ringan dengan maksud bercanda, karena dia yakin Sougo tidak akan peduli dengan taruhannyan.
"Kenapa Sougo?" Tanya Kagura masih tidak terlalu peduli.
"Karena dia kaptennya!"
"Hah!?"
***
Aku senang kalian masih mau membaca fanfict ini, :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)
FanfictionSougo dan Kagura sangat dekat--sebagai teman dan tetangga. Zona nyaman mereka berdua kemudian diusik dengan kehadiran tetangga baru mereka, Nobume dan Takasugi. Tiba-tiba saja, Kagura seperti tersisih sebagai orang yang selalu menemani Sougo, digan...