Di Perjalanan

436 57 6
                                    

Di hari keberangkatan, anak-anak telah berkumpul di sekolah. Tidak banyak yang ikut pergi, pesertanya kurang dari tiga puluh orang, sehingga mereka hanya menggunakan satu bus. Perjalanan dengan bus menuju kota yang akan mereka tuju sekitar 12 jam. Mungkin akan sangat melelahkan, tapi ketika bersama, semuanya akan menyenangkan. Nobume dan Sougo duduk berdampingan, sementara Mitsuba bersama teman-temannya. Takasugi melambaikan tangannya ketika bus mulai meninggalkan sekolah. Sayang sekali, dia sudah kelas tiga sehingga tidak punya kesempatan untuk ikut bersenang-senang dengan adik dan teman-temannya.

"Apa kotanya bagus?" Tanya Nobume sedikit berbisik di telinga Sougo. Dia sedikit berubah, sedikit lebih hangat dan sedikit lebih bersahabat dengan yang lainnya.

Kepadanya, Sougo tersenyum. "Entahlah, aku juga tidak pernah ke sana sebelumnya. Tapi kudengar, mereka punya wahana permainan yang tidak kita miliki."

"Kalau begitu ayo kesana." Ajak Nobume semangat.

"Itu akan menyenangkan."

"Berdua saja."

"Itu... akan menyenangkan." Jawab Sougo ragu.

"Kau tidak terdengar senang."

"Kenapa tidak? Aku menantikannya."

"Baiklah jika begitu." Kata Nobume sambil tersenyum, dia menyandarkan kepalanya ke pundaknya Sougo, kemudian mereka tidur di sepanjang perjalanan.

                                         ***

Kagura dan Kamui telah selesai mempacking barang-barangnya, kedua orang tuanya tidak bisa ikut mengantar Kagura kembali karena pekerjaan mereka. Padahal orang tuanya telah menyarankannya untuk pulang menggunakan pesawat, tapi Kagura mengatakan ingin lebih menikmati perjalanannya, dia ingin melihat hal-hal yang dia lewati sepanjang jalan nanti, karena sebelumnya dia hampir tidak pernah keluar dari Kabukicho.

                                         ***

Empat jam perjalanan, sudah enam jam mereka keluar dari Edo. Bus berhenti sejenak untuk mengisi bensin, anak-anak turun dari bus dan meregangkan tubuh mereka. Bus yang dari arah berbeda pun berhenti dan ikut mengisi bensin di tempat yang sama.

Sougo duduk sambil meminum air di dekat busnya, memperhatikan kendaraan yang keluar masuk. Dengan pikiran kosong, tatapannya mengarah kesebuah bus yang perlahan keluar dari pon bensin, ada sosok yang sepertinya dia kenal berada di bus itu. Warna rambut yang sangat familiar... Jantungnya berdegup, deg! deg! deg!

Sougo meletakkan botol ditanganya perlahan, berdiri perlahan dan berjalan mendekat kearah bus yang perlahan keluar dari tempat itu. Kecepatan bus mulai meningkat, Sougo mempercepat langkah kakinya—setengah berlari, kemudian berlari tanpa suara mengejar bus yang mulai melaju normal. Beberapa temannya yang melihat berteriak dan memanggilnya kembali, tapi Sougo tidak mendengar apapun. Dia hanya memikirkan apa yang ada di bus itu. Dia berlari, berlari dan berlari. Tapi dia semakin jauh dari bus. Hingga akhirnya dia tidak tahan lagi karena sangat lelah, dan kemudian keluar begitu saja dari mulutnya, dengan lantang dia memanggil namanya.

"KAGURA!"

Kagura tersentak kaget, mendengar namanya dipanggil. Dia mengeluarkan kepalanya keluar jendela dan menengok kebelakang. Kejadiannya berlalu dengan sangat cepat sampai-sampai saat itu tidak terlintas apapun dalam pikirannya. Tapi dia menggebu-gebu, ikut menikmati irama kejadian yang tidak terduga.

Sougo sedang mengejarnya, bercucuran keringat dan tatapan matanya penuh kerinduan. Kagura pun demikian, dari kejauhan menatap Sougo dengan kerinduan, mereka telah berkomunikasi—mengungkapkan semua yang ada dalam pikiran masing-masing dalam hitungan waktu sepersekian detik, melalui tatapan mata yang tidak akan bisa dimengerti oleh siapapun. Dan Sougo pun menghilang dari pandangan mata.

Sougo berhenti, kaki-kakinya seperti mau patah. Dia telah berlari meninggalkan busnya sangat jauh, meskipun demikian, Kagura tidak terkejar. Dia bernapas dengan terengah-engah, matanya berkaca-kaca. Untuk kedua kalinya dia kehilangan Kagura. Kemana Kagura pergi? Edo? Atau bisa saja busnya akan berbelok dipersimpangan jalan berikutnya. Seandainya saja dia lebih cepat melihat Kagura, dia akan punya kesempatan.

                                                 ***

Tentu saja aku tidak akan mempertemukan mereka dengan mudah. Sedikit bermain-main dengan emosi dan situasi mereka, menurutku, adalah hal yang bisa membuat cerita ini jadi menarik. 


Cahaya di Permukaan Laut (OkiKagu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang