7

4.6K 176 1
                                    

Anna mengerjap - ngerjapkan matanya saat sinar matahari yang mulai terbit menyilaukan matanya. Anna merasa bingung menatap sekelilingnya tempat ini terlihat sangat familiar oh god Anna baru menyadari jika saat ini dirinya berada di Rumah sakit. Anna mengernyit saat baru menyadari jika tangannya digenggam oleh seseorang, Anna bertanya - tanya siapa pria itu namun saat tangan Anna akan memegang kepala pria itu. Tiba - tiba pria itu terbangun dari tidurnya lalu menatap Anna dengan senyuman manis yang terukir diwajah tampannya. 'oh shit pria itu lagi' batin Anna kesal saat melihat pria itu tersenyum saat menatapnya.

"Apakah ada yang sakit?" Tanya Revan.

"Tidak" jawab Anna datar tanpa menatap Revan.

"Apa anda yang membawa saya kemari? Jika iya saya ucapkan terimakasih dan saya juga akan mengganti uang anda nanti" Lanjut Anna.

Revan tersenyum licik " Dengar ya Anna saya membantumu dengan ikhlas jadi kamu tidak perlu repot - repot menggantinya namun jika kamu memaksa untuk menggantinya maka saya hanya ingin berteman dengan kamu Anna sebagai gantinya" ucap Revan mantap.

'Ck! Dasar pria brengsek, dasar pria licik tidak tahu malu' sumpah serapah Anna dalam hati.

"Maaf ya pak tapi saya akan tetap mengganti uang bapak dan satu lagi saya tidak akan pernah mau berteman dengan anda" ucap Anna yang dibuat sopan namun masih terkesan datar. Revan tersenyum menyeringai sambil menatap Anna. Anna sedikit takut dengan senyuman Revan, namun Anna berusaha tetap terlihat santai. Revan mendekatkan wajahnya ke wajah Anna membuat Anna menahan nafasnya.

                                                          *****

Dengan posisinya yang dekat dengan Anna membuat Revan tau jika Anna sedang menahan nafasnya.

"Bernafaslah Anna" ucap Revan dengan seringai diwajahnya. Anna, Menghembuskan nafasnya lalu Revan terlihat tersenyum. Revan menatap mata Anna yang sejak tadi selalu saja berusaha untuk menghindari tatapannya namun selalu saja tidak berhasil. Setelah tatapan mereka bisa bertemu Revan menatap mata Anna dengan dalam dari situ juga Revan bisa melihat tatapan kebencian dan tatapan terluka dari mata Anna.

" saya hanya ingin berteman dengan kamu Anna" ucap Revan serius. Anna mengalihkan pandangannya dari Revan.

"Tapi saya tidak! Ingat kita hanya sebatas bos dan sekretaris" ucap Anna masih dengan nada datar. Revan menghela nafasnya kasar dengan cepat Revan semakin mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan. Pipi Anna terlihat bersemu merah sekaligus terlihat kaget.

" Saya tidak menerima penolakan dan mulai sekarang kita berteman jika diluar kantor kita bisa menggunakan bahasa lo-gue dan juga panggil nama saja" ucap Revan. Anna hendak memprotes ucapan Revan namun dengan cepat Revan mengecup bibir Anna.

Cup

Tubuh Anna menegang, Anna tidak menyangka jika Revan akan mencuri ciuman pertamanya. Anna tidak rela ciuman pertamanya diambil oleh seorang Revan Aditama. Revan melepaskan bibirnya dari bibir Anna. Revan menatap Anna lalu tersenyum.

"Bibirmu sangat manis Anna" ucap Revan tidak tahu malu.

"Revan berani - beraninya lo ngambil firstkiss gua, gua nggak rela ya" ucap Anna kesal lalu menatap Revan dengan tatapan kebencian.

"Sorry an gua khilaf, tapi ini juga firstkiss buat gua jadi lo nggak usah sedih"ucap Revan dengan muka yang dibuat terlihat merasa bersalah. Entah mengapa ucapan Revan barusan membuat pipi Anna memerah, Anna juga merasa senang ternyata Revan tidak pernah berciuman dengan gadis lain selain dirinya.

"Jadi mulai sekarang kita berteman ya" ucap Revan yang dengan terpaksa diangguki oleh Anna toh Revan juga tidak mungkin akan mau mengalah pikir Anna. Karena terlalu senang tanpa sadar Revan memeluk tubuh Anna. Anna mematung tidak menyangka jika Revan akan memeluknya. Revan melepaskan pelukannya.

"Kalo gitu gua pulang dulu ya ganti baju terus mau kekantor nanti gua kesini lagi" ucap Revan. Entah mengapa Anna yang mendengar ucapan Revan merasa sedih.

"Iya " ucap Anna singkat. Karena merasa sudah mendapat persetujuan dari Anna dengan cepat Revan meninggalkan ruang rawat inap Anna, namun sebelum keluar Revan sempat mengecup puncak kepala Anna.

Setelah kepergian Revan, Anna terus saja tersenyum mengingat kejadian tadi saat bersama Revan. Namun dengan cepat Anna sadar jika Revan mungkin hanya mempermainkanya dan tidak sungguh sungguh meminta berteman dengan dirinyi. 'Inget lo nggak boleh baper an ' ucap Anna memperingati dirinya sendiri

REVANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang