Revan benar - benar menepati janjinnya. Saat ini Revan sudah berada di ruangan rawat inap Anna. Hari ini Revan memang tidak terlalu sibuk, Revan hanya menghadiri satu kali pertemuan meeting bersama dengan rekan bisnisnya. Setelah pulang dari meeting, Revan bergegas menuju ke Rumah sakit entah mengapa Revan sangat merindukan Anna padahal tadi pagi baru saja dia bersama dengan gadis itu. Namun saat memasuki ruangan rawat inap Anna, Revan menemukan wajah Anna yang tertidur dengan damainya dan entah mengapa Revan tidak ingin membangunkan Anna dia saat ini hanya ingin menatap dengan puas wajah damai Anna. Tanpa sadar Revan melamun dan membuat tanganya tanpa sadar mengelus pipi Anna membuat Anna terusik dari tidurnya lalu membuka matanya dan betapa terkejutnya Anna saat mengetahui tangan Revan yang sedang berada dipipinya dan mengelus pipinya dengan cepat Anna menepis tangan Revan, membuat Revan tersadar dari lamunannya. Revan baru menyadari jika tingkahnya membuat Anna terusik dari tidurnya, Revan merasa sangat bersalah.
"Gua minta maaf An, gua nggak sengaja" ucap Revan jujur yang langsung ditatap tajam oleh Anna.
"Lo mau modus kan sama gua" ucap Anna ketus. Revan terkekeh melihat muka Anna yang terlihat sangat menggemaskan baginya.
"Karena lo udah pegang - pegang gua, gua minta pulang sekarang! Gua bosan kalau harus disini terus " ucap Anna yang sudah merasa sangat bosan berada di Rumah sakit.
Revan menatap nya tajam "Enggak!" Ucap Revan tegas.
"Ih gua udah sembuh Revan pokoknya gua mau pulang", ucap Anna merengek dengan mata yang berkaca - kaca membuat Revan tidak tega.
"Oke fine lo boleh pulang tapi besok!" Ucap Revan tidak bisa diganggu gugat.
"C'mon Revan please" ucap Anna memohon.
"Besok atau lo nggak pulang sama sekali" ucap Revan serius. Anna hanya mendengus lalu mengangguk pasrah.
Revan menatap sekeliling ruangan rawat inap Anna tanpa sengaja Revan melihat semangkuk bubur yang masih utuh belum disentuh sama sekali.
"Lo belum makan?" Tanya Revan namun lebih tepatnya seperti pernyataan. Anna menggelengkan kepalanya lemah. Dengan cepat Revan mengambil bubur yang berada diatas nakas tersebut.
"Makan!" Perintah Revan.
"Enggak gua enek" jawab Anna jujur.
"Lo punya mag akut jadi lo harus makan" ucap Revan sambil menyodorkan sendok ke arah Anna.
"Gua bisa makan sendiri" ucap Anna kesal dengan sikap Revan yang pemaksa.
"Enggak! Gua suapin sekarang buka mulut lo" ucap Revan, Anna hanya menuruti perkataan Revan tanpa ingin membantah lagi toh pasti dia juga akan kalah dengan sikap keras kepala Revan yang tidak bisa dibantah. Revan tersenyum senang melihat Anna yang menuruti perkataannya. Baru dua suapan yang Anna terima namun Anna sudah mulai mual membuatnya tidak nafsu makan.
"Revan udah ya gua mual" ucap Anna sambil menahan diirinya agar tidak muntah.
"Enggak" ucap Revan tanpa memperdulikan ucapan Anna yang menurutnya hanya membohonginya. Revan masih saja terus menyuapkan bubur ke Anna, karena Anna yang sudah tak kuat lagi menahan rasa mualnya tanpa sengaja memuntahkan isi perutnya dan mengenai kemeja putih Revan. Membuat Revan mendongak menatap Anna yang sudah berkaca - kaca.
"Gua nggak sengaja maaf" ucap Anna dengan tanpa sengaja air matanya menetes.
"Sttts udah nggak usah nangis gua nggak papa gua ke toilet dulu ya mau bersihin baju gua" ucap Revan dengan senyuman diwajahnya untuk meyakinkan Anna bahwa dirinya tidak marah, membuat Anna sedikit lega setidaknya Revan tidak marah kepadanya pikir Anna.
Revan melangkahkan kakinya menuju ke toilet, lalu menatap kemejanya yang kotor namun entah mengapa Revan merasa tidak jijik dengan muntahan Anna. Dengan cepat Revan menghubungi sopirnya untuk mengantarkan baju ke rumah sakit. Revan melepas kemejanya lalu keluar dari toilet menghampiri Anna kembali tanpa mengenakan atasannya. Anna yang melihat Revan keluar dari toilet tidak mengenakan atasan membuat Anna menutup matanya.
"Pake baju lo Revan" ucap Anna tanpa membuka matanya. Namun Revan tidak memperdulikan Anna yang tidak berani menatapnya dengan santai Revan melangkahkan kakinya kearah sofa yang ada di kamar rawat inap Anna lalu memejamkan matanya Revan merasa lelah dia berpikir akan tidur mengistirahatkan tubuhnya sambil menunggu sopirnya mengantarkan bajunya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANNA
Fantasy17+ Anna adalah seorang gadis yang sangat dibenci oleh keluarganya bahkan dia diusir oleh keluarganya disaat umurnya baru 15 tahun dan Dimasa lalunya juga Anna sangat mencintai seorang pria yang bernama Revan, bahkan Revan adalah cinta pertamanya...