27

2.4K 92 0
                                    

pagi ini terlihat sangat cerah, namun tidak secerah hati Anna saat ini. setelah memdengarkan cerita Revan semalam membuat Anna tidak bisa tertidur dengan nyenyak, Anna masih tidak habis pikir dengan papanya kenapa dia dengan tega menguras dan membawa kabur harta mamanya padahal saat Anna masih tinggal bersama keluarganya, Anna menilai jika papanya sangat sayang dan perhatian dengan mamanya begitupun juga dengan Reina, sedikitpun Anna tidak pernah berpikiran negatif terhadap papanya walaupun papanya juga sangat jahat kepada Anna sejak kecil. Namun sayang semua sikap perhatian dan kasih sayang papa Anna hanyalah sebuah topeng yang digunakan untuk menutupi segala kebusukannya.

Anna menatap pantulan dirinya yang sedang duduk di depan cermin dan terlihat matanya yang sembab dan juga lingkaran hitam tercetak jelas diarea sekitar mata. Tubuhnya juga terasa sangat lemas karena semalaman Anna menangis. Anna berusaha menutupinya dengan mengenakan make-up yang sedikit lebih tebal dari biasanya namun itu semua tetap tidak cukup untuk menutupinya. tanpa ambil pusing Anna memutuskan untuk segera berangkat bekerja dengan keadaan perut kosong ditambah lagi hari ini Revan tidak bisa menjemputnya karena masih mengantar mamanya pergi arisan.

*********

sesampainya dikantor Anna langsung berjalan memasuki kantor,saat dia berjalan karyawan-karyawan lainnya menatap Anna dengan tatapan aneh namun sama sekali tidak diperdulikan oleh Anna dan Anna bersikap tak acuh.

Anna tiba diruangannya dan langsung mendudukkan tubuhnya dengan nyaman, lalu menatap tumpukan berkas-berkas yang sama sekali belun tersentuh membuat Anna menghela nafas panjang.

tak lama seorang pria datang dan mencium pipi Anna cepat membuat Anna mendelik sebal menatap pria tersebut.

"ih kamu apa apaan sih van ngagetin aja tau ga!" sebal Anna. ya pria tersebut tak lain adalah Revan kekasih sekaligus bos tampannya.

"hehe maap yang. makanya jangan cemberut udah jelek malah dijelek - jelekin mukanya" canda Revan yang membuat Anna semakin kesal sedangkan Revan sangat gemas melihat wajah Anna yang sangat lucu baginya.

"bercanda sayang. btw kamu udah sarapan?" tanya Revan yang dijawab gelengan oleh Anna membuat Revan menarik nafas panjang. ini hal yang tidak disukai Revan ketika Anna bersedih selalu saja tidak memperdulikan kesehatannya.

"hm untung aja tadi aku bawa bekal dari rumah. nih dimakan ya sayang" ucap Revan sambil menyodorkan kotak makanan yang langsung diterima.

cup

"makasih ya sayang" ucap Anna sambil mengecup pipi kanan Revan membuat hati Revan berbunga-bunga.

"yaudah aku masuk dulu ya keruangan aku ga enak dilihat sama karyawan yang lain nanti cemburu lagi lihat bos tampannya dicium sama sekretris genit hahahhaah" ucap Revan disusul tawanya yang sangat keras untung saja tidak ada siapapun disana.

"dasar gila" Anna geleng-geleng kepala melihat kekasihnya yang sudah tidak waras itu saat bersamanya berbanding terbalik dengan sikap Revan saat didepan karyawan- karyawannya.

                                                     *******

Dilain tempat terlihat seorang wanita paruh baya terbaring lemah diatas kasur kecil. wanita tersebut menatap sendu sebuah foto yang ada digenggamannya. ia merasa sangat menyesal dengan perbuatanya beberapa tahun yang lalu, tak seharusnya ia melakukan hal yang sangat tidak pantas sebagai seorang ibu. tapi semua hanya tinggal penyesalan, ia  merasa sangat rindu dengan anak gadisnya namun jika mengingat yang dulu hatinya teriris mengingat sikapnya yang sungguh keterlaluan. jika ia bisa meminta hanya satu keinginannya, ia ingin memperbaiki semuanya sebelum Allah mengambil nyawanya dan membuat ia meninggalkan dunia ini dengan rasa bersalah.

"ma.." panggil seorang gadis yang berdiri diambang pintu  menatap wanita yang tengah berbaring diatas ranjang tersebut dengan tatapan sendu jujur saja dia tidak tega jika harus melihat satu satunya orang yang dia sayang terbaring lemah seperti itu apa lagi dia tidak bisa membahagiakan mamanya dia merasa sangat tidak berguna sebagai seorang anak bahkan untuk membelikan obat untuk mamanya saja sangat sulit apalagi harus membawa mamanya ke rumah sakit untuk dirawat lebih baik lagi bahkan hutangnya sudah terlalu banyak dia bingung harus bagaimana. sejujurnya dia sangat marah dengan sang pencipta mengapa dengan waktu yang sangat singkat semua bisa berubah dia tidak menyangka jika kehidupannya akn seperti ini dia tidak kuat hidupnya yang dulu sungguhlah enak tidak seperti sekarang.

gadis itu menghampiri mamanya dan ikut duduk disamping ranjang.

"Re..inaa" ucap siska bergetar ya wanita itu adalah siska sedangkan gadis yang sedang menangis itu adalah Reina.

"iya ma" ucap reina menahan isak tangisnya.

"mama kangen Anna" ucap Siska membuat hati Reina serasa dihujam beberapa jarum sungguh menyakitkan jika mengingat nama itu, seorang gadis yang tidak berdosa yang selalu Reina marahi tanpa sebab selalu Reina siksa dengan kejam tak bisa dibendung lagi tangis Reina pecah.

"hikss,, ma Reina juga kangen ma. Reina pengen ketemu Anna ma. Reina juga ingin  meminta maaf dengannya reina udah jahat banget sama Anna ma, reina ga pantes disebut sebagai seorang kaka mungkin saja sekarang Anna benci banget sama kita ma hiksss" ucap Reina dengan terus menangis sedangkan siska hanya diam mematung dengan tatapan kosong ketika mengingat semuanya..

"iya Reina kita memang jahat tapi mama cuma pengen ketemu dia sebelum ajal menjemput mama nanti hiks" ucap siska bergetar membuat Reina mengelus lembut rambut mamanya.

"hiks...iya ma Reina janji akan cari Anna sampe ketemu.. Reina ga peduli walaupun nanti Anna akan dorong Reina atau bahkan membalas semua perbuatan Reina dulu hiks.. tapi Reina ga mau denger  mama  ngomong kaya gitu lagi.. Reina cuma punya mama sekarang jadi mama harus janji sembuh buat Reina" janji Reina yang diangguki Siska.

"yaudah mama tunggu disini ya Reina keluar dulu mau beli makanan sama obat buat mama" ucap Reina lalu melangkahkan kakinya pergi.




TBC.

Vote+comment

REVANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang