"hiks...iya ma Reina janji akan cari Anna sampe ketemu.. Reina ga peduli walaupun nanti Anna akan dorong Reina atau bahkan membalas semua perbuatan Reina dulu hiks.. tapi Reina ga mau denger mama ngomong kaya gitu lagi.. Reina cuma punya mama sekarang jadi mama harus janji sembuh buat Reina" janji Reina yang diangguki Siska.
"yaudah mama tunggu disini ya Reina keluar dulu mau beli makanan sama obat buat mama" ucap Reina lalu melangkahkan kakinya pergi.
*********
Reina keluar dari dalam sebuah apotik dengan membawa kantung obat ditangannya. mata Reina terlihat sendu menatap obat yang dibawanya, tercetak jelas diwajahnya jika saat ini dia sangat kebingungan bagaimana caranya agar dia bisa membeli makanan untuk mamanya uangnya sudah habis untuk membeli obat mamanya tadi.
"aku harus gimana!!" teriak Reina frustasi sambil menjambak rambutnya. sungguh Reina sudah lelah jika harus seperti ini karena tidak fokus membuat Reina tak sengaja menabrak tubuh seseorang hingga Reina terjatuh
"aw" ringis Reina
brukk...
*********
" sayang kamu mau ga makan diluar?" tanya Revan membuat Revan berpikir sejenak.
"ayok" ucap Anna sambil menarik Revan membuat Revan geleng geleng kepala.. gadisnya ini sungguh berubah - rubah mood nya tadi pagi mewek eh sekarang udah bisa semangat.
"pelan-pelan kali bu" kesal Revan saat sudah berada didalam lift.
"biarin orang aku lapar" ucap Anna menjulurkan lidahnya membuat Revan menyeringai tak lama sebuah benda kenyal sudah menempel tepat dibibir Anna membuat Anna diam mematung sedangkan Revan menatap Anna dengan senyuman geli.
"hahahah udah kaya mayat hidup aja" tawa Revan menyadarkan Anna.
"ih kamu ngeselin banget sih" kesal Anna sambil memukul dada bidang Anna.
tring
tak lama pintu lift terbuka membuat sepasang kekasih itu dengan cepat keluar dari dalam lift dengan baju yang terlihat acak-acakan membuat para karyawan berpikir yang tidak-tidak terhadap bos dan sekretaris bosnya.
"ngapain aja bos didalam lift kok kaya ada yang aneh hahaha" ejek Aldo yang tiba-tiba muncul membuat Anna dan Revan terlonjak kaget.
"ish apa-apaan sih lo Al gua ga ngapa-ngapain kepo banget" ucap Revan sedangkan Anna hanya menunduk malu dan sudah dipastikan pipinya saat ini sudah seperti kepiting rebus.
"heheh sorry bos" ucap Aldo menyengir.
tanpa menghiraukan Aldo, Revan menarik keluar Anna lalu merangkul pinggang Anna posesif.
"kita mau makan apa?" tanya Anna membuat Revan menatapnya
"kita ke cafe deket kantor aja ya kita jalan kaki oke sayang" ucap Revan dan diangguki Anna sepanjang perjalanan mereka tak henti hentinya bergurau bahkan Revan menggelitiki pinggang anna membuat Anna tanpa sengaja menabrak seseorang karena tidak fokus.
bruuk...
"aw" ringis gadis tersebut
Anna menatap gadis itu lalu dengan cepat mengulurkan tanganya membantu gadis itu berdiri sedangkan Revan hanya memperhatikan. gadis tersebut menggapai tangan Anna lalu berdiri namun masih menunduk membersihkan bajunya yang sedikit kotor.
"Maaf" ucap Anna tulus
deg..
gadis itu terlihat menegang dan tak lama mengangkat wajahnya lalu menatap Anna begitupun dengan Anna yang juga kaget dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini membuat hatinya kembali perih mengingat semua perlakuan gadis yang berada tepat didepannya dulu bagaimana gadis itu menyiksanya menjambaknya membuat Anna tanpa sadar meneteskan air matanya.
"kak Reina" ucap Anna lirih sedangkan Reina menatap gadis didepannya dengan bingung kenapa gadis itu memanggilnya kaka.
"kamu siapa?" Tanya Reina
"ini Anna ka hiks.." ucap Anna membuat Reina menatap Anna dari atas hingga bawah sungguh Reina tidak mengenali gadis didepannya ini jika saja gadis didepannya ini tidak menyebutkan namanya. penampilannya sungguh jauh berbeda dengan Anna adeknya dulu namun setelah menatap mata gadis didepannya Reina menjadi yakin jika gadis ini adalah adeknya dengan cepat Reina memeluk Anna lalu menangis sedangkan Anna hanya diam.
maaf dan maaf hanya itu kata kata yang keluar dari mulut Reina
"sebaiknya kita berbicara didalam cafe" usul Revan yang diangguki kedua gadis tersebut.
dan disinilah mereka saat ini didalam sebuah cafe yang tidak terlalu ramai mungkin karena saat ini sudah memasuki jam kerja.
Anna duduk dalam diam disamping Revan dan Reina duduk menghadap mereka.
"dek aku minta maaf" ucap Reina ya hanya itu yang bisa Reina ucapkan jujur saja Reina tidak menyangka jika bisa secepat ini bertemu dengan Anna.
Anna menatap Reina dengan mata yang berlinang.
"Anna udah maafin kaka dan mama dari dulu tapi maaf Anna belum bisa ngilangin rasa sakit yang ada dihati ini ka" ucap Anna jujur membuat Reina semakin merasa bersalah. Revan pun juga tidak habis pikir dengan gadisnya ini.. gadisnya sangat baik meskipun telah disakiti sangat dalam.
"makasih dek kaka ga tau gimana cara buat ngilangin rasa bersalah ini sama kamu bahkan kaka rela jika harus sujud dikaki kamu de kaka ga pantes disebut sebagai seorang kaka, kaka ini orang jahat" ucap Reina dengan menjambak rambutnya. Anna melihat itu Anna melihat keadaan kakanya yang sangat kacau wajah cantiknya kini sudah terlihat tirus rambutnya yang dulu indah sekarang terlihat kusut mukanya kusam bahkan baju yang dulu sangat mahal sekarang hanya tergantikan dengan baju lusuh sungguh anna tidak tega.
"cukup ka. kaka jangan sakiti diri kaka sendiri" teriak anna lalu mendekap tubuh kakanya membuat Reina tenang. Reina menangis dalam dekapan Anna.
"mama sakit dek. kamu ikut kaka ya mama mau minta maaf" ucap Reina lirih. Anna mengelus rambut kakanya lalu mengangguk.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANNA
Fantasy17+ Anna adalah seorang gadis yang sangat dibenci oleh keluarganya bahkan dia diusir oleh keluarganya disaat umurnya baru 15 tahun dan Dimasa lalunya juga Anna sangat mencintai seorang pria yang bernama Revan, bahkan Revan adalah cinta pertamanya...