Vlo meletakan handphone-nya di meja kantin. Memutuskan untuk berhenti berkutat dengan itu dan mulai makan sepiring nasi goreng yang mulai dingin di hadapannya.
Seseorang duduk tepat di depannya. Memang ini kantin sekolah, tempat umum. Orang bisa duduk di mana saja. Memilih meja mana pun. Tapi duduk tepat di depan orang lain saat masih banyak tempat lain yang kosong itu agak tidak biasa.
Vlo mengangkat wajah, untuk bisa melihat siapa itu. Barangkali seseorang yang ia kenal. Lelaki manis yang pernah ia lihat beberapa kali sebelumnya. Tapi Vlo tidak tahu siapa namanya.
Lelaki itu tersenyum menyapa Vlo. Lengkungan panjang terukir di bibirnya dan mata dengan kilatan cahaya itu hampir saja terpejam saat ia tersenyum. Senyuman yang sangat manis. Membuatmu ingin mencicipinya [*Plak]. Tanpa mengatakan apa pun lagi, ia mulai makan.
Matanya punya pandangan yang bercahaya tapi meneduhkan. Wajahnya mulus mirip boyband Korea saja, didukung dengan gaya rambut menutupi dahi khas boyband juga. Auranya hangat, membuatmu ingin dihangatkan [*plak again].
Sudah beberapa kali Vlo lihat lelaki menawan ini makan sendirian. Membuat Vlo penasaran. Itu karena rasanya sedikit aneh. Yang pertama adalah ada lelaki setampan ini di sekolahnya dan dia tidak pernah tahu sebelum akhir-akhir ini saja. Vlo sudah sekolah di sini selama satu tahun. Ia pikir mana mungkin ia bisa melewatkan lelaki setampan ini selama hampir satu tahun penuh? Lagi pula Vlo bukan anak kuper, dia juga punya kenalan dari kelas lain. Tapi belum pernah melihat lelaki misterius nan cantik ini sebelumnya.
Lelaki itu berhenti makan. Perlahan mengangkat wajah, menatap Vlo penuh tanya. Mungkin sadar dan mulai risih dari tadi terus ditatapi oleh gadis di hadapannya.
"Bodoh! Apa yang sedang aku lakukan?" batin Vlo baru sadar kalau dari tadi telah memperhatikan lelaki di hadapannya dengan tatapan lapar.
Dengan canggung Vlo memaksakan senyum. Untungnya lelaki itu nampak tak terlalu mempermasalahkannya. Dia membalas senyuman Vlo dengan manis. Vlo menarik pandangannya supaya kembali pada makanannya, berusaha berhenti penasaran dan mulai makan saja.
Tapi sialnya, sulit sekali bagi Vlo untuk mengacuhkan lelaki sekeren ini. Meski tak lagi melihatnya, Vlo masih terus bertanya-tanya. Apa lelaki di depannya ini anak baru atau bagaimana.
Selain terlihat asing, sedikit Mustahil lelaki se-keren dia tidak populer di sekolah ini. Dan lagi dia selalu makan sendirian, apa dia tidak punya teman? Namun hal yang aneh kalau ada anak baru di akhir semester begini. Apalagi ujian semester sudah selesai dan sebentar lagi libur panjang. Kalau memang anak baru, kenapa tidak masuk saat awal semester nanti saja, setelah liburan?
"Haruskah ajak berkenalan saja?" batin Vlo mulai tak tahan dengan rasa penasaran yang terus menekannya.
Pelan-pelan Vlo naikan pandangannya lagi. Lelaki itu kembali sadar kalau Vlo menatap dirinya lagi. Dia berhenti makan dan balas menatap Vlo dengan heran dan penasaran.
"Vlo... Vlo... Peringkat paralel sudah keluar...," kata Dian dan Nita tiba-tiba muncul, menarik-narik lengan Vlo dengan tak sabaran.
Butuh beberapa saat bagi Vlo untuk memahami maksud mereka. Lalu segera saja penasaran.
"Apa peringkatku bagus?" tanya Vlo antusias.
Keduanya mengangguk dengan semangat.
"Gilaaak...," kata Dian mencubit pipi temannya itu dengan gemas.Vlo segera saja bangkit. Berjalan agak cepat dia beranjak menuju papan pengumuman di depan kantor guru.
Suasana di sana sudah ramai. Banyak murid juga penasaran dengan nilainya. Vlo memaksakan diri untuk menerobos kerumunan. Dan segera mulai untuk mencari namanya. Evlogia Althea. Tidak akan terlalu sulit. Itu bukan nama pasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas A [End]
Novela JuvenilVlo mendapat kejutan luar biasa di tahun ajaran baru. Ia dipindahkan ke kelas unggulan yang misterius yang bahkan tempatnya di sendirikan dari kelas lain. Kelas yang penghuninya saja tidak diketahui bagaimana bentuk dan rupanya. Dan sekolah tak pern...