Perasaan Galang dan Perasaan Alfin

48.4K 5K 90
                                    

Bel tanda istirahat pertama sudah berbunyi. Vlo senang hari ini akhirnya Egha membawa bekalnya sendiri. Artinya mereka akan makan satu meja.

Lintang dan Alfin memutar duduknya ikut bergabung dengan mereka. Mereka mulai makan, dan sesekali bercanda. Namun hal itu tidak bertahan lama.

Vlo melihat Icha ada di luar kelas, sepertinya ingin menjumpai Egha. Vlo menatap Egha, yang rupanya tak menyadari kehadiran Icha di sana.

"Gha," panggil Vlo akhirnya.

Egha menoleh padanya, Vlo segera tertawa melihat sebutir nasi menempel di ujung bibirnya. Vlo mengambilkannya dan Egha ikut tertawa setelah menyadari apa yang terjadi. Ia lalu mengusap mulutnya, hanya memastikan tidak ada nasi lain yang tertinggal di sana.

"Kurasa Icha mencarimu," kata Vlo menunjuk ke arah pintu.

Icha tengah menatap mereka. Kelihatan tak seceria saat baru datang tadi.

"Aku akan menemuinya sebentar," kata Egha beranjak.

Vlo mengangguk saja. Menatap punggung Egha yang semakin lama menjauh, lalu hilang dari pandangan.

"Dia mau kemana?" tanya Alfin penasaran.

"Menemui Icha," jawab Vlo.

"Siapa Icha?"

Vlo tersenyum saja, tak ingin menjawabnya.

"Keluarlah kalau penasaran!" jawab Lintang.

"Hey! Aku cuma bertanya, jangan cemburu begitu!" kekeh Alfin menepuk pundak Lintang pelan.

"Hm. Lucu sekali," jawab Lintang dingin.

Vlo tak ingin ikut tertawa karena Lintang terlihat kesal dengan itu.

"Lintang!!" seru Egha dari ambang pintu. Menarik atensi ketiganya.

Lintang menoleh. Pun dengan Vlo dan Alfin.

"Ada yang mencarimu," lanjut Egha.

Setelahnya nampak Galang melambaikan tangan di sana.

"Apa yang dia mau," gerutu Lintang beranjak dari kursinya.

"Aku tidak menyangka Lintang kenal dengan Galang," gumam Vlo melihat Lintang berjalan keluar.

"Kau kenal Galang?" tanya Alfin terkejut.

Vlo lebih terkejut lagi Alfin menanyakan itu. Karena artinya Alfin juga mengenalnya.

"Kau juga kenal?" tanya Vlo. "Wah, aku tidak tahu kalau Galang punya banyak kenalan di sini," gumam Vlo heran. "Dia dulu teman sekelasku," jelas Vlo. "Kalau kau? Dari mana kau mengenalnya?" tanyanya kemudian.

Alfin tersenyum dengan canggung, tapi tak mengatakan apa pun.

"Apa aku mengenalmu?" tanya Lintang dingin menatap Galang.

Galang terhenyak, lalu tertawa dengan canggung. Ia mengelus tengkuknya mencoba meredakan rasa canggung itu.
"Kita bertemu di kantor guru tadi pagi, ingat?" jawab Galang tak menyangka Lintang sudah akan lupa.

Lintang menghela nafas, sadar kalau itu tidak akan cukup untuk mengusir Galang.
"Ada apa?" tanyanya kemudian.

"Ng...," Galang ragu-ragu.

Lintang diam, menunggu jawabannya.

"Tadinya aku menunggumu di kantin, tapi aku tidak bisa menemukanmu di sana, jadi aku ke sini," jawab Galang.

Lintang kesal mendengarnya. Jawaban itu bukanlah jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang ia lontarkan. Ia tidak peduli apakah lelaki ini menunggunya di sana atau dimana pun. Yang ia tanyakan adalah alasan Galang ingin menemuinya, itu saja.

Kelas A [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang