Nathan menyodorkan sepotong roti pada Vlo tanpa mengatakan apa pun. Roti yang sama dengan yang Vlo beli tadi.
Egha melirik Nathan, nampak sedikit penasaran, karena Nathan merangkul Vlo begitu intim. Lanjut menatapi roti yang disodorkan Nathan dengan tatapan aneh. Lalu kembali melirik Nathan.
Nathan balas menatap Egha sama penasarannya.
"Kau mengenalnya Vlo?" bisik Nathan.Vlo tertawa mendengar itu karena Nathan bertanya seolah-olah Egha adalah orang asing yang berbahaya.
"Nathan... Ini Egha... Egha ini Nathan.." kata Vlo akhirnya.
"Hai Nathan...," sapa Egha tersenyum dengan ramah seperti biasanya.
Nathan mengangguk membalas senyuman ramah itu dengan cukup canggung.
"Makan Nath?" kata Egha menawari.
Nathan tersenyum dan mengangguk.
"Hmm... lanjutkan saja!" jawabnya dengan sungkan.Egha tersenyum lalu melanjutkan makan.
"Pacarmu Vlo?" tanya Nathan setengah berbisik, terlihat khawatir.
Egha tersedak dan mulai terbatuk. Sepertinya bisikan Nathan cukup keras untuk bisa didengar Egha juga.
Vlo segera mendekatkan gelas minum pada Egha.
"Pelan-pelan Gha!" kata Vlo berdiri menepuk punggung Egha beberapa kali.Egha segera merasa lebih baik. Dan kemudian minum. Vlo mengambilkan dua lembar tisu untuknya.
Ekspresi Nathan tampak tidak bagus melihat adegan barusan. Vlo terlihat begitu perhatian pada Egha.
Vlo tersenyum menatap Nathan menyenggol lengannya pelan. "Bukan," jawab Vlo.
Vlo tahu kalau Nathan menyukainya. Nathan sudah pernah mengutarakannya. Mungkin pukulan berat baginya jika ternyata Vlo punya pacar sekeren Egha.
"Egha teman sekelasku," jelas Vlo.
Nathan nampak lega mengetahuinya. "Syukurlah.." katanya.
"Tapi, kamu tidak ada niat untuk mendekati Vlo kan Gha?" tanya Nathan penuh selidik.Egha yang sedang minum hampir saja tersedak kembali.
"Sa-santai Gha... Santai!" seru Nathan dengan cemas.
Satu anak lain datang.
"Apa yang kau lakukan di sini?" katanya mendorong kepala Nathan pelan.Nathan dan Vlo kompak mendongak melihatnya. Vlo tersenyum saja menyapanya. Dia adalah Galang, teman sekelasnya dulu.
"Memangnya kenapa? Seperti kau tidak biasa saja melihatku dekat-dekat Vlo saja," gerutu Nathan memukul perut Galang pelan.
Galang tersenyum.
"Cepatlah! Anak-anak lain sudah menunggu kita di ruang OSIS," kata Galang memaksa Nathan untuk berdiri.Nathan menggerutu tapi berdiri juga.
Galang merangkulnya dan mulai berjalan."Bye Vlo..," kata Galang melambaikan tangan.
Vlo tersenyum dan membalas lambaian tangannya.
"Vlo... Jangan lupa makan rotinya!" teriak Nathan.
Vlo mengangguk padanya. Dan kedua laki-laki itu segera menghilang dari pandangan.
Vlo menatap Egha. Egha lagi-lagi terlihat melamun melihat roti pemberian Nathan.
"Kau mau?" tawar Vlo akhirnya.
Egha terkejut. Tadinya tak menyadari kalau Vlo memperhatikannya. Dia segera menggelengkan kepala dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas A [End]
Teen FictionVlo mendapat kejutan luar biasa di tahun ajaran baru. Ia dipindahkan ke kelas unggulan yang misterius yang bahkan tempatnya di sendirikan dari kelas lain. Kelas yang penghuninya saja tidak diketahui bagaimana bentuk dan rupanya. Dan sekolah tak pern...