23

35.1K 4.3K 183
                                    


Vlo dan teman-temannya baru kembali dari pelajaran seni yang hari ini diadakan guru di aula sekolah. Saat tiba di koridor kelas, ia melihat Icha sudah ada di depan kelasnya. Pikir Vlo mungkin menunggu Egha seperti biasanya.

Tiba-tiba saja perasaan Vlo terasa sakit. Egha masih memperlakukan Icha dengan baik meskipun mereka mantan pacar. Sedangkan padanya...

"Ah Vlo.. apa yang kau pikirkan? Tentu saja kau tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan Icha. Dasar bodoh," batin Vlo merutuki dirinya sendiri.

Vlo tersenyum menyapa Icha sebelum masuk ke kelas. Tapi kemudian Icha menahannya.

"Aku ingin bicara," katanya.

Vlo terkejut juga heran, Icha ingin bicara padanya? Sudah pasti ini akan mengenai Egha. Mereka tak pernah bicara akrab sebelumnya. Tidak ada hal lain yang menyangkuti keduanya kecuali Egha. Jadi apa lagi kalau bukan tentang Egha. Dan perasaan Vlo tidak enak mengenai ini. Tapi dia menurut juga saat Icha menariknya dari kerumunan anak-anak yang ingin masuk ke kelas.

"Apa benar kalian pacaran?" tanya Icha langsung saja.

Vlo terbelalak, terkejut luar biasa mendengarnya. Rumor itu harusnya hanya ada di kelas. Bagaimana bisa sampai pada Icha juga?

"Dari mana kau..."

"Jadi benar?" potong Icha nampak telah terguncang.

"A-apa? Siapa yang bilang begitu?" tanya Vlo seketika panik.

"Teman-temanmu bertanya padaku, kenapa aku terus ke sini mencari Egha padahal dia sudah punya pacar. Padahal dia pacarmu," jelas Icha nampak sudah ingin menangis. "Jadi benar kalian pacaran?" tanyanya lagi.

"I-ini tidak seperti itu..."

"Sebenarnya aku pun penasaran. Bagaimana caramu melakukannya," potong Icha tiba-tiba berubah kesal.

"Melakukan apa?" tanya Vlo berkerut dahi.

"Bagaimana bisa kau membuat Egha mau menyentuhmu? Dia bahkan tidak suka aku merangkul tangannya saat kami pacaran dulu. Tapi berkali-kali aku melihat sendiri dia menggandeng tanganmu. Saat pertama kita bertemu, lalu saat membeli jus di minimarket sekolah, dan besoknya saat kalian ke kantin bersama dia juga menggandengmu. Bahkan dia menolak untuk jalan denganku karena dia bilang ada janji. Dan rupanya janji itu denganmu. Bahkan saat menemuiku di sini, di depan kelas ini, dia juga mengajakmu," jelas Icha.

"I-itu sebenarnya tidak seperti kelihatannya...."

"Aku bahkan pernah lihat sendiri kau mengusap pipinya dan lalu Egha tertawa kelihatan senang. Dia begitu suka kau melakukan itu padanya," potong Icha lagi.

"Apa? Mengusap pipi? Aku tidak pernah...."

"Ya, kau pernah," potong Icha menunjuk Vlo dengan kesal. "Aku melihatnya sendiri Vlo. Kalian sedang makan waktu itu. Bahkan kau juga melihatku, bagaimana mungkin kau mau menyangkalnya," jelas Icha bersikeras dengan sedikit jengkel.

Icha kelihatan benar-benar serius. Maka Vlo berusaha memikirkannya. Mengusap pipi? Saat sedang makan? Vlo memutar otaknya beberapa saat.

Vlo terkejut sendiri saat yang didapatnya adalah ketika Egha tak sengaja meninggalkan sebutir nasi di ujung bibirnya dan Vlo mengambilkan itu untuknya. Dan kemudian memang Egha tertawa, itu karena merasa lucu. Jelas tidak seperti yang Icha pikirkan.

"Tidak. Waktu itu sebenarnya..."

"Semua orang di kelas kalian sudah tahu kalian pacaran," kesal Icha kembali memotong perkataan Vlo. "Bahkan mereka bilang kalian sangat manis bersama. Kalian dekat dan juga mesra. Kalian bahkan pernah berpelukan di depan kelas di depan semua orang."

Kelas A [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang