Kelas A dan 'Dare or Dare'

53K 5.6K 316
                                    

"Ada apa Gha?" tanya Vlo akhirnya.

Egha menoleh. Lalu tersenyum.
"Mau main dare or dare," jawabnya yang kemudian merobek selembar kertas dari bukunya.

"Main apa?" tanya Vlo masih tidak paham.

Egha kembali menoleh. Kembali tersenyum, baru mengerti ternyata Vlo tidak paham sedikit pun. Dia memutar duduknya menghadap Vlo.

"Apa kau tahu permainan truth or dare?" tanyanya.

Vlo menggeleng.

"Biasanya dimainkan dengan memutar botol ditengah meja. Saat botol berhenti, pemain yang ditunjuk oleh botol itu harus memilih antara truth atau dare. Menjawab pertanyaan dengan jujur atau menerima tantangan saja," jelas Egha. "Pernah dengar?" tanya Egha lagi.

Vlo mengangguk mulai paham. Itu permainan yang setahunya kadang-kadang muncul di film.

"Kita sekarang mau memainkannya," kata Egha tersenyum. "Bedanya adalah kita tidak menggunakan botol, melainkan undian dengan nomor absen. Dan lagi tidak ada pilihan truth di sini. Hanya ada dare. Makanya disebut dare or dare."

Vlo manggut-manggut sudah mengerti. Tapi justru jadi takut untuk mengikuti permainan. Kelihatannya permainan ini lebih kepada menyeramkan daripada menyenangkan.

"Ini," Kata Egha menyodorkan sobekan kertas kosong pada Vlo. "Tulis daremu di situ! Tiap orang mengumpulkan satu dare untuk diundi oleh Ari," jelas Egha lagi.

Egha lalu mulai fokus pada kertasnya sendiri setelah Vlo menerima itu.

Vlo akhirnya mengambil pena. Ujung pena sudah menempel di kertas itu, saat Vlo baru sadar kalau ia tidak tahu mau menulis apa.

"Mm... Dare yang diberikan biasanya seperti apa Gha?" kata Vlo mendekat dan mengintip kertas milik Egha.

Egha menoleh, detik berikutnya langsung menjauh saking terkejutnya. Baru saja mereka hampir berciuman sebab terlalu dekat.

Tapi ekspresi terkejut Egha justru membuat Vlo tak kuasa untuk menahan tawanya.
"Sorry... Sorry...," kata Vlo ditengah gelaknya.

Egha menghela nafas pelan dan akhirnya ikut tertawa. Merasa geli juga dengan tingkahnya sendiri.

*

Andi dan Alfin telah selesai membersihkan kelas. Dan Ari, anak laki-laki yang tadi bertanya pada Putra kemudian mengajak anak-anak lain untuk bermain, sudah berada di depan kelas dengan dua akuarium bulat yang masing-masing berisi gulungan-gulungan kertas.

Ari memasukkan tangannya ke dalam salah satu akuarium, mulai mengaduk gulungan-gulungan kertas. Tak lama kemudian mendapatkan satu lalu membukanya.

"16," katanya.

Seorang laki-laki di meja depan mengeluh. Sepertinya dialah si absen 16. Ari tersenyum lalu mulai mengaduk akuarium lainnya. Segera ia dapatkan satu gulungan dan langsung membukanya.

"Wah... Ini pas sekali untukmu," gumam Ari nampak antusias. "Menari gangnam style," kata Ari menyebutkan isi dare nya.

Anak-anak lain pun kelihatan senang. Ari kembali ke tempat duduknya, mempersilakan anak itu untuk menguasai 'panggung'.

"Jonathan memang jago dance," bisik Egha memberitahu Vlo.

Vlo mengangguk sambil menggumamkan
"O..."

Seorang anak memutarkan lagu gangnam style untuk Jonathan. Jonathan mulai menari sesuai dengan tarian aslinya. Anak-anak lain bertepuk tangan sesuai irama. Sebentar kemudian tepuk tangan makin meriah saat tarian gangnam style itu berubah jadi freestyle dance dan bahkan breakdance. Keren.

Kelas A [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang