33%

3.2K 509 68
                                    

Focus: Taehyung, Sowon

18 Desember 2017

11.46

"Jimin gak bisa balik lagi, tae."

"Taehyung."

Lelaki itu tersentak. Seumur hidupnya, baru pertama kali ia melamun dan memikirkan kalimat yang sama selama berjam-jam.

Taehyung mengadah. Menatap gadis yang tengah menyodorkan beberapa lembar kertas yang di lipat kepadanya.

Sowon duduk di kursi tunggu yang kosong di samping Taehyung dan menyerahkan kertas tersebut. Gadis itu tersenyum ketika Taehyung melayangkan tatapan bertanya.

"Dari Jimin."

Taehyung terdiam menatap sesuatu di tangan Sowon. Sampai akhirnya ia mengambil kertas tersebut dan menaruhnya di kantung celananya.

"Kok gak dibuka?"

Taehyung mengedikan bahunya. "Udah tau isinya." Lelaki itu tersenyum. "Isinya gak penting amat, sih."

Sowon ikut tersenyum. Setidaknya ia sedikit lega. Sahabat lelakinya itu tidak terjebak dalam kesedihan yang mendalam. Gadis itu menepuk punggung Taehyung pelan.

"Di dalem rame, loh. Gak mau ke dalem?"

Taehyung tersenyum, lagi. "Duluan aja. Ntar gua nyusul."

Sowon menepuk pundak Taehyung kemudian berdiri. "Yaudah, gua ke dalem dulu, ya."

Taehyung hanya terdiam. Hingga pintu di depannya tertutup, lelaki itu menghela nafas. Tangannya bergerak untuk mengambil sesuatu di kantung celananya. Sesuatu yang baru saja Sowon berikan.

Lelaki bermarga Kim itu menatap lekat-lekat benda di tangannya. Jari-jari panjangnya bergerak untuk membuka lipatan kertas tersebut.

"Kejam bener, chim. Sumpah," gumam Taehyung. Lelaki itu terkekeh kemudian. "Padahal lu janjinya ngasih kupon setarbak, kenapa malah kupon kaefsi?"

Gumaman-gumaman yang berhubungan dengan Jimin terus keluar dari bibir lelaki itu. "Dua belas hari lagi ultah gua, loh, Jim? Masa ntar lu gak ada, sih? Gak asik, ah."

"Lagian jadi orang bego banget, sih. Pertanyaan gitu doang masa gak bisa jawab."

"Terus entar gua minta traktir setarbak ke siapa? Seungcheol? Mana mau dia. Sama Taeyong? Dia aja masih suka ngutang. Sowon? Kei? Jisoo? Yang ada gua di tabok. Nayeon? Bona? Mereka, kan, lagi sama lu di sana, chim, di tempat yang jauh dari sini."

Taehyung meremas kupon di tangannya. "Setidaknya buat surat yang isinya kata-kata terakhir untuk gua, kek. Ini malah kasih kupon. Lu doang emang."

Lelaki itu merapatkan bibirnya. Menatap lantai rumah sakit dengan tatapan kosong. Mulai membayangkan bagaimana caranya ia hidup tanpa sahabat terbaiknya. Bohong jika ia tidak sedih sama sekali.

"Argh!" Taehyung mengacak-acak rambutnya. Matanya mulai berkaca-kaca. Tak lama, bibirnya mulai mengeluarkan isakan-isakan kecil. Air mata terjatuh dari kedua pelupuk matanya. Beberapa tetes terjatuh tepat di atas kupon tersebut.

Dan disanalah. Di kursi tunggu depan ruangan Yuju dan Yugyeom, Taehyung mengeluarkan semua emosinya mengenai kepergian tiga orang yang cukup penting dalam hidupnya. Terutama Park Jimin, sosok sahabatnya yang sangat berarti.

Focus: All

18 Desember 2018

17.55

Eunha sibuk menuliskan sesuatu di buku catatan hariannya. Gadis itu melakukan kegiatan tersebut tepat di atas kasur milik Yuju, di samping tangan kiri temannya.

«¹» Elevator Game ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang