Focus: June, Mina
18 Desember 2017
06.32
BRUK!!
Mina mengernyit. Hampir saja ia melompat kaget dari dalam lemari ketika suara barang jatuh terdengar.
Suara itu... Tepat di depannya.
Mina membuka sedikit pintu lemari dan mengintip dari celah kecil tersebut.
Tidak, tidak ada yang aneh. Hanya tempat tidur yang sekarang sudah dalam posisi miring di atas lantai. Mungkin itu yang menciptakan suara tadi. Tapi... Apa yang membuatnya berubah posisi?
Andaikan Mina tau disanalah awalnya June bersembunyi.
Mata gadis asal Jepang itu masih mengawasi keadaan sekitar—di luar lemari tempat ia bersembunyi.
Aman.
Tap...tap...tap...
Mina tersentak. Baru saja ia ingin keluar dari sana namun langkahnya itu terhenti ketika kedua matanya menangkap sosok bergaun putih, tengah membelakanginya.
Gadis itu menggigit bibirnya. Keringat dingin sudah membasahi pelipisnya.
Sret.
Myoui Mina mendelik. Ketika tatapannya bertemu dengan mata hitam kelam sosok tersebut.
Focus: Mingyu, Jaehyun, Jihyo
18 Desember 2017
06.30
"Sampai kapan kita disini??"
Jaehyun menghela nafas. Sudah tiga kali Mingyu menanyakan hal yang sama dan kemudian suasana hening. Tidak ada diantaranya dan Jihyo yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.
"Diantara yang lain kita yang paling aman." Mingyu menoleh, menatap Jaehyun dan Jihyo bergantian. "Kalo yang lain kenapa-napa gimana?"
"Percuma. Kalaupun kita keluar, kita yang dalam bahaya," jawab Jaehyun.
Mingyu menatap garang Jaehyun. "Kalian udah mati, kan?? Temen-temen gua masih hidup! Apa lu mau mereka bernasib sama kayak lu??"
Jihyo tersentak kemudian meringis. "Mingyu!" Gertak gadis itu. "Disini derajat kita sama, entah yang mati ataupun yang hidup, sewaktu-waktu kita bisa terbunuh!"
Mingyu mengerang frustasi. Lelaki itu menundukkan kepalanya kemudian mengacak-acak rambutnya. Firasatnya benar-benar tidak enak sekarang—
"AAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"
Mingyu mendongak. Jihyo dan Jaehyun menoleh ke arah pintu.
Nafas lelaki jangkung itu tercekat. "Itu suara... Mina."
Jaehyun menahan lengan Mingyu. "Lu gak akan keluar dan bahayain diri lu, kan?"
Lelaki itu tertawa kecil. "Maaf, Hyun, udah cukup gua nyaksiin kematian temen gua secara langsung." Mingyu menepis tangan Jaehyun. "Gua gak mau diem aja ketika temen gua dalam bahaya. Gua muak ngerasain kehilangan, hyun."
Lelaki itu segera menyingkirkan meja yang menghalangi pintu. Sejenak ia menatap Jihyo dan Jaehyun bergantian kemudian keluar dari ruangan tersebut.
Jaehyun berdecak kemudian hendak menyusul Mingyu. Namun langkah laki-laki itu terhenti ketika mendapati Jihyo hanya berdiam di tempatnya.
"Mba? Buruan dih."
Jihyo tersentak. "G-gua takut..."
Jaehyun menatap Jihyo lamat-lamat. Bodoh. Lagipula siapa yang tidak takut dikeadaan seperti ini?
Jaehyun tersenyum tipis.
"Gak perlu takut. Selama lu dipihak gua, lu aman."
Focus: Taeyong, Jisoo
18 Desember 2017
06.23
Jisoo berdeham pelan. Tenggorokannya terasa kering. Sesekali ia melirik pergelangan tangannya yang—sejak tadi —digenggam erat oleh Taeyong.
Iya, gua TaeSoo shipper mau apa lu.
Gadis itu melayangkan tatapannya pada wajah Taeyong yang tampak sempurna jika dilihat dari angle manapun. Kemudian, Jisoo menghela nafas. Mencoba mengatur detakan jantungnya yang berdegup kencang.
"Ruangannya masih jauh, ya—"
Jisoo meringis pelan. Mengaduh sambil mengusap batang hidungnya yang bertabrakan dengan punggung Taeyong.
"Yong? Paan sih berhenti ti—"
"Ssst..."
Jisoo segera mengalihkan perhatian pada objek yang tengah berdiri di depan salah satu kamar rawat. Siluet tinggi dengan tubuh yang berbalut selimut putih dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Taeyong melangkah mundur perlahan, memberi kode pada Jisoo agar mengikuti langkahnya. Ia berniat pergi dari sana sebelum sosok itu menyadari keberadaan.
Sret.
Sial. Sepertinya sosok itu menoleh ke arah mereka sekarang.
Saking paniknya, Jisoo segera berlari sambil menarik tangan Taeyong.
Asw mesra bgt baper gua.
Mereka hendak berbelok ke kiri di pertigaan lorong. Namun, dengan reflek keduanya mengerem langkah mereka.
Sosok dengan seluruh tubuh tertutup selimut putih—seperti tadi—tengah berdiri di tengah jalan, menghalangi jalan mereka.
Taeyong menggertakan giginya. "Jisoo, balik lagi!"
Mereka kembali berlari ke jalan tadi, dimana mereka menemukan sosok berbalut selimut putih tadi.
Lagi dan lagi. Dua orang itu harus menghentikan langkah mereka.
Karena sosok tadi sama sekali tidak berpindah dari tempatnya barang sesenti pun.
Selamat. Lee Taeyong, Kim Jisoo. Kalian telah sukses disudutkan.
Udah lama banget ya gua gak update? Huhu maap ya. Baru masuk tugas banyak banget, jadi mohon pengertiannya ya, mungkin setelah ini gua bakal sering telat update :""
Hm btw abis ini enaknya side siapa nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
«¹» Elevator Game ✔
Horreur❰EG➖9597's❱ ❝Life is a beautiful lie. And Death is a painful truth.❞ highest rank: #1 in 95 #1 in gf #2 in 97 #5 in lovelyz ©Shiyuma_chan, 2018