[24] What Happened with Yoongi?

4K 407 39
                                    




Yoongi menangis sejadi jadinya. Tak perlu di tanya kenapa. Ia sudah banyak kehilangan orang yang ia sayangi. Dan sekarang—Jimin juga?

"Kau jahat, Park! Aku membencimu!"

Jimin yang berada di depannya hanya diam. Tak menjawab makian Yoongi sedikitpun. Sejak tadi dadanya di pukul keras oleh Yoongi pun, ia tak berkutik sama sekali.

"Sudah kubilang jangan lakukan! Tidakkah kau mendengarkanku?! Dasar idiot!"

Bungsu Min makin menjerit sedih. Di pandanginya namja yang selama ini selalu ada untuknya. Namja yang selalu melindunginya. Namja yang tak pernah lelah menemaninya. Namja yang begitu ia cintai dan mencintainya. Namja yang tak akan pernah ia lepaskan, sampai kapanpun juga.

"Katakan kau mencintaiku, Park Jimin! Katakan dengan keras! Katakan dengan lantang!"


"AKU, PARK JIMIN, SANGAT MENCINTAIMU, KEKASIHKU, MIN YOONGI!"

Si cantik tersenyum dan menghapus air matanya kasar. Dipeluknya erat sosok namja itu yang kemudian di balas peluk tak kalah erat.

"Kumohon, Jimin. Lain kali, jangan lakukan ini. Jika kau menyakitiku, kau tidak boleh membunuh dirimu sendiri, karena sama saja kau malah semakin menyakitiku. Promise me?"

"Yes, baby. I promise."

Jimin tersenyum, begitu tulus. Bibirnya mendarat di kening Yoongi, lama. Dunia harus tau, ia begitu mencintai namja pucat ini.

Jadi, Jimin tidak mati?

Tentu saja, tidak.

Mulanya, ia memang sudah menembakkan pistol yang mengarah pada jantungnya dan gerakannya itu membuat Yoongi menangis histeris sampai berteriak teriak. Bingung sebenarnya, kenapa ia tidak merasakan apapun. Ternyata, ia baru ingat jika peluru yang ada di pistol yang di pegangnya memang sudah ia habiskan untuk menyiksa Siwon.

Yoongi yang tak melihat darah pun, memaki maki Jimin karena berani beraninya melakukan hal konyol yang sama sekali tidak lucu itu. Jimin hanya mengerjap, memandangi Yoongi yang mengamuk padanya lalu bertanya pelan.

"Aku—tidak mati?"

"Tidak, bodoh! Lalu apa yang kau harapkan, hah? Kau mau mati?! Kau tidak boleh mati selain karena tanganku sendiri yang membunuhmu, idiot! Tangan jelekmu itu juga tidak boleh membunuhmu! Tidak ada yang boleh membunuhmu selain aku, termasuk dirimu! Mengerti?!"

Jimin mengangguk patah patah. Sepenuhnya masih mencerna kejadian barusan, nyata atau tidak, sebelum ia menyadari bahwa pukulan Yoongi di dadanya sangat terasa. Sakit sekali, bung!

"Jadi, kau tidak mati, Park? Padahal aku berniat mengadakan pemakaman massal."

"Mati saja kau, Even! Jika kau berani melukai Jiminku, ku pastikan otakmu itu ku tembak duluan dengan pistol!"

Even meringis ngilu. Oke, ia harus menagih cerita dari Jimin. Bagaimana bisa seorang Min Yoongi yang bahkan tak kuat melihat orang mati di depannya tiba tiba semua ancaman yang ia gunakan berhubungan dengan membunuh? Dengan tangannya sendiri pula?

Taeyong yang juga berada di situ, ikut meringis ngilu. Oh, ayolah. Padahal, ia yang melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Yoongi takut dan menangis melihat Jimin menyiksa orang sampai sekarat dan akhirnya mati, lalu sekarang Yoongi malah mengancam orang dengan menembak kepalanya?

Pengaruh percobaan bunuh diri Jimin berdampak besar rupanya.

"Sayang, terjadi sesuatu padamu?"

DANGEROUS [my]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang