[26] Park Yunho

3.4K 425 37
                                        




"Maaf, tadi terjadi sedikit kesalahan pada organ dalamnya yang membuatnya kritis. Syukurlah, Tuan Park berhasil melewati masa kritisnya. Hanya menunggu efek obat bius, dia akan bangun setelah itu."

Dokter itu tersenyum mendengar helaan nafas lega dari orang orang yang menunggu pasiennya di luar. Tentu senang luar biasa, menyelamatkan nyawa seseorang dan membuat keluarga mereka bahagia.

"Kalian boleh masuk. Pastikan bahwa Tuan Park tidak boleh banyak bergerak, atau jahitannya bisa terlepas. Jahitannya juga sangat rawan karena berada dekat dengan jantungnya."

"Baik, dokter."

"Masih ada yang ingin di tanyakan?"

"Kapan ayahku sadar, dokter?"

"Paling lama satu jam. Jika pengaruh biusnya sudah menghilang, setengah jam lagi ia pasti sudah bangun."

"Terimakasih, dok."

"Ada lagi? Jika tidak, aku permisi."

"Sekali lagi, terimakasih, dokter. Telah menyelamatkan nyawa ayahku."

"Itulah tugas seorang dokter, nak. Jaga ayahmu baik baik. Satu lagi, ia sempat menggigau dengan nama 'Chanyeol',  'Jimin', dan 'Jiae', kurasa. Kuharap itu salah satu dari kalian."

"Chanyeol hyung, aku dan Jiae ada di sini semua."

"Bagus, ayahmu pasti sangat bahagia melihat seluruh anaknya berkumpul. Aku permisi."

Selepas dokter itu pergi, Jimin memasuki kamar inap ayahnya. Si susul Yoongi, Chanyeol, lalu Jiae. Even, Isak, dan Taeyong memilih untuk menunggu di luar. Tentu, juga karena Even punya trauma pada Tuan Park. Masih ingat, bukan?

Trauma yang Even miliki pada Tuan Park bukan tanpa di sengaja. Bahkan, mereka pun belum pernah bertemu satu sama lain. Hanya saja, Even pernah tak sengaja melihat Tuan Park saat mendatangi sekolah mereka dulu saat dirinya dan Jimin masih SMA.

Yeah, karena melihat Tuan Park, ia jadi tidak mau bertemu dengan ayah Jimin itu. Takut hilang kendali. Karena, Tuan Park mirip dengan sang ayah, dari banyak sisi. Bukan termasuk wajah, tapi, termasuk lagaknya yang begitu mirip dengan ayahnya. Membuat jiwa pembunuhnya ingin menghabisinya. Karena itulah, ia tak ingin berada terlalu dekat dengan ayah sahabatnya itu.

Setengah jam berlalu, dan benar yang di katakan sang dokter. Yunho mulai membuka matanya. Chanyeol yang melihatnya langsung berteriak dramatis sebelum Jimin menginjak kakinya dan berbisik tajam, "Kau memalukan, hyung!"

"Ayah?"

Suara yeoja itu membuat Tuan Park menoleh dan ia di hadapkan pada putri bungsunya, Park Jiae. Satu satunya keluarga Park yang sifatnya mirip dengan istrinya, Jaejoong. Tuan Park tersenyum dan mengelus pelan rambut Jiae.

"Selamat datang kembali, nak."

Tanpa bisa di cegah, Jiae meneteskan air matanya yang ditahannya sejak tadi. Orang orang yang selama ini hanya bisa ia lihat di balik benda elektronik yang di tunjukkan Siwon padanya, kini ada di hadapannya.

Chanyeol ikut tersedu, tapi, begitu Jimin menatapnya tajam, ia buru buru menghapus air matanya. Tatapan Jimin itu seakan mengatakan, 'Memalukan, hyung. Kau namja. Jangan cengeng.'

Yoongi yang sejak tadi berdiri di samping Jiae memilih untuk mengelus pelan punggung yeoja itu. Tanpa menyadari bahwa Tuan Park sudah menatapnya sejak tadi. Jimin yang menyadarinya segera memasang raut waspada. Karena, yeah, sebaik apapun ayahnya itu kembali menjadi ayahnya yang dulu, aura tegasnya itu masih terasa, bung.

DANGEROUS [my]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang