[27] Indigo?

3.6K 415 9
                                        

Pemakaman hari itu berlangsung syahdu. Payung hitam bertebaran. Jimin, sedikit heran. Apakah orang orang hanya akan mengingat orang lain saat orang itu sudah meninggal dunia? Jujur saja, banyak sekali orang yang tak ia kenal berada di sekelilingnya, mengunjungi pemakaman Jiyong lebih tepatnya. Apakah orang orang itu hanya sekedar pelayat yang kenal dengan Jiyong? Atau yang paling parah, para musuh sang mafia itu? Seringai  menyeramkan nampak di wajah Jimin. Jika bukan untuk berduka, lalu kenapa mereka datang? Sampah.

Orang orang berpakaian hitam itu mulai berbubaran. Menyisakan Jimin, dan Yoongi yang berdiri tak jauh dari dominannya itu. Jimin berjongkok, menyamakan tingginya dengan pusara yang terukir nama Kwon Jiyong di atasnya.

"Boss, aku bahkan tak percaya kau sudah tiada. Kau bahkan tega memberikan tanggung jawab besar padaku untuk mengurus dunia bawah. Kejam sekali kau, boss."

Hanya angin yang membalas perkataan Jimin. Membuat namja itu yakin, bahwa sang boss memang sudah menghadap pada Tuhan. Meninggalkan puluhan markas, ratusan tugas, dan ribuan anak buah untuk ia pimpin kedepannya nanti.

"Terimakasih untuk semuanya, hyung. Kau sudah membantuku, banyak sekali. Aku berjanji padamu untuk selalu mengikuti apa yang kau ajarkan padaku. Kau ingat nasehat terakhir yang kau katakan padaku? 'Tak peduli kau harus menentang siapa, prioritasmu harus menjadi yang paling utama. Tak peduli kau akan mati, kau harus melindungi siapapun yang ada di hati.' Sebuah pesan darimu yang membuatku menentangmu dan menyelamatkan Yoongi. Salah satu skenariomu juga, pastinya. Harus ku akui kau sangat cerdas, hyung. Aku saja tertipu."

Yoongi tersenyum tipis di belakang Jimin. Jiyong adalah salah satu sebab ia tau bagaimana perasaan Jimin padanya. Juga, penolong nyawanya secara tidak langsung. Sesosok kakak yang bahkan hampir ia lupakan keberadaannya karena sosok Suga yang sengaja menghapus ingatannya tentang Jiyong. Dan ingatan itu kembali, saat Suga mengetahui sandiwara yang Jiyong lakukan.

"Sampaikan salamku untuk orang tuamu dan Junsu hyungku, oke? Mereka pasti bangga bisa berkumpul kembali dengan seorang yang hebat sepertimu. Kau harus rajin mengunjungiku, hyung, masih ada banyak hal yang harus ku pelajari."

Kalimat terakhir Jimin membuat Yoongi mengernyit. Apa maksudnya itu?

"Aku indigo, sayang."

Demi apapun, Yoongi terkejut. Ia bahkan mengedipkan matanya berulang ulang dengan tatapan polos. Membuat Jimin terkekeh kemudian bangkit dan mengecup kedua mata sang kekasih.

"Serius. Aku indigo."

"Sejak kapan?"

"Sejak dulu. Hanya saja, aku sudah menutup kemampuanku itu sejak SMA, sejak pertama kali aku membunuh. Kata ayah, penglihatanku itu akan menghalangiku untuk membunuh."

"Lalu—?"

"Itulah mengapa aku tidak tau jika Junsu hyung sudah meninggal. Sekarang aku sudah tau, dan dia ada di sini mengunjungi pemakaman Jiyong hyungnim, meskipun JiYong hyungnim ada di sini juga, sih."

Namja pucat itu sedikit bergidik karena demi apapun, ia tidak suka hal hal berbau mistis. Dan sekarang, ia harus di hadapkan dengan sang kekasih yang adalah seorang indigo? Ia menoleh ke sekelilingnya dan yang ia dapati hanya udara yang sukses membuat bulu kuduknya meremang. Tanda tanda jika ada makhluk lain di sekitarnya.

DANGEROUS [my]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang