[3] The Secret

8.1K 811 14
                                    


"Kau akan kemana setelah ini?"

"Markas Jiyong hyungnim."

"Kalau begitu aku duluan."

Yoongi melambaikan tangannya dan tersenyum pada Jimin. Ia menyetop sebuah taxi dan Jimin memandangi kepergian taxi itu hingga menghilang di tikungan jalan. Suara dering ponsel memecah lamunannya. Jimin membaca nama penelfon itu sekilas dan segera mengangkatnya.

"Ada apa, hyung?"

"Kenapa kau tidak menjawab telfonku?"

Astaga!

Sial!

Kwon Jiyong menelfonnya menggunakan ponsel milik kakaknya, Park Junsu. Saat di kereta tadi, Jiyong memang berkali kali menelfonnya. Tapi, ia sengaja tak mengangkatnya karena ia duduk di sebelah Yoongi.

"Maafkan aku, hyungnim. Aku—"

"Jangan coba coba membohongiku, Park. Kau fikir aku tidak tau apa yang kau lakukan dengan bocah itu?"

Jimin mengumpat dan pandangan matanya tak sengaja menatap seorang yang di kenalnya. Orang itu tersenyum sinis. Dasar bedebah, fikir Jimin.

"Aku mau malam ini juga kau memberesan semuanya!"

"Baikkah, hyungnim."

"Aku tau kau tak akan ingkar janji, Park. Sama seperti kakakmu."

Sambungan telfon terputus. Jimin memasukkan ponselnya kembali ke kantong celananya. Namun, ponselnya kembali berdering. Satu pesan masuk.

"Nikmati makan malammu, Park."

Sial! Benar dugaannya.

-DANGEROUS-

"Hyung, jadi kau benar benar berurusan dengan mafia gila itu?"

"Entahlah. Yang aku tau hanya aku tak sengaja menabrak salah satu dari mereka hingga tewas dan aku tak tau apa yang akan mereka lakukan."

"Kurasa mereka memberi waktu untukmu selama beberapa bulan. Jadi, kau harus waspada, hyung. Sewaktu waktu mereka akan membunuhmu."

"Darimana kau tau?"

"Prinsip seorang pembunuh itu nyawa dibalas nyawa."

"Baiklah. Sekarang tidurlah, sudah malam."

"Ok. Selamat malam, hyung."

"Selamat malam."

Moonbin mencium kening adik satu satunya itu dan tersenyum. Kemudian ia bangkit berdiri dan keluar dari kamar Yoongi. Ia rasa Yoongi benar. Ia harus waspada dan bisa jadi malam ini ia akan mati. Min Moonbin melangkahkan kakinya ke kamarnya. Ia akan melakukan sesuatu.

-DANGEROUS-

"Hyung!!"

Yoongi mengetuk pintu kamar kakaknya. Ia terbangun tengah malam dan tiba tiba hatinya tak tenang memikirkan sang kakak. Dan disinilah dia sekarang.

Karena tak ada sahutan dari dalam, ia membuka pintu itu. Kakaknya tak ada di dalam sana. Saat ia membuka pintu kamar mandi, kakaknya juga tak ada di sana.

"Hyung! Kau dimana??"

Langkahnya mengarah ke dapur. Ia terhenyak. Tubuhnya terpaku. Kakaknya terlentang tak bernyawa di bawah sana. Lengkap dengan sebuah pisau menancap di dada kirinya. Yoongi jatuh terduduk. Air matanya mengalir seketika. Ia mengguncang guncangkan tubuh kakaknya.

DANGEROUS [my]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang