[15] I Know What I Do

4.3K 476 35
                                    

"Kita akan ke Daegu?"

Jimin yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk menoleh pada Yoongi yang baru saja bertanya. Pandangannya seakan menerawang jauh ke masa lalunya.

"Iya. Chanyeol hyung koma, dan dia ada di markas Daegu. Tapi, kita akan ke Busan dulu."

"Busan?"

"Mengunjungi ibuku dan Junsu hyung."

"Ok."

Si tampan tersenyum tipis dan mendekati si cantik, memeluknya dari belakang. Sepertinya ada sesuatu antara Yoongi atau Suga dengan Daegu dan Jimin bisa merasakannya.

"Jadi, ada apa dengan Daegu, hm?"

"Dulu aku tinggal di sana, Jimin. Saat ayah dan ibuku meninggal, aku pindah ke Busan bersama Moonnin hyung. Dan sekarang Moonbin hyung—"

"Jangan berusaha membuatku merasa bersalah, sayang. Karena aku tidak akan pernah merasakan hal seperti itu. Mengerti?"

Yoongi mengangguk samar. Pikirannya menentang keras suara hatinya yang menyerukan bahwa Jimin begitu egois. Bungsu Park itu tidak egois. Ia hanya—tidak punya rasa bersalah.

"Jimin?"

"Hm?"

"Kau—benar benar tidak pernah merasa bersalah?"

"Pernah."

"Tepatnya?"

"Saat ada yang melukaimu, dan aku tidak ada di sana untuk menyelamatkanmu. Aku sangat bersalah padamu, dan juga pada diriku yang tidak becus menjagamu."

"Oh, ayolah Jimin, itu—"

"Aku serius tentang janjiku, sayang. Aku tidak akan membiarkan orang yang melukaimu hidup."

Senyum bak malaikat itu terpantri di wajah si cantik. Yoongi membalikkan tubuhnya dan balas memeluk dominannya, menyembunyikan wajahnya di dada Jimin.

"Thanks, Jimin."

"What for?"

"Protect me."

"Sudah tugasku, cantik. Lebih baik persiapkan dirimu. Kita ke Busan, lalu Daegu, dan terakhir, memusnahkan otak dari pembasmian orang orang terdekatmu."

-DANGEROUS-

Buagh!

Pukulan itu tak main main. Terasa ngilu di tulang pipi. Tapi, sang korban pemukulan sama sekali tak beranjak dari tempatnya hingga sang pelaku menyuarakan maksudnya.

"Kau menghancurkan semuanya, Kwon Jiyong!"

Jiyong tersenyum miring. Menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Matanya menatap lawan bicaranya tanpa minat.

"Aku bukan bonekamu, Seunghyun!"

"Kita sudah sepakat untuk menyembunyikannya!"

"Aku tidak mengiyakannya."

Seunghyun geram. Tangannya menarik krah baju Jiyong. Menatap penuh amarah pada sang boss mafia. Yang bersangkutan nampak acuh, membuat Seunghyun semakin emosi.

"Jangan main main denganku, Jiyong!"

"Kau sendiri yang mempermainkanku, Choi. Kurasa setimpal."

DANGEROUS [my]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang