"Oppa, bangun! Kau berjanji mengantarku sekolah Oppa~"
Jimin mendecak kesal. Paginya di ganggu oleh sang adik. Semalam ia lembur untuk mengurus markas, dan baru sampai di rumah pukul tiga pagi. Ia belum tidur selama tiga hari dan sekarang tidurnya di ganggu suara melengking sang adik? Ingin rasanya Jimin tenggelam saja ke dalam kasurnya agar Jiae tidak menemukannya.
"Ayo, Oppa. Nanti aku terlambat!"
"Aku mengantuk, cerewet. Kau pergi sendiri sana."
"Tidak bisa. Oppa harus mengantarku kalau tidak, aku tidak mau sekolah."
"Ck, iya ku antar. Keluar sana. Oppa siap siap dulu."
Jiae terkikik lalu bangkit dan keluar dari kamar Jimin. Sebelum Jimin sempat menjemput mimpinya kembali, Jiae sudah meneriakinya.
"Bangun, Oppa! Jangan tidur lagi!"
"Ck, iya, bocah! Aku bangun!"
Dengan sangat begitu terpaksa, Jimin bangkit dari tidurnya. Mata mengerjap, masih sangat terlihat jika ia benar benar mengantuk. Berjalan gontai menuju kamar mandi dan mandi kilat lalu memakai baju asal. Tidak rapi pun, toh, dia tetap tampan.
Kakinya terbawa turun ke ruang makan. Di sana tidak hanya ada ayahnya, Chanyeol, dan Jiae. Tapi, ada sang pujaan hati. Yoongi duduk di sana dengan sebuah senyuman yang membuat Jimin tiba tiba saja bersemangat pagi ini.
"Pagi, Jimin."
Jimin mendekat dan mencium kilat bibir Yoongi tanpa peduli siapa yang ada di meja makan itu dan duduk di sebelah Yoongi sebelum membalas sapaan Yoongi.
"Pagi juga, cantik."
"Cih, sok romantis."
Ini, Chanyeol. Gumaman sebenarnya, tapi, Jimin masih mendengarnya. Seringainya nampak sebelum ia memulai percakapan di meja makan.
"Ayah, sudah bertemu Baekhyun hyung?"
Dimana topik yang Jimin bahas membuat Chanyeol ingin menggeplak kepala adik kurang ajarnya itu. Ayolah, dari sekian banyak topik, kenapa harus Baekhyunnya?
"Chanyeol belum mengenalkannya pada Ayah."
"Apa Ayah sudah memikirkan tentang menantu?"
Yoongi hampir tersedak di sini. Meski dia tau bukan dirinya yang di maksud Jimin, tapi, mau bagaimana pun ia juga akan menjadi menantu dari Park Yunho, kan?
"Yoongi maksudmu?"
Bagus, kali ini Yoongi benar benar tersedak. Jimin dengan sigap menepuk punggungnya pelan lalu menyodorkan segelas air putih. Jiae yang melihatnya hanya terkekeh, sementara Chanyeol, rautnya tak terbaca. Membuat Jimin menyeringai puas.
"Astaga, Ayah. Bahkan kau masih punya anak paling tua yang bahkan belum mengenalkan calonnya."
"Benar juga. Chanyeol, bisa bawa pacarmu itu pada Ayah? Saat makan malam nanti, oke? Dan kau Yoongi, nanti malam menginap di sini, ya?"
Sebelum Chanyeol mengangguk samar pada sang ayah, ia sempat menatap tajam Jimin dengan pandangan, 'kubunuh kau nanti.'
"Baik, Ayah."
"Menginap, Paman?"
"Panggil saja Ayah, Yoongi. Iya, menginap. Tidak apa apa, kan? Pasti kau juga sudah melakukannya dengan Jimin, tentu tidak ada masalah."

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS [my]
Action[COMPLETED] [SEDANG DALAM PROSES EDIT-ON HOLD] "aku tidak akan membiarkan orang yang menyakitimu hidup, Yoongi." -Jimin Park ⤵ minyoon b×b! dldr! action-romance d.e