1

13K 194 4
                                    

Zee Angggreina Berlly. Dia anak dari Adam Berlly dan Rehana Puspita. Ayahnya orang Jerman dan Bundanya asli Indonesia. Zee memiliki seorang kakak yang bernama Tovan Aditya Berlly. Umur mereka terpaut 4 tahun. Saat ini Zee berumur 20 thn dan Tovan berumur 24 thn.

Keluarga mereka adalah keturunan orang-orang cerdas. Terbukti dari kedua kakak beradik ini. Di usia mereka yang masih sangat muda, mereka sudah menjadi orang-orang sukses. Dari SD sampai SMA mereka hanya perlu waktu 8 thn untuk menyelesaikan sekolah mereka. Jadi mereka lulus SMA saat masih berumur 14 thn. Dan mereka kuliah selama 3 thn untuk mendapatkan gelar S1. Sekarang Tovan menjabat sebagai CEO dari perusahaan yang dia bangun sendiri dari nol. Sedangkan Zee memilih untuk menjadi dosen di kampus milik orang tua mereka.

Tapi karena orang tua mereka juga sibuk dan sering keluar kota bahkan negeri untuk urusan bisnis, jadi Tovan lah yang ngurus urusan kampus. Tovan tidak mengajar seperti Zee. Dia hanya mengurus dan memantau hal-hal yang perlu saja. Misalkan kampus itu ingin mengadakan acara, maka harus mendapat persetujuan dulu dari Tovan.

Seperti biasa keluarga mereka makan malam bersama, tapi malam ini Tovan tidak ikut karena dia masih di kantor. Saat menikmati makan malam, Adam mulai membuka pembicaraan.

"Zee gimana sama kegiatan ngajar kamu, lancar?" tanya Adam kepada Zee. Karena Zee baru saja menjadi dosen di kampus itu.

"Hmm. Lancar-lancar aja kok yah, kenapa?"

"Enggak. Ayah cuman nanya aja. Masa ayah gak boleh nanyain kegiatan anak ayah sendiri?"

"Makanya ayah jangan pergi-pergi terus" ujar Zee sambil memajukan bibirnya. Hana, sang bunda hanya tersenyum melihat kelakuan anak gadis nya itu.

"Zee, ayah mau bicara serius sama kamu" raut wajah Adam pun ikut berubah menjadi lebih serius di bandingkan sebelumnya, membuat Zee merasa tidak nyaman.

"Bicara apa yah?" seketika Adam menghentikan kegiatan makannya.

"Ayah mau kamu nikah sama orang pilihan ayah" tidak ada nada bercanda, tidak ada senyuman. Hanya keseriusan yang terlihat dari wajah Adam.

"Tapi yah... " belum selesai Zee berbicara, Hana nyentuh lengan Zee untuk memberikan isyarat agar tidak memotong pembicaraan sang ayah.

"Ayah belum selesai ngomong sayang. Dengerin ayah dulu" ujar Adam dengan nada lembutnya.

"Ayah gak mau kejadian setahun lalu terulang kembali. Ayah gak mau anak ayah di sakiti. Ayah gak mau liat anak ayah sedih. Ayah pengen yang terbaik buat kamu karena ayah sayang sama kamu" perlahan air mata Zee mengalir dengan sendirinya.  Zee hanya bisa nundukin kepalanya saat mendengar penjelasan Adam tanpa berkata sepatah katapun.

"Dan ayah udah nyiapin seseorang yang bisa jagain kamu, yang bisa bahagiain kamu, yang gak akan pernah ninggalin kamu apa lagi sampai nyakitin kamu. Ayah yakin dia bisa melakukan itu semua karena ayah udah kenal dia sejak lama dan ayah percaya kalau kamu bisa bahagia bersama dia meskipun saat ini kamu masih belum mempunyai perasaan apa-apa kepadanya. Kamu pernah dengarkan kalau cinta itu bisa datang kapan aja dan cinta itu bisa datang karena terbiasa. Mungkin setelah kamu kenal dengan dia dan mulai terbiasa bersama dia, perasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya" kata Adam. Zee melirik sekilas kepada Hana.

"Apa yang dikatakan ayahmu benar, sayang. Kami ingin yang terbaik buat kamu"

"Kasih aku waktu untuk berpikir yah, bun. Aku gak tau harus jawab apa sekarang. Aku harap ayah dan bunda ngerti."

"Aku udah selesai makannya. Kalo gitu aku ke kamar dulu"

Zee pergi ke kamar dengan pikiran kacau. Disatu sisi Zee tau niat orang tua nya baik, tapi disisi lain dia tidak bisa. Karena pikirannya  sedang nge-blank. Zee memutuskan menelpon Tovan.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang