32

2.1K 69 5
                                    

Tangan Raya semakin memerah karena tumpahan air panas itu. Leo mengambil P3K yang ada di laci mejanya. Leo duduk tepat di sebelah Raya.

Dengan sangat hati-hati Leo mulai mengoleskan salep luka bakar ke tangan Raya yang terkena air panas. Raya sedikit meringis saat merasakan perih di tangan nya. Leo menatap Raya sebentar lalu kembali fokus ke tangan Raya.

"Selesai" ujar Leo sambil tersenyum.

"Buat jaga-jaga nanti kamu periksa lagi saja ke dokter" kata Leo memberi saran. Raya hanya menggangguk menanggapi nya.

"Terima kasih, pak! Saya selalu merepotkan bapak" kata Raya.

"Tidak apa-apa" jawab Leo santai.

"Saya juga minta maaf, pak. Tadi saya sempat marah-marah" Adis merasa tidak enak kepada Leo. Leo sangat baik kepada Raya ataupun kepada nya.

"Saya ngerti kok. Kamu pasti khawatir kan?"

"Sekali lagi maaf, pak"

"Saya juga mau minta maaf karena kelalaian pelayan saya"

Raya dan Adis berpamitan kepada Leo sebelum pulang. Leo mengantarkan mereka berdua sampai keluar. Tapi sebelum itu, Adis meminta maaf kepada pelayan tadi,  karena sudah memarahi nya. Pelayan itu juga meminta maaf kepada Raya dan Adis karena kejadian yang tidak di sengaja itu.

"Kalau begitu kami berdua permisi dulu, pak" Leo hanya melambaikan tangan nya. Setelah mobil mereka tidak terlihat barulah Leo masuk ke dalam.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Leo kepada Bima, pelayan tadi.

"Tidak apa-apa, pak. Maaf kan saya karena-"

"Sudah lupaka saja. Saya tidak marah" potong Leo.

"Lanjutkan kerjamu. Kalau kamu melakukan kesalahan lagi, gajih mu akan saya potong" kata Leo dengan nada bercanda.

"Siap komandan!" Bima sangat berterima kasih karena Leo sangat baik kepadanya. Bukan hanya kepadanya, Leo juga baik kepada semua pelayan yang bekerja di tempat itu.

√√√

Waktu berlalu menunjukkan pukul 2 malam. Sedari tadi Zee tidak bisa tidur dan berusaha mencari posisi nyaman tapi tetap saja mata nya masih terbuka lebar. Entah berapa kali dia menghembuskan nafas beratnya. Rindu. Itu lah yg di rasakan Zee saat ini.

Zee memilih bangun dari tidurnya dan berjalan ke balkon kamarnya. Zee menutup mata nya merasakan angin malam menerpa wajahnya. Lagi dan lagi air matanya muncul tanpa bisa di cegah. Satu persatu ingatan masa lalu kembali muncul di ingatannya. Jujur. Zee sedikit membenci diri nya karena selemah ini. Tapi dia juga bersyukur karena masih bisa bertahan sampai sekarang meskipun melewati banyak hal yang menyakitkan bagi nya. Sampai akhirnya dia bertemu Zain. Laki laki yang bisa meluluhkan hati nya.

"Zain, aku rindu" ucap Zee lirih. Tak lama setelah itu terdengar dering telpon dari dalam kamar. Dengan cepat Zee meraih handphone nya.

Husband calling...

"Hallo, Zain!"

"Hei jangan teriak, kamu bisa membangunkan orang satu rumah Zee" terdengar tawa Zain dari seberang sana.

"Zee..." panggil Zain saat Zee tidak menjawab nya. Beberapa kali Zain memanggil sampai akhirnya dia mendengar suara isakan.

Telpon Zee bergetar, Zain mengubah menjadi video call. Zee pun mengangkatnya.

"Kamu kenapa Zee?" tanya Zain khawatir.

"I miss you, Zain"

"Miss you too, Zee"

"Jangan menangis, Zee. Kalau kamu nangis aku gak bisa bertahan lama disini. Mungkin malam ini juga aku akan balik lagi ke indo kalau kamu kayak gini"

"Aku janji akan berusaha sebisa mungkin menyelesaikan semua pekerjaan ku disini dan kembali pulang"

"Ayolah Zee jangan menangis" bujuk Zain untuk menenangkan Zee. Padahal Zain ingin sekali berlari memeluk Zee, menghapus air mata Zee, mengecup kening Zee dan menemani Zee.

"Maaf... "

"Aku bakal maafin tapi kamu harus senyum dulu" ujar Zain sambil tersenyum kepada Zee. Awalnya Zee biasa saja tapi bukan Zain namanya kalau tidak bisa membuat Zee tertawa. Zain mengedipkan sebelah mata nya dengan genit berusaha menggoda Zee. Sambil memonyongkan bibirnya.

"Kecup online" ujar Zain.

Akhirnya Zee pun tertawa dibuatnya. Zain terlihat begitu konyol saat melakukan hal tersebut. Diam diam Zee sempat mengscreenshot saat Zain bertingkah konyol tadi.

"Nah gitu dong ketawa, kan cantik"

"Makasih ya Zain. Kamu selalu bisa bikin aku nyaman"

"Suaminya siapa dulu dong?"

"Ish mulai lagi kan" hahahaha. Tawa Zain membuat damai hati Zee.

"Di sana udah mau jam 3 kan? Mendingan kamu tidur nanti kesiangan lagi"

"Yaudah kalo gitu"

"Bye sayang" Zain sambil melambaikan tangan nya ke kamera.

"I love you my husband" ujar Zee sambil tersenyum.

"Zee kamu tadi bilang ap-" tutt tutt tutt. Zee sengaja langsung mematikan video call nya.

Zee kembali ke tempat tidur nya dan langsung tertidur. Sedangkan Zain kegirangan mendengar Zee mengatakan kalimat cinta kepada nya, akhirnya Zain lah yang tidak bisa tidur hari itu.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang