29

3K 66 3
                                    

"Makasih udah ngasih tumpangan" kata Zee sambil berlalu. Leo tidak menjawab dan hanya tersenyum kecut.

"Seandainya waktu bisa di ulang kembali ya, Zee. Gue mau hubungan kita baik kayak dulu. Kadang gue pikir akan lebih baik kalo lo gk maafin gue, biar gue menyesali perbuatan gue sepanjang hidup gue. Tapi kadang gue berharap lo bisa baik lagi ke gue kyk dulu, tapi gue sadar kok gue gak berhak atas itu" batin Leo.

Karena terlalu asik melamun Leo tidak sengaja menabrak seseorang. Dengan cepat Leo membantu org itu berdiri.

"Maaf saya gk sengaja"

"Gkpp kok, saya baik² aja"

"Tapi baju kamu jdi kotor"

"Nanti bisa dibersihkan"

"Ayo ikut saya" ajak Leo, sambil menarik tangan orang itu.

"Nama kamu siapa?"

"Nama saya Raya, anda sendiri?" tanya Raya balik.

"Leo Aditama. Saya dosen sementara disini. Hanya untuk menggantikan pak Zain" jelas Leo.

"Pak Zain nya gk ngajar lagi pak?" tanya Raya.

"Masih ngajar, tapi beliau sedang ada urusan lain"

"Ngomong² kok kita jalan ke arah ruangan bu Zee ya pak?" tanya Raya hati².

Tanpa menjawab Leo terus berjalan sampai di depan ruangan Zee. Sebenarnya Leo kurang yakin ini keputusan yg baik atau tidak, tapi ya sudahlah coba saja dulu. Pikir Leo.

Tok tok tok

"Siapa?" tanya Zee dari dalam.

"Saya, Leo" karena ada Raya, Leo berusaha sesopan mungkin saat berbicara dengan Zee. Karena bagaimana pun di kampus ini posisi Zee lebih tinggi dari nya.

Awalnya Zee bingung kenapa Leo berbicara seformal itu terhadapnya. Tapi karena tidak ingin ambil pusing, Zee pun membukakan pintu untuk Leo.

Di lihat nya Leo tidak sendiri. Tanpa basa basi Zee mempersilahkan kedua nya masuk.

"Ada apa?" tanya Zee.

"Begini bu. Saya tidak sengaja menabrak dia waktu di parkiran. Dan alhasil baju dia kotor. Karena saya merasa tidak enak, jadi apa boleh ibu meminjamkan nya pakaian untuk dia pakai hari ini?" jawab Leo dengan sangat hati².

"Apa-apaan pak Leo. Bisa² nya dia meminjam pakaian sama bu Zee, tanpa ngomong ke gue lagi. Arghhh!" batin Raya. Raya sendiri pun kaget karena dia tidak menyangka bahwa Leo akan meminjam pakaian bu Zee untuknya.

Zee memperhatikan Raya dengan seksama, dan memang betul baju nya kotor. Karena Zee juga harus menjaga sikap, jadi Zee bersedia meminjamkan Raya pakaian. Dan untung nya Zee memang selalu menyimpan beberapa pakaian di ruangan nya. Tentu saja Leo tahu akan hal itu, karena Leo pernah melihat² ruang kerja Zee.

"Ini pakai saja" Zee menyerahkan sebuah dress selutut kpd Raya.

"Terima kasih bu, dan maaf sudah merepotkan. Besok akan saya kembalikan" kata Raya tidak enak.

"Gak perlu di kembalikan juga gkpp" jawab Zee.

"Enggak bu, besok akan saya kembalikan setelah saya cuci"

"Terserah kamu saja"

"Kalau begitu saya permisi dulu, bu, pak" dan Raya pun pergi dari ruangan tersebut. Tertinggallah berdua Zee dan Leo.

"Kok bisa² nya sih lo minta gue untuk minjemin dia baju" kata Zee dengan nada tidak suka.

"Maaf Zee, gue gk bermaksud. Tapi gue gk enak sama dia karena udh bikin baju nya kotor" jawab Leo dengan nada bersalah.

"Jadi lo ngerasa enak minjam baju sama gue? Kalo dia nanti mikir yg enggak² gimana. Lo baru di sini dan lo minjam baju ke gue, seakan² lo tau betul kalo gue emang punya baju cadangan. Harusnya lo lebih mikir panjang! Jangan samakan gue sama gue yg dulu. Karena gimana pun juga lo org kedua yg gue benci setelah Lutfi, asal lo tau itu"

Karena tidak ingin semakin emosi, Zee pergi meninggalkan Leo di ruangan itu sendiri.

"Karena apapun yg gue lakukan akan selalu salah di mata lo Zee. Kesalahan sekecil apapun yg gue lakukan sekarang, itu akan jadi masalah besar buat lo. Kenapa? Karena lo udh terlanjur benci sama gue" Leo menghembuskan napasnya gusar.

••••••

Adis dan Raya makan di kantin. Entah kenapa hari ini cuaca nya panas sekali. Itu membuat kantin penuh dengan anak² lain dan kantin pun menjadi sesak dan bertambah pengap.

"Oh iya gue mau nanya sama lo?"

"Nanya apaan?"

"Lo tau pak Leo?"

"Ooh dosen baru itu? Iya gue tau dan baru hari ini gue tau kalo ternyata ada dosen baru di kampus kita. Gue denger sih dia cuma dosen sementara untuk menggantikan pak Zain. Kenapa?" tanya Adis. Raya hanya menjawan dengan senyuman.

"Kayak nya besok lo ada kelas deh sama dia" kata Adis.

"Dia siapa?"

"Pak Leo"

"Kalo gue liat pak Leo juga ganteng. Gak kalah ganteng sama pak Zain." kata Adis lagi.

"Kalo bagi gue, tetep aja gantengan pak Zain. Sayang nya dia udh punya istri"

"Kalo gue jadi elo ya Ray. Gue pasti lebih milih pak Leo lah. Meskipun pak Leo itu di bawah satu tingkat dari pak Zain, tapi dia tetep ganteng. Dan yg pasti dia belum punya istri, jadi kita gk ngerebut suami org"

"Emang salah ya kalo gue suka sama pak Zain? Salah ya kalo gue suka sama cowok yg udh beristri?" tanya Raya kpd Adis.

"Kalo sekedar suka sih gk salah Ray. Tapi kalo udh mengganggu rumah tangga mereka baru salah. Bukan cuma lo doang kok disini yg suka sama Pak Zain. Anak² yg lain juga suka, dan gue pun juga suka. Tapi kalo disuruh milih lebih baik gue milih pak Leo, karena dia masih sendiri"

"Ya udh lah lupain aja, kalo ada yg denger bisa barabe kita" Raya segera mengakhiri pembicaraan ini.

Pendek ya? Segini dulu deh. Nanti update lagi kalo punya waktu luang. Makasih yg masih setia sama cerita ini❤

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang