"Good morning" sapa Zain kpd Zee yg masih menutup matanya. Zee mengeliat meregangkan otot²nya dan tetap menutup mata. Zee memiringkan tubuh nya menghadap Zain. Sepertinya Zee masih ingin menikmati tidurnya. Dan Zain tidak berniat untuk mengganggu tidur istrinya yg sangat pulas itu.Zain turun dari ranjang dan segera ke kamar mandi. Sekitar 15 menit waktu yg di perlukan Zain untuk menyelesaikan mandi nya dan di lihat nya Zee yg sdh bangun tapi masih enggan beranjak dari tempat tidur. Mungkin Zee masih mager pikir Zain.
Tok tok tok
Suara orang mengetuk pintu. Zee ingin bangun tapi di tahan oleh Zain.
"Biar aku aja yg bukain. Mendingan sekarang kamu mandi" kata Zain lembut tak lupa juga senyum yg bisa membuat wanita berlekuk lutut kpd nya kecuali Zee.
Zee pun menurut dan meninggalkan Zain masuk ke kamar mandi. Sedangkan Zain berjalan untuk membukakan pintu. Ternyata pelayan dari Hotel ingin mengantar sarapan mereka.
"Ini sarapan nya pak. Selamat menikmati. Dan kalo ada apa apa bapak bisa panggil saya" kata pelayan itu sopan dan Zain hanya mengangguk. Setelah mengantar sarapan ke kamar Zain pelayan itu pamit. Zain tinggal menunggu Zee untuk mereka sarapan berdua.
Saat Zee keluar dari kamar mandi tercium bau vanilla memenuhi ruangan. Zee sdh lengkap dengan pakaian nya dan sebuah handuk yg melilit di rambutnya yg basah.
"Ayo Zee kita sarapan dulu" Zain menarik lengan Zee lalu mendudukkan nya di sofa dan Zain ikut duduk di sebelahnya.
"Mau aku suapin sayang?" tanya Zain.
"Aku bisa sendiri" jawab Zee dingin.
"Ya udh kalo kamu gk mau, aku gk akan maksa kamu kok. Tapi kalo aku minta kamu nyuapin aku kamu mau gk sayang?" tanya Zain lagi.
"Gk! Dan berhenti manggil aku dengan sebutan sayang"
"Kenapa? Aku emang sayang kamu kok" kata Zain tanpa dosa.
"Kalo gitu kamu sarapan sendiri aja" Zee hendak bangkit dari duduknya tapi Zain dengan cepat menahan tubuhnya sampai akhirnya Zee mendarat di atas pangkuan Zain.
"Maaf. Ya udh kalo kamu gk mau nyuapin aku dan aku gk akan manggil kamu sayang lagi kalo kamu gk suka. Tapi kamu harus tetap sarapan ya. Aku liat muka kamu rada pucet gitu, aku gk mau kalo kamu sampai sakit" bujuk Zain. Sebenarnya Zain juga baru menyadari kalau wajah istrinya itu lebih pucat dari biasanya.
"Turunin aku" kata Zee. Karena takut Zee akan marah Zain menurunkan Zee dari pangkuan nya. Setelah itu Zee memakan sarapan nya dan barulah Zain ikut makan. Kini mereka hanya fokus pada makanan mereka tanpa ada pembicaraan. Zain sibuk dengan pikirannya, sesekali Zain melirik Zee yg duduk di sebelahnya. Kenapa wajah Zee berubah menjadi pucat, apa Zee sakit? Pikir Zain.
"Kamu sakit Zee?" tanya Zain saat sdh tidak bisa menyembunyikan ke khawatirannya. Dan Zee hanya menggeleng pelan. Saat Zee bercermin dia juga merasa kalau wajahnya pucat tapi dia merasa baik baik saja.
"Kita ke rumah sakit aja gimana, aku khawatir kamu nanti jatuh sakit" Zain berusaha untuk membujuk Zee.
"Aku gkpp kok"
"Tapi Zee... " belum selesai Zain bicara sdh di potong lebib dulu oleh Zee.
"Aku mau jalan²"
"Tapi kamu sakit Zee, lebih baik kita istirahat aja ya"
"Ya udh kalo gk mau nemenin, aku bisa pergi sendiri"
"Bukannya aku gk mau nemenin kamu Zee, tapi kondisi kamu sekarang lagi kurang fit" Zee diam dan tidak melanjutkan makannya, Zee kesal dengan Zain. Zain tau mood Zee sedang tidak baik akhirnya dia mengalah dan mengikuti kemauan Zee.
"Ya udh kita jalan², jadi kamu jangan marah ya"
"Hmm" Zee terlanjur bete sama Zain. Keluarlah sisi dingin, jutek, cuek dari seorang Zee. Zain hanya menghembuskan napas nya gusar.
"Aku nunggu kamu di lobby, nanti kalo kamu udh siap langsung turun aja ya" kata Zain sambil berjalan meninggalkan Zee. Lebih baik dia menjauh dari Zee sebentar siapa tau nanti mood Zee akan menjadi lebih baik.
Zain melajukan mobilnya dan membelah jalanan. Sedari tadi Zee hanya diam saja, Zain tau Zee masih kesal dengan nya. Karena itu Zain juga memilih untuk diam. Tapi setelah di pikir pikir Zain tidak tau harus ke mana karena Zee tidak mengatakan dia mau ke mana.
"Kamu mau jalan² ke mana Zee" tanya Zain kpd Zee yg sedari tadi diam.
"Cuma keliling aja" mendengar itu Zain sedikit terperangah. Kalau cuma mau keliling aja ngapain Zee sebegitu ngototnya pingin jalan². Kalau tau cuma keliling Zain akan lebih memilih untuk tetap di Hotel, tapi apalah daya mereka sdh terlanjur pergi. Kadang Zain heran dengan sikap Zee ini.
Sepanjang jalan Zee tetap diam dan tidak pernah menoleh ke arah Zain, Zee hanya memperhatikan lurus ke depan. Setelah cukup lama Zain kembali menoleh ke arah Zee dan ternyata Zee tengah tertidur. Zain menepikan mobilnya dan di sentuhnya kening Zee untuk memeriksa suhu tubuh Zee dan ternyata Zee sedang demam bahkan cukup tinggi. Tanpa pikir panjang Zain membawa Zee ke rumah sakit terdekat.
Setelah sampai di parkiran rmh sakit, Zain berusaha membangunkan Zee tapi nihil Zee tetap tidak bangun. Akhirnya Zain menggendong Zee sampai masuk ke rmh sakit. Barulah Zain sadari ternyata Zee tidak tidur tapi dia pingsan.
"Dokter... Dokter" teriak Zain, lalu ada seorang suster menghampirinya.
"Kenapa pak?" tanya suster itu.
"Istri saya pingsan" kata Zain, terlihat Zain sangat khawatir dengan kondisi Zee. Karena tadi Zain sempat teriak Zain menjadi pusat perhatian orang, tapi dia hiraukan. Bahkan ada yg terkagum² saat melihat Zain, ada juga yg merasa iri karena Zain yg sangat peduli kpd istrinya itu. Oh betapa romantisnya pikir beberapa orang.
"Mari ikut saya pak" lalu suster itu mengantarkan Zain untuk menemui dokter.
"Gimana kondisi istri saya dok?" tanya Zain kpd dokter itu.
"Istri anda baik² saja. Dia hanya kelelahan dan juga masuk angin. Saya sdh memberikan vitamin agar tubuhnya kembali fit. Kalau begitu saya permisi dulu" mendengar penjelasan dokter Zain mulai sedikit tenang.
"Makasih dok" lalu dokter itu keluar meninggalkan Zain dan juga Zee. Zain mengelus lucuk kepala Zee lembut. Zee berhasil membuat Zain khawatir setengah mati. Saat mengetahui bahwa Zee pingsan rasanya jantung Zain ingin melompat keluar dari tubuh nya saat itu juga. Tapi untung lah Zee tidak kenapa napa.
"Zee kamu udh sadar" tanya Zain saat melihat Zee mulai menggerakkan jarinya meskipun matanya masih tertutup. Setelah menunggu beberapa saat Zee perlahan mulai membuka matanya.
"Kamu lagi di rmh sakit Zee" kata Zain yg melihat Zee sedikit bingung di mana dia saat ini.
"Kenapa" tanya Zee.
"Kamu tadi pingsan di mobil. Dan apa kamu tau gimana khawatir nya aku saat kamu pingsan" kata Zain sedikit menaikkan nada bicara nya.
"Maaf" kata Zee lirih. Menyadari nada bicaranya yg tinggi Zain merasa bersalah. Lalu di cium nya kening Zee. Sunggu Zain hanya tidak ingin Zee kenapa napa.
"Aku nggak bermaksud untuk ngebentak kamu. Maaf kalo nada bicara aku tadi sedikit tinggi. Itu karena aku terlalu khawatir sama kamu. Aku harap kamu gk sakit lagi dan kamu harus cepat sembuh ya"
"Aku sakit apa?"
"Kamu masuk angin, demam dan kata dokter itu karena kamu kecapean, jadi harus banyak² istrirahat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen FictionZee Anggreina Berlly seorang dosen muda yang cantik di jodohkan oleh orang tua nya dengan alasan tidak ingin lagi putri nya di sakiti oleh laki laki yang tidak bertanggung jawab. Dia akan di jodohkan dengan dosen muda yang akan mengajar di Universit...