22

2.5K 67 3
                                    

"Kamu istirahat ya Zee. Kata dokter kamu itu kecapean terus kamu jangan mikirin apa² dulu" kata Zain sambil menyelimuti Zee.

"Zain" panggil Zee.

"Iya" Zain duduk di samping Zee, menatapnya lekat².

"Aku harap kamu mau nurutin permintaan aku yg lalu" sebelum menjawab, Zain berpikir sejenak untuk mencerna kata² Zee.

"Permintaan kamu yg mana Zee?"

"Jangan bilang kalo kamu ngebahas rencana bodoh kamu itu?" tanya Zain setelah tersadar arah pembicaraan nya dengan Zee.

"Aku gk mau Zain. Aku takut" balas Zee.

"Itu sama sekali gk masuk akal Zee. Setiap rumah tangga itu pasti menginginkan cinta di dalam nya. Jelasin sama aku apa alasan kamu mau menjalani rumah tangga dengan hambar"

"Aku takut"

"Takut? Takut apa"

"Aku takut kehilangan kak Tovan. Aku gk bisa tanpa dia Zain. Selama ini aku bertahan karena ada dia. Tapi kalo dia pergi aku gk tau gimana nanti aku kedepannya. Selama ini dia yg menjadi sandaran ku, sebagai pendungku dan penyemangat ku. Apa kamu tau Zain, kalau aku pernah mencoba mengakhiri hidup ku karena masa lalu ku. Aku depresi Zain, karena masa lalu itu. Tapi entah kenapa kak Tovan tiba2 muncul di pikiran aku dan itu yg membuat aku kembali sadar. Sangat berat melewati masa itu Zain. Kalau aku kambuh keinginan untuk mengakhiri hidup itu datang lagi. Dan saat aku melihat kak Tovan semua pikiran itu hilang. Aku gk mau kak Tovan sedih, dia udah cukup sedih ngeliat aku selama ini depresi dan aku yakin kak Tovan akan sangat terluka kalau aku mengakhiri hidup ku. Karena melihat ketulusan kak Tovan aku mulai mencoba melawan semua rasa takut itu. Sampai aku sekarang. Dan sebenarnya aku tau aku belum sembuh total Zain. Aku tau gimana kondisi ku sekarang. Aku takut kalau nanti kak Tovan pergi dan aku kembali depresi aku akan melakukan hal bodoh itu lagi. Dan aku gk mau kamu terluka karena kepergian ku. Karena itu aku gk mau ada cinta di antara kita. Semakin besar rasa cinta kita semakin besar juga rasa sakit yg kita terima. Aku gk mau nyakiti kamu Zain. Kamu terlalu berharga untuk itu" Zee sdh menangis dan Zain mematung mendengar penuturan dari Zee. Zain tidak menyangka bahwa Zee memikirkan dirinya. Tapi apapun alasan nya itu bukan hal yg baik. Pasti ada jalan keluar selain itu.

"Kamu gak perlu jatuh cinta, karena aku yg akan membangun rumah tangga ini dengan penuh cinta. Aku akan menjadi pondasi buat kamu, agar kamu tidak kembali terjatuh dalam cinta. Dan kalau itu yg kamu takutkan percayalah Zee aku akan selalu ada buat kamu. Bahkan di kondisi terburuk pun aku gk akan ninggalin kamu. Aku yg akan jadi sandaran kamu. Penguat kamu. Penyemangat kamu. Dan alasan kamu bertahan hidup"

"Maafin aku kalau kemarin² aku marah sama kamu. Maafin aku udh nyakitin perasaan kamu. Maaf udh buat kamu nangis. Aku gk tau kalau kamu ternyata mikirin gimana perasaan aku. Aku gk tau kalau kamu perduli sama aku. Aku pikir kamu cuma mentingin diri kamu sendiri. Dan itu membuat aku gk bisa nahan emosi aku. Aku bener² minta maaf Zee"

"Kamu gk salah kok Zain. Maaf dari awal aku gk nyeritain semua nya sama kamu. Kamu tau Zain sebenarnya selama ini aku udh mulai membuka hati aku tapi aku takut untuk mengakuinya. Aku cuma trauma sama lalu aku. Dan itu membuat aku gk percaya sama kamu. Tapi mulai sekarang aku akan berusaha percaya sama kamu dan membuka hati aku sepenuhnya buat kamu"

Zain terharu mendengar pengakuan Zee. Ada genangan air dimata Zain. Perlahan Zain ambil tangan Zee lalu mencium punggung tangannya. Dia sangat berterima kasih kpd Tuhan karena sekarangZee sdh bisa menerima nya.

"Aku gk akan maksa kamu untuk melayani aku dengan sempurna sekarang. Aku tau kamu masih trauma. Dan aku akan membantu kamu keluar dari ketakutan kamu itu Zee. Aku akan selalu sabar menunggu kamu siap menjadi istri yg sempurna untukku"

~

"Zee hari ini biar aku aja yg ke kampus. Kamu istirahat di rumah aja ya. Kamu gk boleh kecapean. Nanti biar aku yg gantiin kelas kamu"

"Aku udh gkpp kok Zain" bujuk Zee.

"Aku gk nerima penolakan kalau ini udh menyangkut kesehatan kamu. Jadi kamu gk bisa nolak"

"Kalau gitu anterin aku ke RS. Aku mau nemenin kak Tovan" tawar Zee.

"Tapi Zee"

"Penawaran terakhir" jawab Zee memotong pembicaraan Zain. Karena tak ingin berdebat akhirnya Zain pun menuruti keinginan sang istrinya itu untuk ke RS.

Setelah sampai di RS.

"Inget jangan kecapean apa lagi banyak pikiran. Terus jangan lupa makan" pesan Zain kpd Zee. Zain terlihat sangat mengkhawatirkan istri nya, sedangkan Zee terlihat biasa saja.
"Udah selesai ngomong nya?" tanya Zee. Dan Zain hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalo gitu aku pergi dulu" pamit Zee. Tapi sebelum Zee membuka pintu mobil tangan nya di tarik oleh Zain.

Cup

"Sekarang kamu boleh pergi" kata Zain. Setelah mencium kening Zee dengan tiba².

Cup

Zain mematung karena Zee mencium pipinya. Tanpa bicara Zee langsung keluar dari mobil. Sedangkan Zain memegang pipinya yg tadi di cium Zee.

"Apa yg tadi nyata? Zee nyium gue? Ini bukan mimpi kan. Oh Tuhan terima kasih" kata Zain berbicara sendiri. Sepanjang jalan Zain tidak bisa berhenti tersenyum. Dia terus memegang pipi nya yg memerah karena mengingat perlakuan Zee tadi.
"Pak" sapa beberapa siswi yg melewati Zain. Zain membalasnya dengan tersenyum. Para siswi yg melihat Zain tersenyum kegirangan. Karena kalau di kampus Zain jarang sekali tersenyum.

"Mimpi apa ya gue tadi malem, sampai bisa ngeliat pak Zain senyum"

"Gila senyuman pak Zain main banget"

"Meleleh gue. Ya ampun pak Zain ganteng banget kalau lagi senyum"

"Sayang banget pak Zain udah nikah. Coba kalo belum udah gue sikat"

Itulah yg di bicarakan siswi yg mengagumi ciptaan Tuhan yg hampir sempurna itu. Zain mendengar pembicaraan memuja dirinya, tapi hanya ia abaikan. Karena dia terlalu bahagian atas perlakuan Zee. Sederhana memang tapi bisa membuat Zain bagai terbang di angkasa.

"Hari ini saya akan menggantikan ibu Zee mengajar. Ada pertanyaan?" tanya Zain.

"Bu Zee nya kemana pak? " tanya salah satu siswa.

"Lagi kurang enak badan" jawab Zain.
"Sampai berapa lama bapak menggantikan bu Zee?" tanya seorang siswi.

"Untuk beberapa hari kedepan. Ada lagi?" tanya Zain. Semua nya diam dan Zain menanggap bahwa mereka sudah tidak ada pertanyaan. Jadi Zain memulai pelajaran.

"Itu siapa?" tanya salah satu siswi ke teman yg duduk di sebelahnya.

"Lo gak tau ya? Dia itu suami nya ibu Zee. Nama nya pak Zain" jawab teman itu.

"Tapi kok dia keliatan seumuran sama kita ya?" tanya lagi.

"Memang. Pak Zain itu umurnya masih 23 dan Bu Zee masih 21" jelas sang teman.

"Kok bisa mereka udah jadi dosen di umur yg masih segitu"

"Ya bisa lah. Mereka kan keturunan orang yg IQ nya di atas rata². Bahkan kalo gak salah Bu Zee dan kakak nya cuma 1 tahun waktu sekolah SMP dan langsung sekolah SMA"

"Ooh gitu ya. Oh iya kenalin nama gue Raya. Gue siswi baru di kampus ini"

"Gue Adistya. Panggil aja gue Adis"

"Senang bisa kenalan sama lo gue harap kita bisa jadi teman"

"Ya gue rasa juga gitu" jawab Adis. Dan saat ini lah Raya dan Adis menjadi seorang teman.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang