Sebulan berlalu dari terakhir Zain pulang ke indonesia yang hanya hitungan jam. Zain tampak lebih kurus sekarang. Entah karena dia kelelahan, banyak pikiran, kurang tidur atau karena merindukan istrinya? Dia juga tidak begitu yakin. Tapi setelah beberapa minggu dari kepulangan nya itu Zain terus merasa kurang enak badan. Nafsu makan nya juga berkurang. Bahkan dalam sehari dia sampai lupa sudah makan atau belum.
Dia mencoba periksa ke dokter, tapi kata dokter dia baik-baik saja. Tapi kenapa Zain merasa kurang baik? Zain memilih langsung pulang setelah periksa dengan beberapa vitamin yang sudah di belinya dengan resep dokter. Dengan langkah gontai Zain mulai memasuki apartemen miliknya.
Berbeda hal dengan Zee. Dia tengah asik memakan dissert dan juga kue-kue di tempat milik Zain. Selera makan nya benar benar baik akhir akhir ini. Saat melihat makanan beban yang dia rasa hilang entah ke mana. Zee bisa 3 sampai 4 kali menggunjungi tempat itu dalam seminggu. Biasa nya dalam sebulan pun belum tentu Zee akan ke sana.
Zee pun sudah mulai terbiasa dengan keberadaan Leo di sana. Tapi Zee benar-benar menghiraukan nya. Leo pun tidak berminat untuk mengganggu Zee yang selalu saja antusias saat kue kue itu di hidangkan kepada nya. Leo hanya akan memandangi nya dari kejauhan tapi masih jelas dilihat."Bu Zee terlihat senang sekali" ucap salah seorang pelayan kepada Leo. Leo mengangguk setuju tanpa berniat membalas orang itu. Tanpa sadar Leo tersenyum. Zee sangat menggemaskan, sudah lama dia tidak melihat Zee yang seperti ini.
Waktu makin berlalu. Zee merasa perut nya akan segera pecah saking banyak nya dia makan. Zee sendiri pun heran kenapa dia bisa seperti sekarang. Mood nya benar benar bagus. Dan itu menjadi pertanyaan besar bagi nya dan orang yang mengenalnya.
Leo terkejut saat ada orang yang tiba tiba masuk ke dalam mobil nya. Dan yang lebih mengejutkan lagi orang itu adalah Zee.
"Jalan" kata Zee santai. Leo mengembalikan kesadaran nya dan mulai menjalankan mobilnya. "Ke mana Zee?" tanya Leo hatihati. Tapi tidak ada jawaban. "Zee?" panggil Leo sekali lagi tapi masih tidak ada jawaban. Leo menoleh ke belakang dan ternyata Zee sedang tertidur.
Leo sudah sampai di halaman rumah Zee. Tapi Zee masih tidur dan Leo pun tidak berniat membangunkan. Di tatapnya wajah damai Zee. Sebuah lengkungan terbit di bibir Leo. Tak ingin menyia-nyiakan Leo mengambil handphone di saku nya dan mengabadikan Zee yang sedang tertidur lewat foto. Setelah dapat beberapa foto Leo dengab cepat memasukkan kembali handphone nya ke dalan saku. Jangan sampai mereka kembali perang hanya karena Leo di kira penguntit.
"Kita udah sampai Zee" Zee yang masih belum sadar sepenuh nya hanya diam saja, berusaha mengumpulkan nyawa nya. Di lihat nya ke samping, ya benar mereka sudah sampai.
"Berapa lama gue tidur?"tanya Zee sambil meregangkan otot pinggang nya."Sekitar 3 jam. 4 jam sama di perjalanan".
"Kenapa gak di bangunin?".
"Lo tidur nya pulas banget. Gak tega gue ngebangunin nya"
"Serah" Zee turun dari mobil.
"Thanks tumpangan nya. Lo gak perlu mampir kan?"
"Emang boleh mampir Zee?"
"Enggak! Pulang sana" Zee melangkah meninggalkan Leo. Sedangkan Leo hanya bisa menghela napas berat. Pasrah. Tapi Leo tidak marah. Dia bisa memaklumi sikap dingin yang Zee berikan kepada nya.
"Hahhhhh" Leo membuang napas nya kasar. Dia menghempaskan tubuh nya ke atas sofa. Kepala nya terasa berat karena berpikir terlalu keras.
"Apa gue masih suka sama Zee? Apa ini cuma rasa sayang ke sahabat? Atau hanya rasa bersalah?" pertanyaan itu terus berputar di kepala nya. Leo mengambil handphone nya. Lalu membuka galeri. Di buka nya foto Zee yang tertidur tadi. Leo kembali tersenyum bersamaan dengan air mata.
Penyesalan itu sangat menyiksa. Semua nya tidak bisa Leo perbaiki sekeras apa pun dia mencoba. "Maafin gue Zee" gumam nya. Leo mengambil sebuah album dimana penuh kenangan diri nya bersama Zee dulu saat mereka masih berseragam abu-abu. Sangat indah masa itu. Tapi hancur dalam sekejap hanya karena satu kesalahan. Kesalahan fatal yang membuat nya merasa bersalah sepanjang waktu yang ia lewati sampai sekarang.
"Rasa nya percuma berandai-andai. Semua gak ada gunanya. Gue harap lo bahagia bersama Zain. Gue harap lo sembuh dari luka lo. Dan gue harap kita bisa berteman lagi kayak dulu meskipun keinginan gue untuk memiliki lo itu mustahil. Gue cukup sadar diri kok, Zee. Meskipun gue juga merasa gak pantas buat lo maafi. Tapi untuk yang satu ini apa boleh gue egois? Apa boleh gue berusaha menebus kesalahan gue, yang entah bagaimana gue harus menebusnya" air mata nya terus mengalir melihat foto di album itu.
Suara telepon mengagetkan Leo. Dengan cepat dia menghapus air mata nya. Menetralkan suara nya sebelum dia mengangkat telpone tersebut.
"Hallo"
"Lama banget lo. Lagi berak?" tanya Zain.
"Kenapa nelpone gue? Kangen lu?" tanya Leo balik.
"Dih pede bener lo"
"Terus kenapa? Kalo gak penting gue matiin. Gue capek mau istirahat"
"Siapa bilang gak penting. Awas aja lo tidur tanpa seijin gue. Gue jitak lo"
"Ya udah buruan, mau ngomong apa"
"Gue nggak nafsu makan kenapa ya?"
"Lah mana gue tau"
"Bb gue sampe turun 4 kilo"
"Sakit lo?"
"Enggak. Gue juga heran. Kata dokter gue sehat walafiat, tapi kenapa ni badan merosot kayak gini"
"Lo udah periksa? Terus di kasih obat gak?"
"Di kasih vitamin sama obat penambah nafsu makan"
"Yaudah minum aja dulu. Siapa tau besok atau lusa udah mendingan"
"Lo juga kok jadi ngadu ke gue. kenapa gak sama istri lo aja"
"Gue gak mau Zee khawatir"
"Ngomong-ngomong Zee sekarang jadi nafsu makan. Apa lagi kue. Sekarang dia sering banget mampir ke cafe buat makan kue doang"
"Loh kok bisa? Kenapa dia nafsu, gue kagak?"
"Mana gue tau"
"Oh iya kampus gimana? Aman?"
"Biasa aja. Lo sendiri gimana? Udah ada kemajuan belum?"
"Masih jauh kayaknya. Pusing gue"
"Eh udah dulu ya. Bini gue vidcall nih"
Tut... Belum sempat Leo menjawab, telpone sudah di matikan secara sepihak oleh Zain.
"Temen sialan! Untung sayang" gumam Leo. Tak lama setelah itu dia pun terlelap di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen FictionZee Anggreina Berlly seorang dosen muda yang cantik di jodohkan oleh orang tua nya dengan alasan tidak ingin lagi putri nya di sakiti oleh laki laki yang tidak bertanggung jawab. Dia akan di jodohkan dengan dosen muda yang akan mengajar di Universit...