2

5.2K 126 0
                                    

"Lo... " kata Tovan.

"Tovan" ujar Zain.

"Zain" ujar Tovan berbarengan.

"Lama banget kita gak ketemu, udh setahun lebih kayaknya" kata Zain

"Jadi lo yg bakal di jodohin sama adek gue?"

"Gue gak tau kalo dia adek lo!"

"Gue pernah bilangkan sama lo kalo gue punya adek cewek"

"Kenapa lo gak bilang kalo lo itu anak dari om Adam? Kalo di tanya nama pasti lo cuman bilang 'Tovan Aditya B.' " ujar Zain.

"Kak, duduk dulu nanti di lanjutkan lagi ngobrolnya" kata Hana mengingatkan.

"Eh iya bun, aku smpai lupa" Tovan duduk di sebelah Zee.

"Kalo orang nya dia sih kakak setuju banget dek" kata Tovan berbisik tapi masih bisa di dengar oleh yg lain termasuk Zain.

"Jadi gimana Zee, kamu mau kan nikah sama anak om?" tanya Hendri, papa dari Zain.

"Iya om, aku mau" jawab Zee pasrah, karena Tovan juga setuju kalau Zee nikah dengan Zain. Dan Zee pikir ini emang yang terbaik buat dia.

Adam, Hana bahkan Tovan bilang kalau Zain itu baik dan gak mungkin lah mereka bohong. Akhirnya Zee menyetujui untuk menikah dengan Zain, meskipun bukan karena kemauan Zee sendiri.

"Makasih ya sayang" kata Sinta, mamanya Zain.

"Iya tante" kata Zee.

"Lho kok masih manggil tante sih, panggil mama dong kan udah mau jadi mantu" kata Sinta menggoda Zee.

"Maaf mah" Zee berpasrah diri kalau sebentar lagi dia akan menjadi seorang menantu dari keluarga calon suaminya.

"Jadi kapan acaranya akan di gelar"

"Gimana kalo bulan depan, saat Zee ulang tahun" kata Ayah

"Kalo menurut aku sih itu ide yang bagus, biar Zee sama Zain punya waktu untuk mengenal satu sama lain sebelum mereka menikah. Biar nanti waktu udah jadi suami istri gak canggung-canggung amat" kata Tovan, mendengar penjelasan Tovan semua nya setuju dan itu artinya Zee akan nikah bulan depan.

"Gimana kalian setuju gak?" tanya Hendri kepada Zee dan Zain.

"Kalo aku terserah kalian aja, kalo Zee gak keberatan ya aku oke-oke aja" kata Zain sedangkan Zee masih diam saja menikmati makanan yg ada di depannya. Setelah sadar kalau mereka nunggu jawaban darinya, Zee mengangguk sebagai jawaban kalau dia setuju untuk nikah bulan depan.

Mereka mengobrol panjang  kali lebar sedangkan Zee memilih untuk diam. Mereka membahas acara pernikahan antara Zain dan Zee nanti. Setelah semua nya selesai Zain dan kedua oramg tua nya pamit untuk pulang, tidak terasa ternyata ini sudah jam 9 malam.

"Zee mama sama papa pulang dulu ya"

"Iya mah, pah hati-hati ya" kata Zee sambil mencium punggung tangan mereka.

"Zain kamu gk pamit pulang sama calon istri kamu?" kata papa

"Zee aku pulang dulu ya" katanya trsrnyum ke arah gue.

"Iya, hati²" dan gue gk ngebalas senyuman dia, gue msih tetap dengan muka datar kalo ngomong sama dia,dan setelah itu mereka pun pulang.

Karena gue juga udh capek jdi nya gue juga pamit pulang sama ayah dan bunda, sedangkan kak Tovan dia udh pergi dari tadi karena ada urusan (maklum lah org sibuk, sdkit² dpt telpon) bunda masih di restoran dan ayah nemenin bunda jadi gue pulang sendiri.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang