Hari ini lengkaplah sudah tugas Zee sebagai seorang istri. Dia sudah menjalani kewajiban nya sebagai seorang istri yang sah. Zain sangat senang karena Zee bisa menerima nya. Dengan kesabaran, penantian Zain akhirnya datang. Memang benar kata pepatah. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
Tapi kesedihan datang lagi. Zee menyandarkan kepala nya di bahu Zain. Sekarang mereka berada di bandara. Zee memutuskan untuk mengantarkan Zain sebelum akhirnya harus berpisah entah sampai berapa lama.
Zain mencium pucuk kepala Zee. Dia ingin menemani istrinya lebih lama. Di dalam pikir nya Zain terus memikirkan apakah dia sanggup berpisah dengan Zee? Apakah dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan segera pulang? Bahkan Zain yang belum berangkat pun sudah memikirkan bagaimana cara nya agar dia bisa pulang dengan cepat.
Jam keberangkatan pun tiba. Zain memeluk Zee erat dan pelukan itu di balas Zee tidak kalah erat. Kedua insan ini tidak ingin berpisah walau sekejap saja. Zain melepaskan pelukan nya lebih dulu, membuat Zee sedih. Lalu Zain mencium kembali kening istrinya cukup lama.
"Zee... Aku janji akan segera pulang" kata Zain.
"Kata-kata itu terdengar seperti ucapan perpisahan, Zain"
"Maaf... " jawab Zain lirih. Sekarang sudah waktu nya mereka berpisah. Zain melangkah meninggalkan Zee yang masih setia berdiri di tempat nya. Sebelum benar-benar menghilang. Zain sempat menghentikan langkahnya dan membalik badan nya menghadap Zee. Zain memberikan sebuah senyuman terakhir berharap agar Zee tidak terlalu sedih.
Zain memberi isyarat agar Zee membalas senyuman nya. Zee pun menurut. Dengan terpaksa dia membalas senyuman Zain. Melihat Zee tersenyum Zain melanjutkan langkahnya. Setelah Zain hilang dari pandangan mata Zee, Zee membuang napas berat. Lalu beranjak pergi dari sana."Hai" sapa seseorang kepada nya. Zee sedikit mendongakkan kepala nya karena sedari tadi dia berjalan dengan menunduk.
"Ngapain lo di sini?!" tanya Zee dengan nada tidak suka."Gue denger Zain mau pergi. Gue cuma mau nganterin dia aja kok. Sayang nya gue telat"
"Tadi gue liat lo lagi pelukan sama Zain. Jadi gue gak mau ganggu" Zee akan tidak peduli dan memilih meninggalkan orang itu.
Zee mengambil mobil nya yang terparkir tak jauh dari sana. Saat hendak pulang, Zee melihat orang tadi sedang berdiri di pinggir jalan menunggu taksi. Zee menepikan mobil nya dan membunyikan klakson.
"Heh!" teriak Zee dari dalam mobil. Orang itu sedikit menundukkan kepala nya untuk melihat siapa yang sedang menyetir.
"Zee" panggil orang itu terlihat senang.
"Masuk!" kata Zee tanpa basa basi.
"Hah?" orang itu terlihat bingung.
"Gak mau?" tanya Zee. Dengan cepat orang itu masuk ke mobil dan duduk di sebelah kemudi.
"Siapa yang nyuruh lo duduk depan?" tanya Zee.
"Ya udah gue pindah dulu"
"Lama!" ujar Zee sambil melajukan mobilnya.
"Gimana keadaan kak Tovan, Zee?" tanya Leo. Zee tidak menjawab.
"Gue tau gue gak pantas untuk nanyain itu ke elo. Tapi gue tulus mau tau kondisi kak Tovan" orang yang dari bandara dan sekarang duduk di samping Zee adalah Leo.
"Belum sadar" jawab Zee singkat. Setelah mendapat jawaban Leo pun memilih diam. Zee tau pertanyaan Leo tulus. Zee juga tau kalau Leo baik dan tidak ingin berbuat yang macam-macam kepada nya atau kakak dan orang tuanya. Karena kejadian dulu lah yang membuat Zee membenci nya. Meskipun Leo melakukan kebaikan tetap saja Zee tidak suka. Zee seakan menutup rapat pintu hatinya untuk Leo. Entah pertemanan mereka atau tentang kebaikan Leo terhadapnya.
Terkadang Zee rindu akan masa mereka bersama dulu. Waktu pertemanan yang mereka habiskan bersama. Saat Zee teringat kembali masa indah mereka di saat itu juga kenangan buruk nya bersama Leo datang. Seperti dua hal itu sudah menjadi satu.
✔✔✔
Tok tok tok
Suara ketukan pintu menyadarkan Zee dari lamunan panjangnya.
"Masuk" tidak lama kemudian sesorang masuk ke dalam ruangan nya. Ternyata Raya. Zee dengan mudah mengingat dia karena kejadian beberapa hari yang lalu.
"Maaf bu mengganggu. Saya mau mengembalikan baju ibu kemarin" Raya memberika paper bag kepada Zee.
"Sekali lagi maaf ya bu" kata Raya merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa" Zee tidak memusingkan hal itu lagi. Setelah itu Raya keluar dari ruangan Zee. Melihat Zee yang sedikit tidak bersahabat membuat Raya ingin segera pergi dari sana.
Raya dan Adis sudah janjian mau pergi ke mall bersama. Adis tidak ada kelas hari ini jadi dia free, sedangkan Raya sudah menyelesaikan kelas nya sebelum mengembalikan baju Zee tadi.
Di parkiran Raya tidak sengaja bertemu dengan Leo. Seperti nya Leo juga mau baru pergi. Sebenarnya Raya ingin menghindar, tapi Leo lebih dulu memanggilnya.
"Eh pak Leo" ujar Raya pura-pura baru melihat Leo ada di sana.
"Mau ke mana, Ray?" tanya Leo sambil memperlihatkan senyum nya.
"Mau pulang pak. Kelas saya udah selesai"
"Sendiri aja? Temen kamu yang satu nya mana?" Raya sedikit terkejut karena Leo tau dengan Adis. Raya mulai berpikir apa selama ini Leo memperhatikan nya?.
"Dia hari ini free pak" jawab Raya sedikit canggung.
"Oh begitu rupa nya. Kalau begitu saya duluan ya" setelah berpamitan Leo pergi dari sana.
Leo melajukan mobilnya menuju toko roti. Sudah lama dia tidak ke sana. Saat memasuki toko beberapa pelayan menyapa nya dengan hangat. Leo masuk ke ruangan yang memang khusus di sediakan untuk nya. Lalu seorang pelayan menghampirinya.
"Pak Leo mau minum apa?" tanya pelayan itu.
"Americanno dan kue kacang" kata Leo. Pelayan itu pun segera menyiapkan pesanan Leo.
Tanpa sadar Leo tertidur dengan memegang majalah di tangan nya. Tapi Leo terbangun saat mendengar suara gaduh dari luar. Leo sekilas melihat jam di tangan nya. Dia tertidur cukup lumayan lama.
Karena penasaran Leo pun keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Leo melihat seseorang yang tidak asing bagi nya. Raya dan Adis. Adis terlihat memarahi salah satu pelayan nya. Dengan cepat Leo pun menghampiri mereka.
"Ada apa ini?" tanya Leo. Raya dan Adis sedikit terkejut melihat Leo yang tiba tiba ada di sana.
"Maafkan saya pak. Saya tidak sengaja menumpahkan minuman ke nona ini" tunjuk pelayan itu kepada Raya.
"Dia menumpahkan air panas ke Raya, pak. Lihat tangan nya hampir melepuh" Adis memperlihatkan tangan Raye kepada Leo.
"Saya benar-benar tidak sengaja pak" kata pelayan itu.
"Ya sudah tidak apa-apa. Bereskan semua nya. Masalah ini biar saya yang urus" pelayan itu segera membersihkan genangan air yang ada dilantai. Sedangkan Leo membawa Raya dan Adis ke dalam ruangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen FictionZee Anggreina Berlly seorang dosen muda yang cantik di jodohkan oleh orang tua nya dengan alasan tidak ingin lagi putri nya di sakiti oleh laki laki yang tidak bertanggung jawab. Dia akan di jodohkan dengan dosen muda yang akan mengajar di Universit...