Update lagi guys. Lama gak update karena harus ulangan. Tapi sekarang udah selesai. Deg degan nunggu nilai raport keluar. Semoga memuaskan gitu ya. Yaudah deh Happy reading guys.
Tok tok tok
"Zee" panggil Zain dari luar. Setelah beberapa saat menunggu tetap tidak ada jawaban dari dalam. Zain pun mencoba membuka pintu. Tapi ternyata di kunci.
Sedangkan Zee di dalam sedang berusaha menghapus air mata nya. Zee tidak ingin terlihat kacau di depan Zain. Zee memperbaiki penampilan nya sedikit. Kemudian terdengar kembali ketukan pintu dari luar. Tidak ingin Zain curiga, Zee pun segera membuka pintu.
"Zee. Kamu gkpp?" tanya Zain sambil melihat Zee dari atas kepala sampai ujung kaki. Memastikan bahwa Zee baik² saja.
"Aku gkpp kok Zain. Masuk" ajak Zee. Zee lebih dulu masuk lalu Zain mengikuti dari belakang dan tak lupa menutup pintu.
"Ada apa?" tanya Zee membuka suara.
"Aku cuma... " kata² Zain terpotong, karena ada telpon masuk dari salah satu handphone mereka. Dan ternyata itu adalah handphone Zee."Sebentar" kata Zee. Lalu mengangkat telpon tersebut.
"Hallo bun. Ada apa?" tanya Zee
"....."
Perlahan air mata Zee keluar. Tidak ada suara. Tidak ada jawaban. Zee mematung. Zain pun bingung melihat sikap Zee. Zain tau yg sedang menelpon Zee adalah bunda tapi Zain tidak tau apa yg mereka bicarakan. Zain mengambil handphone yg ada di tangan Zee.
"Hallo bunda ini aku Zain. Kalau boleh tau ada apa ya bunda?" tanya Zain setengah buru².
"Tovan kritis Zain" hanya itu yg mampu bunda katakan. Terdengar isak tangis dari seberang sana. Tanpa permisi, Zain mematikan telpon lalu melihat ke arah Zee sebentar kemudian menarik Zee keluar dari ruangan dan berjalan menuju parkir.
Zee hanya mengikuti langkah kaki Zain, sepanjang jalan Zain menuntun Zee ke parkiran. Zee tidak berbicara, tidak berekspresi, hanya air mata yg mengalir jatuh. Air mata itu sdh cukup menjelaskan apa yg sedang Zee rasakan saat ini. Zain pun hanya diam. Tidak ada yg bisa Zain lakukan saat ini kecuali berdoa.
Sepanjang jalan Zain terus melihat ke arah Zee yg masih mematung. Tangisan kali ini berbeda. Zee menangis tapi tidak mengeluarkan isakan, menangis dalam diam. Sungguh menyakitkan rasanya. Zain menggenggam tangan Zee erat. Mengatakan bahwa semuanya akan baik² saja, percaya dan berdoa. Tidak lewat kata² tapi mengatakan lewat bahasa tubuh. Zee mengerti apa yg di sampaikan oleh Zain, tapi seakan kehilangan separuh nyawa nya, Zee hanya diam.
Sesampainya di RS. Sdh ada orang tua Zee dan kedua mertuanya. Terlihat mama mertua sedang menenangkan sang bunda. Sedangkan ayah dan papa mertuanya hanya bisa diam. Semua mata mengarah kepada Zee dan juga Zain yg baru saja datang. Melihat Zee datang sang bunda langsung memeluk anaknya, menangis sejadi²nya. Zee hanya bisa menangis dalam diam. Dia tidak mampu untuk berkata² walau hanya sekedar menenangkan sang bunda.
"Kakak kamu Zee. Hiks.. Hiks" tidak ada sahutan. Kali ini Zee benar² bungkam. Pikirannya melayang entah kemana. Bahkan membalas pelukan sang bunda pun Zee tidak mampu. Zee seperti orang yg kehilangan akalnya. Dia tidak mampu berpikir. Kalau kalian mengira Zee pasrah akan kondisi sang kakak maka kalian salah besar. Zee hanya sedang menguatkan diri. Seperti yg kalian tau kalau dari semua yg ada di sini, yg paling terpukul adalah Zee. Karena Zee sangat dekat dengan Tovan. Sandaran hidupnya, alasan dirinya mampu bertahan hingga sekarang, kekuatan nya. Tapi melihat Tovan yg lemah tak berdaya membuat Zee harus menguatkan diri di tengah kerapuhannya. Dan itu sangat sulit.
Masih memeluk Zee, tak lama setelah itu seorang dokter keluar."Bagaimana keadaan Tovan dok?" tanya Zain. Hanya Zain yg masih bisa mengendalikan diri di antara mereka yg ada di sana.
"Pendarahan nya sdh berhenti, kejang² nya pun juga sdh berhenti. Tapi itu masih belum bisa di katakan bahwa saudara Tovan sdh keluar dari masa kritis. Kondisi nya sangat parah. Mungkin kita masih harus menunggu untuk Tovan bisa kembali sadar" jelas sang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen FictionZee Anggreina Berlly seorang dosen muda yang cantik di jodohkan oleh orang tua nya dengan alasan tidak ingin lagi putri nya di sakiti oleh laki laki yang tidak bertanggung jawab. Dia akan di jodohkan dengan dosen muda yang akan mengajar di Universit...