14

2.7K 79 0
                                    

Seharian ini Zee hanya mengurung diri di kamar hotel, sebenarnya dia bisa saja jalan² tapi dia terlalu malas dan memilih menghabiskan waktu untuk bersantai. Mulai dari menonton kartun, drama, action, horor dan comedy semuanya sdh dia tonton tapi seperti tidak ada kata bosan untuk itu. Tapi tidak untuk sinetron, meskipun dia sangat suka menonton yg merupakan salah satu hobby nya, dia hampir tidak pernah menonton sinetron, dengan alasan bahwa sinetron itu terlalu lebay dan dia sedikit muak dengan itu.

Zee hanya sendirian di kamar, karena saat pagi² Zain sdh pamit karena ada urusan mendadak dan Zee tidak tau kapan Zain akan pulang, tapi itu tidak masalah untuk Zee karena dia sangat menikmati waktu sendiri nya ini.

Sekarang sdh hampir jam 2 siang, tapi dari pagi Zee belum makan sama sekali pdhl sekarang cacing yg di perutnya sdh demo tapi Zee tetap mengabaikannya. Entahlah mungkin saat ini Zee terlalu malas untuk mengunyah makanan.

Ting

Bunyi pesan masuk, Zee segara mengambil handphone nya kemudian di lihatnya nama Zain tertera di notifikasi.

Zee kamu udh makan belum? Maaf ya aku baru bisa ngasih kabar, soalnya aku baru selesai juga

Kalo kamu belum makan nanti aku bawain kamu makanan

Kamu mau makan apa?

Iya, aku belum makan

Kalo kamu gk keberatan, aku mau makan pizza

Tapi kalo kamu gk mau, aku bisa pesan kok nanti biar delivery aja

Gk kok

Setengah jam lagi aku nyampe

Tunggu aku ya sayang😘

Zee mengerutkan keningnya ketika melihat pesan terakhir dari Zain. Kenapa lelaki itu memanggilnya sayang dan bahkan dia memberikan emot cium kpd nya. Sedikit menggelikan ketika seorang yg hampir sempurna itu bersikap seperti para ABG yg baru saja kasmaran dengan menambahkan emot cium itu.

Oh astaga Zain. Kenapa dengan sikapnya yg berubah akhir² ini. Kemarin dia rangkul pinggangku, menggenggam tanganku, menyatakan cinta kpd ku dan lihat lah sekarang dia memanggilku sayang bhkan memberikan ciuman kpd ku, meskipun itu hanya emoticon tapi tetap saja! Batin Zee. 

Tak perlu menunggu lama, kini ada orang yg mengetok pintu dan bisa kalian tebak siapa orang itu. Iya! Dia itu Zain. Zain tersenyum ketika melihat raut muka istrinya yg tentunya tidak terlihat baik. Zain tau penyebab muka Zee di tekuk, pasti karena pesan terakhir yg ia kirim tadi. Melihat itu Zain bukannya marah tapi Zain malah gemas, menurutnya Zee sangat lucu dengan ekspresi seperti itu. 

"Nih pesanan kamu" Zain meletakkan pizza di atas meja. Zain kira Zee akan merajuk karena pesannya tadi, tapi ternyata Zain salah karena Zee langsung mengambil pizza itu dan memakannya. Melihat itu Zain tambah gemas dengan Zee, bahkan sekarang Zain tidak bisa menyembunyikan senyumnya. 

Zee memakan pizza itu lahap, mungkin karena dia sdh sangat lapar. Zain memperhatikan Zee yg tengah menikmati pizzanya. Merasa di perhatikan Zee menoleh kearah Zain. Saking nikmatnya Zee memakan pizza itu dia sampai lupa menawari suaminya. 

"Mau?" tawar Zee karena Zain belum mengalihkan pandangan nya dan terus menatap Zee. Zee merasa risih di perhatikan seperti itu. 

Zain tidak menjawab. Merasa di abaikan Zee pun melanjutkan makannya. Saat hendak kembali menggigit pizza yg sdh di tangannya tiba² Zain mendekat dan menggigit pizza yg ada di tangan Zee. 
Zee kaget dan memundurkan badannya.

"Zain bisakah kamu memberi sedikit jarak? Aku tidak nyaman dengan posisi seperti ini" sekarang posisi Zee dan Zain memang sangat dekat, membuat Zee sedikit manahan napasnya. 

Zain tersenyum kemudian dia mengambil pizza yg ada di tangan Zee dan memakannya baru setelah itu dia menjauh dari Zee. Zee mengatur napas nya sebentar sebelum membuka suaranya, menetralkan detak jantungnya yg lebih cepat dari biasanya. 

"Kenapa kamu memakan punya ku Zain? Pizza nya masih ada di kotak. Kenapa harus mengambil yg ada di tanganku?!" tanya Zee sdkt kesal karena kelakuan Zain. 

"Memang nya salah? Kan pizza nya masih banyak jadi kamu gk perlu marah cuma karena aku minta satu pizza yg ada di tangan kamu" sekarang adalah gigitan terakhir Zain dan pizza yg tadi dia rebut dari Zee sdh habis. 

"Kamu selalu memakan makanan punya ku Zain. Kemarin kamu makan bekas punya ku, sekarang kamu makan pizza juga bekas ku. Tidakkah kamu jijik?" tanya Zee. 

Zain tersenyum mendengar ocehan Zee, Zee lebih banyak bicara dari sebelumnya, melihat Zee kesal dan mengeluarkan unek² yg ada di hatinya membuat kesenangan tersendiri untuk Zain. Apakah seperti ini sifat kamu yg sebenarnya Zee, sebelum kamu berubah menjadi sosok orang lain? Batin Zain. 

"Kan aku udh pernah bilang Zee kalau aku gk jijik sama sekali makan makanan bekas punya kamu, aku malah lebih menikmati nya. Rasanya ada sensasi yg berbeda" yg di katakan Zain memang benar, dia lebih menyukai dan lebih menikmati makan nya jika itu bekas punya Zee. Jijik? Tidak sama sekali. 

"Jangan ngambek ya. Kamu lucu kalo lagi marah" goda Zain. 

"Siapa yg ngambek? Siapa juga yg marah?" tanya Zee.

"Kalo emang kamu gk ngambek atau gk marah, di makan dong pizza nya. Kamu laperkan?" Zee tidak menjawab dan memilih memakan kembali pizza yg ada di kotaknya. Zee memang tidak ngambek atau marah, hanya saja Zee merasa sedikit kesal karena sikap Zain itu. Tapi Zee bukan orang yg jaim atau gengsi, karena saat ini Zee memang sengat lapar jadi dia tetap melanjutkan makannya menghiraukan Zain yg tengah memperhatikannya sambil tersenyum tidak jelas. Memang nya ada yg lucu? Aneh, batin Zee. 

"Sore ini aku mau ngajak kamu ke suatu tempat. Kamu mau gk?" tanya Zain

"Kemana?"

"Rahasia. Aku harap kamu suka nanti. Aku mandi dulu ya, kamu habisin aja pizza nya semuanya. Kalo aku udh selesai, baru kamu juga mndi. Atau kamu mau mandi berdua?" tanya Zain. Bukan jawaban yg Zain dapat tapi malah kena lempar bantal. Untung Zain sigap dengan serangan yg tiba² itu jadi Zain bisa menangkap bantal itu dengan mudah. Zain tertawa lepas sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar. Di kamar pun Zee masih bisa mendengar tawanya Zain. 

Kenapa sebenarnya dengan Zain? Kenapa dia bisa jadi semenyebalkan ini? Dan kenapa denganku, apa yg salah dengan jantungku? Kenapa jantungku bisa berdekat lebih cepat dari biasanya? Batin Zee. 

Sedangkan Zain masih saja tertawa. Entah mengapa menggoda Zee sangat menyenangkan. Sekarang Zain akan terang²an menunjukkan perasaan nya. Hal sekecil apa pun akan Zain lakukan agar Zee bisa membuka hati untuknya. Yah semoga saja.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang