Author pov
Zain membaringkan Zee di kasurnya, setelah mendengarkan penjelasan dari masa lalu Zee. Zee yg sdh menangis sejadi-jadinya ketika harus mengingat hal yg begitu menyakitkan, membuat Zain tidak tega. Awalnya Zain marah ketika dia mengetahui bahwa Leo, org yg dianggap nya sdh sebagai sodara bagi Zain ternyata terlibat dalam masa lalunya Zee. Tapi dia tidak boleh egois, karena itu hanya masa lalu. Zee bertemu Leo sebelum dirinya dan dirinya bertemu Leo juah sebelum dia bertemu dengan Zee. Meskipun dia ingin marah semua percuma, karena semuanya telah terjadi dan itu hanya akan menambah masalah bagi setiap orang yg terkait di dalamnya.
Dikecupnya kening Zee yg telah terpejam, wajar saja Zee tertidur karena matanya sdh terlalu lelah setelah banyak mengeluarkan air mata. Tapi kecupan itu membuat Zee terbangun dari tidurnya.
"Maaf" kata Zain hendak berlalu, namun di tahan oleh Zee.
"Maaf karena tidak mengatakan semuanya dari awal, tapi percayalah Zain ini terlalu berat untuk di ingat. Bahkan hanya untuk sekedar mengingatnya pun terlalu menyakitkan" lirih Zee.
Zain tersenyum, senyuman yg termanis yg pernah dia tunjukkan, kemudian dia kembali mencium kening Zee. Sebenarnya Zain ingin menangis saat ini, karena hatinya pun sakit. Tapi Zain merasa semua nya terasa sia², bahkan jika dia menangis itu tidak akan dapat mengubah masa lalu nya Zee, jika dia marah itu tidak akan menyelesaikan masalah, dan dia masih belum bisa merelakan apa yg telah terjadi, ini terlalu menyakitkan untuknya dan untuk Zee. Tidak! Tapi Leo juga tersakiti di sini. Semuanya tersakiti, seakan² mereka adalah korban dari kejadian itu, tapi sesungguhnya merekalah pelaku sebenarnya yg sdh menyebabkan kejadian itu terjadi. Mereka hanya melihat dari sudut pandang diri mereka masing-masing, tanpa melihat dari sudut pandang org lain. Iya Zee, Leo dan Zain tersakiti karena kejadian di masa lalu tapi tidak ada yg bisa di salahkan di antara mereka. Entah lah mereka korban tapi juga sebagai pelaku, mereka pelaku yg akhirnya menjadi korban.
"Tidurlah Zee, aku tau kamu lelah. Jangan memikirkan apapun. Aku, kamu, kita akan baik-baik saja. Semunya sudah berlalu, tidak harus di besar²kan. Aku tau kamu sangat tersakiti karena kejadian tersebut, dan aku janji kalau aku akan membuat kamu melupakan masa kelam itu, aku akan membuat masa depan yg cerah untukmu, untuk kita" kata Zain berusaha menenangkan Zee. Yah yg seperti kalian tau, Zain terlihat sangat munafik sekali, dia mengatakan untuk tidak di besar²kan tapi dalam hatinya dia sendiri masih belum bisa merelakan. Tapi Zain tidak ingin egois dan dia berusaha untuk merelakan semuanya dan menepati janji² yg dia ucapkan kpd Zee, janji untuk membuat masa depan yg cerah untuk mereka agar rasa sakit yg mereka rasakan saat ini akan tergantikan dengan kebahagiaan yg dapat menutupi rasa sakit itu.
•••••••
"Pagi" sapa Zain kpd Zee, Zee mengerjapkan matanya. Rasanya matanya sangat berat untuk di buka, bahkan saat dia sdh duduk matanya masih belum terbuka sempurna, masih berusaha menyesuaikan cahaya yg saat ini mengenai matanya. Zee baru ingat tentang kejadian tadi malam, di mana dirinya menangis karena harus menceritakan masa lalunya itu, dan melihat bagaimana sikap Zain yg begitu sabar menghadapinya. Entah mengapa Zee merasa ada yg menancap di hatinya, dia merasa bahwa dia menyakiti perasaan Zain karena ceritanya itu. Tapi Zee juga tidak punya pilihan lain selain menceritakan kejadian itu, karena dia harus memberikan alasan yg kuat kenapa dia trauma berhubungan intim.
"Hmm" balas Zee sambil bangun dari duduknya.
"Mendingan kamu cuci muka terus gosok gigi, habis itu kamu sarapan aku udh bawain kamu sarapan nih" kata Zain mengarahkan mata ke nampan yg sdh ada beberapa roti, selai dan susu.
"Iya" tidak perlu lama, Zee keluar masih dengan baju yg tadi malam dia pakai, dia tidak sempat ganti baju dan kalau ganti baju baju sekarang dia belum mandi.
Zain memperhatikan Zee yg sedang menikmati sarapannya, meskipun perasaan nya masih terasa perih tapi Zain berusaha untuk terlihat biasa saja. Merasa di perhatikan Zee menoleh ke arah Zain, lalu menyodorkan roti yg ada di tangan nya dengan maksud menawari Zain sarapan.
"Aku udh sarapan Zee, kalo kamu lapar kamu habiskan juga gk papa" kata Zain terkekeh, Zee terlihat sangat menikmati makannya padahal dia hanya makan roti, mungkin Zee lapar karena tenaga nya terkuras setelah menangis.
"Zee kalo habis ini kita jalan² gimana, apa kamu keberatan?" tanya Zain. Iya gue keberatan Zain, batin Zee.
"Nggak kok" jawab Zee, Zee merasa bersalah kpd Zain, meskipun Zain sdh mengetahui masa lalu nya Zain tetap menerima Zee, tetap sabar menghadapi Zee, jadi untuk sekedar menolak permintaan Zain terlalu berat. Meskipun Zee tidak mencintai Zain, tapi Zee juga tidak ingin menyakiti Zain lebih dan lebih dalam lagi. Zee akui bahwa Zain adalah org baik yg seperti Ayah dan kakaknya katakan. Setidaknya Zee tidak mengecewakan Zain hanya karena menolak permintaan kecil bukan?.
Mendengar jawaban Zee, Zain sumringah. Bahkan untuk hal-hal kecil saja Zain bahagia jika permintaannya di turuti oleh Zee. Zain yakin bahwa dia bisa membuat Zee move on dari masa lalunya, secara perlahan dan penuh kesabaran.
"Kalo gitu kamu mandi, aku tunggu kamu di loby ya" kata Zain, Zee tidak menjawab tapi dia langsung beranjak ke kamar mandi.
Zain masih di kamar, dia ingin memilihkan baju yg akan di pakai Zee nanti. Di buka nya koper yg sdh penuh dengan baju² kemudian Zain mulai memilih-milih baju mana yg cocok untuk Zee pakai saat ini. Mereka memang belum sempat beres² jadi baju mereka masih tertata rapi di dalam koper. Setelah mendapatkan baju mana nanti yg akan di pakai oleh Zee, Zain iseng juga memilihkan dalaman untuk Zee karena dia melihat semua dalaman Zee yg ada di dalam koper. Zain tersenyum geli ketika melihat dalaman segitiga dan mangkuk itu, di angkatnya dalaman itu dan dia terkekeh, Zain merasa dirinya seperti orang mesum saja. Karena semuanya sdh siap, diletakkannya baju lengkap beserta dalaman nya di atas kasur dan mulai merapihkan baju untuk kembali di masukkan ke koper, setelah itu barulah Zain keluar dari kamar. Sebelum Zain keluar kamar dia menoleh kearah pakaian yg akan di pakai Zee nanti, dan itu kembali membuatnya terkekeh geli membayangkan Zee akan memakai dalaman yg sdh dia siapkan.
Sekitar 20 menit barulah Zee keluar dari kamar mandi, Zee kaget melihat bajunya sdh siap bhkan beserta dalamannya. Zee tau ini pasti kelakuan Zain dan dia benar² malu sekarang karena Zain sdh melihat semua dalaman nya. Arghhhh kenapa suami nya itu seperti orang bodoh! Batin Zee.
Dengan terpaksa Zee memakai pakaian yg sdh Zain siapkan, dia tidak masalah dengan baju yg di pilihkan Zain tapi dia ragu memakai dalaman yg Zain pilihkan untuknya. Tapi setelah di pikir-pikir Zain tidak akan melihat dalaman yg di pakai sekarang kan, jadi tidak masalah kalau Zee juga memakai dalaman itu.
Zee berdandan sebentar, dia hanya memoleskan bedak dan lipstik berwarna rose pink ke bibirnya agar tidak terlalu pucat. Zee memang tidak suka jika harus berdandan yg berlebihan karena itu membuang waktu, jadi dia hanya berdandan seadanya. Kecuali itu acara penting, seperti acara formal barulah dia benar-benar memakai make up. Setelah di rasa cukup Zee keluar kamar dan menghampiri Zain yg sdh menunggunya di loby
.
.
.
.Hallo guys, ini partnya membingungkan ya? Sorry deh, aku rada kesusahan untuk merangkai kata-katanya. Nanti kalo aku punya waktu, aku bakal revisi lagi di part ini tapi itu juga nunggu aku dapet pencerahan dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen FictionZee Anggreina Berlly seorang dosen muda yang cantik di jodohkan oleh orang tua nya dengan alasan tidak ingin lagi putri nya di sakiti oleh laki laki yang tidak bertanggung jawab. Dia akan di jodohkan dengan dosen muda yang akan mengajar di Universit...