28

2.6K 61 0
                                    

Zain pulang ke rumah, tapi di rumah terlihat sepi. Zain menaruh tas kerja nya di atas sofa yg ada di ruang tamu.

"Zee" panggil Zain, tapi tidak ada sahutan. Lalu Zain berjalan menuju dapur karena mendengar suara dentingan piring.

"Zee" panggil Zain sekali lagi.

"Ehh aden. Udah pulang den?" tanya bibi.

"Iya bi. Zee mana ya bi kok gak nyaut2 di panggil" tanya Zain. Karena ternyata yg di daput adalah bibi yg sedang menyiapkan makan malam.

"Mungkin di taman belakang den. Tadi bibi liat non Zee nya ada di sana" jawab bibi.

"Oh yaudah kalo gitu aku ke belakang dulu ya bi"

"Iya den"

Zain langsung menuju ke taman belakang. Dan benar saja kalau Zee ada di sana. Zee sedang duduk di ayunan yg ada di taman. Menatap langit yg gelap. Merasakan angin malam yg menerpa kulit mulusnya. Entah apa yg di pikirkan nya saat ini.

Perlahan Zee merasakan ayunan nya semakin cepat. Padahal Zee tidak mengayunkan nya terlalu kencang. Karena penasaran Zee pun menengok ke belakang. Ternyata ada Zain. Zain yg sedang mengayun nya dari belakang. Zain tersenyum tulus kpd Zee. Dan setelah itu Zain ikut duduk di ayunan yg ada di samping Zee.

"Kenapa malam² kok di luar?" tanya Zain.

"Kamu sendiri?" tanya Zee balik.

"Aku nyari kamu. Tadi aku panggil gk nyaut². Aku cari ke kamar, ke dapur kamu gk ada juga. Untung ada bibi yg bilang kalo kamu ada di sini"

"Kamu ngapain di sini malem². Gak dingin apa?" tanya Zain.

"Lagi mikir aja" jawab Zee.

"Mikirin apa emang. Gak bisa ya kalo di rumah aja gitu"

"Mikir aja. Kok jalan hidup aku kek gini ya. Aku gak tau harus bersyukur atau enggk sama hidup aku sekarang" jelas Zee.

"Kok ngomon nya gitu sih?"

"Aku ngerasa berat banget buat ngejalanin hidup aku. Saat aku punya keluarga yg utuh dan sayang sama aku, tapi aku harus di sakiti karena cinta dan sahabat. Saat aku down, ada kak Tovan yg setia bantu aku untuk bangkit. Saat aku ngerasa hambar kamu datang di hidup aku. Mulai mengisi hari² ku. Saat aku sudah bahagia dengan kehadiran kamu, malah kak Tovan yg pergi ninggalin aku. Dan ketakutan terbesar aku adalah saat kak Tovan gak balik lagi sama kita"

"Jangan ngomong gitu. Tovan juga lagi berjuang sekarang biar bisa kumpul lagi sama kita. Jadi kamu jangan pernah lelah untuk terus berdoa sama Tuhan biar Tovan bisa balik lagi kayak dulu"

"Dan kamu harus selalu bersyukur dengan apa yg udh di gariskan Tuhan sama kamu Zee. Tuhan punya caranya sendiri untuk membuat kita jadi pribadi yg lebih baik lagi. Mungkin Dia mau kamu belajar dari pengalaman kamu. Dan mungkin Dia juga mau kamu selalu ingat dan lebih dekat sama dia. Kamu harus optimis biar kamu gk merasa terbebani sama semua ini. Masih banyak di luaran sama yg lebih parah masalah nya dari pada yg kamu jalanin sekarang. Jadi kamu harus banyak2 bersyukur atas apa yg kamu terima, dalam bentuk apapun itu"

"Mungkin kamu bener. Aku masih beruntung di banding kan orang di luar sana. Tapi aku nggak bisa membohongi diri aku sendiri, terkadang aku merasa lelah dan jenuh. Aku pengen semua beban yg aku pikul itu hilang, tapi nggak bisa"

"Zee, ingat. Sekarang kamu udh gk sendiri lagi. Ada aku di sini. Aku siap jadi sandaran kamu. Ayo berbagi rasa penat denganku. Jangan di tanggung sendiri. Seberapa lelah nya kamu, ingat ada aku yg selalu siap jadi tempat bersandarmu"

Tiba² Zee bangun dari duduk nya, lalu berdiri di depan Zain. Beberapa saat mereka saling bertukar pandang. Dan setelah itu Zee menunduk agar posisinya sejajar dengan Zain yg masih duduk di ayunan. Saat sudah sejajar, Zee mulai mencium kening Zain, lalu ke pipi kanan, ke pipi kiri dan terakhir bibir. Hanya sekilas, tapi mampu membuat Zain mematung.

"Hadiah. Karena kamu udah mengambil sebagian penatku" kata Zee sambil berlalu pergi. Setelah Zee pergi, Zain baru tersadar dan tersenyum karena mendapat perlakuan manis dari istrinya itu. Sesederhana itu, tapi mampu membahagiakannya. Karena bahagia itu sederhana. Saat kamu menikmati hidup mu dan mensyukuri nya maka kamu akan merasa bahagia.

"Tunggu aku.... " teriak Zain. Zee yg sudah di dalam rumah hanya tersenyum mendengar teriakan Zain . Mereka melewati makan malam dengan penuh canda dan tawa.

•••••

Karena Zain dan Zee bercanda sepanjang malam, akhirnya mereka bangun kesiangan. Padahal hari ini mereka sama² harus berangkat pagi.

"Aku mandi duluan" kata Zain.

"Enak aja, aku dulu" cegah Zee.

"Zee hari ini aku harus ke kantor pagi dan sekarang udh mau telat"

"Aku juga harus ke kampus pagi, aku ada jadwal tour sama anak²"

"Yaudah kita mandi berdua" tawar Zain.

"Enak aja. Itu sih mau nya kamu. Sana kamu mandi di kamar tamu"

"Di ajak enak gk mau" kata Zain.

"ZAINNNNN" teriak Zee. Lalu tawa Zain pecah karena telah berhasil memancing emosi istrinya. Dengan berat hati akhirnya Zain harus mandi di kamar tamu.

Setelah siap² Zee selesai lebih dulu. "Zain aku berangkat duluan ya. Aku bawa mobil sendiri aja" kata Zee.

"Iya hati²" jawab Zain dari dalam kamar.

Zee setengah berlari karena sudah telat. Zee melewati meja makan, karena terlambat jadi Zee tidak sempat sarapan. "Non sarapan dulu, ini udh bibi siapin" kata Bibi.

"Aku sarapan di kampus aja bi, aku telat" jawab Zee.

Tidak lama setelah itu Zain datang juga setengah berlari. "Den sarapan dulu, itu udh bibi siapin"

"Nanti aja ya bi, aku udh telat" jawab Zain, tapi setelah hampir sampai pintu depan Zain kembali lagi ke dapur. Melihat ada susu, Zain langsung meminumnya habis. Dan pergi dengan tergesak². Bibi hanya geleng² kepala melihat kelakuan suami istri itu.

"Semoga non sama aden selalu sama² sampai ajal menjemput, dan semoga den Tovan cepat bangun dari komanya. Aamiin" doa tulus Bibi untuk mereka. Meskipun baru saja menjadi art di tempat Zee dan Zain tapi Bibi sangat menyayangi mereka. Karena mereka salah satu majikan yg baik terhadap pelayan. Tidak pernah membeda²kan status sosial.

Tapi seperti nya hari ini Zee kurang beruntung. Karena di saat buru² seperti ini ban mobil nya malah bocoh di tengah jalan. Udah jalan nya sepi di tambah hp nya ketinggalan di rumah.

Ada sebuah mobil hitam berhenti di sebelah mobil Zee terparkir. Dan setelah orang itu keluar ternyata Leo. "Zee" panggil Leo. Tak mendapat sahutan, Leo menatap ke arah ban Zee yg sedang bocor. Tanpa perlu banyak basa basi, Leo pun memberikan tawaran untuk Zee.

"Ikut gue aja Zee. Kita udah mau telat" tawar Leo. Zee masih berpikir, banyak yg di pikirkan nya saat ini.

"Gue gk bakal macem² sama lo Zee, sumpah" Leo berusaha meyakinikan Zee agar mau menerima tumpangan nya.

"Ya udh" jawab Zee. Leo senang Zee menerima tawarannya. Dengan semangat Leo membukakan pintu di depan untuk Zee. Tapi Zee malah memilih duduk di belakang. Melihat perilaku Zee, Leo merasa jadi orang bodoh yg sedang melakukan hal yg konyol. Karena sudah hampir terlambat, Leo pun tidak mempermasalahkan itu. Dan jadi lah Leo dan Zee berangkat berdua.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang