I never wanted more until I meet You
"Apa karena aku tidak memiliki uang sepertimu lantas aku tidak boleh memiliki perasaan padamu? Aku tidak memintamu untuk membalas perasaanku, aku tidak menuntut apa pun darimu,"
"Aku sudah terlalu lelah dengan p...
Pria gila itu beberapa hari ini mungkin lupa mengonsumsi obat, setiap pagi dan malam ia mengirimiku pesan aneh. Kyuhyun tadi memberitahuku kalau dia akan berangkat besok pagi.
Satu pesan masuk lagi
What I have with You, I don't want with anyone else..❤❤❤
Aku mengabaikannya, ribuan pesan cinta yang dia kirim pun tidak akan membuatku tersentuh lagi. Aku telah mematikan hatiku sejak ia memintaku mengatakan pada appa untuk dia menikah lagi.
Kalimat itu telah berhasil membuatku menyerah atas perasaanku, hari ini aku masih di sisinya karena appa. Tidak ada lagi alasan lain, walaupun jauh di dalam hatiku aku masih mencintainya.
"Romantis sekali oppaku ini" goda Sejeong yang mencuri baca pesan yang berada dalam ponselku
"Aku katakan padamu dia itu gila" ujarku, selama perjalanan ini aku baru mengenalnya. Dia putri dari adik bungsu eommanya Siwon. Untung saja ada dia, dia gadis kecil yang baik dan memiliki banyak guyonan yang mengocok perut. Aku menyukainya. Dia mengatakan alasan dia memaksa ikut dalam perjalanan ini adalah karena ada aku. Apa aku begitu terkenal.
"Eonni, apa kamu sangat mencintai Siwon oppa?" tanyanya
"Kalau tidak aku mau mengenalkanmu dengan oppaku, aku menginginkan kakak ipar sepertimu" ujarnya dan aku hanya tersenyum
"Gadis nakaal, jangan mencoba mempengaruhi putriku" appa mendadak muncul
"Aku akan merebutnya dari keluarga choi jika eonni tidak bahagia" ujar Sejeong, appa tertawa.
"Kamu tidak akan punya kesempatan, ahjushi selalu memiliki cara membuat eonnimu bahagia" ujar appa
***
Setelah memastikan appa meminum obatnya, aku pun meninggalkannya berkumpul dengan saudara eomma. Mereka membicarakan hal-hal yang hanya mereka yang mengerti. Sedangkan Sejeong tak nampak dimana dia, aku pun duduk di balkon kamar menikmati kesejukan kota Swiss.
Aku melihat-lihat foto di galeriku, terlalu banyak foto di galeriku sampai aku melupakan beberapa foto yang pernah aku miliki.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melihat foto ini, aku tersenyum. Dulu kita pernah sedekat ini, tapi ntah mengapa semakin kesini kita semakin asing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini foto yang aku ambil saat kita berdua terlibat dalam lembur dan ia sedang kelaparan.
Aku memejamkan mataku, aku pernah berharap dia kembali seperti saat itu. Hanya saja setelah apa yang ia katakan padaku, aku masih layak berharap? Apa yang harus aku lakukan jika dia benar kembali seperti dulu?
Bodoh, aku memukul kepalaku. Dia tidak mungkin memiliki perasaan padamu. Setelah itu aku menekan back pada ponselku. Aku tidak ingin terbuai masa lalu lagi.
I'm yours and You're mine
Pesan gila itu masuk lagi, aku memutuskan untuk meneleponnya.
"yeoboseo" sapanya dalam bunyi nada tunggu yang pertama
"Kamu lupa minum obat? Atau obatmu habis?"
"Obat apa yang harus aku minum?"
"Obat gila"
"Aku berusaha bersikap romantis padamu, tapi kamu bersikap begitu" ujarnya
"Kirimkan untuk kekasihmu saja. Aku tidak butuh rayuan gombalmu, bersikap manis tapi sebenarnya kamu lebih jahat dari monster" ujarku
"Memang susah memiliki istri keras kepala sepertimu" ujarnya "Aku malas bicara denganmu"
"Kalau begitu jangan ngomong, aku tutup" ujarku dan ia memotongku sebelum aku mengakhiri pembicaraan.
"Kamu akan tertawa bahagia setelah melihat apa yang aku berikan padamu besok" ujarnya dengan bangganya.
"Aku tidak akan terayu, apalagi oleh penjahat kelamin sepertimu" ujarku
"Apa yang kamu katakan?"
"Itu nama baru untukmu" ujarku sambil tertawa dan ia bergumam kesal di seberang sana. Hanya saja dia tidak berkata kasar padaku lagi.
***
Author POV
Siwon menempuh perjalanan ribuan KM, bukan aboejinya sebagai alasan lagi. Tapi istrinya, Im Yoona yang menjadi alasannya tidak sabar untuk segera sampai di Swiss.
Ia akan memberikan istrinya itu kejutan.
Di dalam pesawat, ia terus tersenyum sambil memegang dua lembar tiket ke Maldives. Ia ingin mengajak istrinya itu untuk honeymoon. Hanya saja mengingat istrinya menyebutnya penjahat kelamin, ia agak kesal.
***
Siwon tiba di penginapan, ia masuk dan hanya bertemu imonya.
"Imo, dimana istriku?" tanya Siwon
"Bukankah istrimu sudah pulang? Katanya kamu yang menjaga aboejimu maka dia kembali ke Seoul" ujar Imonya berusaha menyimpan senyumnya
"Kenapa tidak ada yang memberitahuku?" tanyanya
"Imo mengira dia sudah memberitahumu"
"Kalian menyebalkan, jika tau begitu aku tidak akan kesini" ujar Siwon
"Bukankah kamu kesini karena merindukan aboejimu?"
"Aku lebih merindukan istriku"
"Oppa, dengar tidak apa yang putramu katakan?" tanya Imonya Siwon dan ternyata aboejinya sedang berdiri di dekat mereka.
"Dia itu bukan putraku sekarang, dia menantuku" ujar Tuan Choi
"Aboeji,,"
"Appa, obatmu ketinggalan satu" ujar Yoona yang baru keluar dari arah dapur dan ia menatap siwon yang masih berdiri "Oppa sudah sampai?"
Siwon menatap imonya dengan kesal
"Imo menipuku" ujarnya dan Imonya tertawa.
"Yoong, tahu tidak betapa lucunya suamimu ini" ujar Imonya dan tidak berhenti tertawa.
"Imo, kalau menertawakanku lagi, aku akan menjual saham imo" ujar Siwon dan tanpa menunggu reaksi imonya, ia menghampiri Yoona dan menarik wanita itu menjauhi dua orang tua itu.
"Apa kamu lupa pertengkaran kita sebelum aku berangkat kesini. Apa yang membuatmu merindukanku?"
"Aku rindu bertengkar denganmu, kalau bukan itu apa maksud rindu yang ada di kepalamu?" ujar Siwon dan Yoona memutar matanya
"Aku sedang tidak ingin bertengkar. Menjauhlah"
Siwon tertawa, lalu ia mengeluarkan amplop yang berisi tiket pesawat ke Maldives.
"Kamu kira bisa menyogokku?" tanya yoona
Siwon menggeleng,
"Aku minta maaf atas apa yang aku lakukan selama ini. Saat ini aku ingin memperbaiki semuanya denganmu. Hanya kamu yang akan menemaniku sampai akhir" ujarnya
Yoona masih shock atas apa yang Siwon katakan. Lalu Siwon mendekat dan meraih Yoona dalam pelukannya.
"Aku anggap diammu sebagai persetujuanmu untuk memperbaiki semuanya denganku. Kita akan membentuk keluarga yang bahagia"