Rain - 16

4.3K 296 14
                                    

Rain – 16

Bukan Siwon namanya jika ia akan menyerah atas keinginannya. Siwon bangun lebih awal dari istrinya. Ia akan mengajak Yoona bercinta di pagi ini. Sudah hampir setengah tahun mereka melakukannya dan Yoona belum juga hamil. Dua bulan yang lalu, keduanya memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Dokter menyarankan keduanya melakukannya di pagi hari, karena sperma di pagi lebih berkualitas. Hanya saja Siwon lebih sering bangun kesiangan dan akhirnya terburu-buru untuk berangkat ke kantor. Walaupun perusahaan itu milik aboejinya, ia tidak pernah bertindak tidak disiplin.

"Oppa,," Yoona yang masih lelap terganggu. Ia memukul tangan suaminya yang membelai perutnya itu.

Tanpa menjawab, Siwon meraih tangan Yoona ke arah selangkangannya yang tertutup selimut. Juniornya sudah bangun, yoona memukul Siwon dengan tangan yang bebas dari Siwon.

"Ayolah sekali ini lagi, apakah kamu tidak kasihan padaku yoong" ujar Siwon

Akhirnya Yoona luluh dan keduanya bermain satu ronde sebelum Siwon bersiap-siap untuk menemani aboejinya jogging.

***

IM YOONA POV

Tidak disangka sekarang aku benar-benar menjadi Nyonya Choi, bukan lagi sebuah status. Aku mengira setelah Siwon oppa mengatakan perasaannya padaku, tak ada lagi yang harus aku khawatirkan. Tapi ternyata kehidupan pernikahan begitu sulit. Bukan karena masalah aku dengan siwon oppa tapi cara menghadapi appa yang membuat aku serba salah kadang. Pernikahanku tak terasa pun telah berjalan hampir satu tahun. Dan aku belum juga mengandung, itu yang menjadi beban pikiranku.

"Tidak usah dipikirin yoong a, kita masih bisa berusaha" ujar Siwon oppa

"Tapi kita sudah melakukannya setiap saat oppa" ujarku dan ia tertawa, setiap ada kesempatan ia pasti akan menyerangku.

"Lagian kita masih butuh waktu berduaan. Kalau kamu sudah hamil, aku mana bisa menyerangmu setiap saat lagi yeobo" Siwon oppa selalu mengajakku becanda kalau bicara soal bayi. Aku tau sebenarnya ia juga khawatir, karena ia satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas masalah keturunan keluarga Choi. Bukan hanya dia, tapi juga aku.

"Aku takut appa akan membenciku kalau aku tak juga hamil" ujarku dan ia tertawa,

"Appa tidak mungkin membenci istriku yang begitu imut"

"Oppa aku sedang tidak becanda" ujarku

"Oppa juga tidak becanda. Kamu akan tambah imut kalau tidak berpakaian" ujarnya dan aku mencubit perut kotak-kotak kesayangannya dan ia berteriak kesakitan

"Oppa, kalau bulan depan aku belum juga hamil. Kita lakukan bayi tabung ya" ujarku dan ia menggeleng "Wae?"

"Bayi tabung akan membuat kamu kesakitan yeobo" ujarnya

"Aku tidak takut apapun asalkan aku bisa melahirkan untukmu" ujarku

"Aku tidak setuju, lagian kita masih terlalu sehat untuk melakukan secara alami, kita tidak butuh bayi tabung" ujarnya dan aku menangis "Yeobo a, kita baru menikah 1 tahun bukan 10 tahun, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun juga belum memiliki anak. Kamu jangan begitu pikirin. Itu hanya membuat kamu susah hamil"

"Aku takut oppa"

"Kalau pun kamu tidak hamil, itu bukan berarti kamu yang bermasalah. Bisa aja aku yang bermasalah" ujarnya "Oppa tidak akan meninggalkanmu apapun alasannya"

"Gomawo oppa" aku menangis dalam pelukannya

"Jangan menangis, aku sudah berjanji akan membuatmu selalu bahagia. Kalau kamu menangis berarti aku adalah suami yang gagal" ujarnya dan ia memelukku erat di dadanya.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang