Choi Siwon POV
Jika bukan karena aboeji begitu menyayanginya, aku tidak akan mempertahankannya saat ini. Aku terpaksa membuang harga diriku untuk mempertahankan seorang bawahan. Sungguh tidak mirip diriku.
Sebagai seorang sekretaris, dia memang seorang yang sempurna. Tapi tidak dengan menjadi seorang pendamping hidup. Jika saja hanya statusnya yang tidak memiliki uang, aku tidak mempermasalahkannya. Tapi dia itu seseorang yang menjijikan, dia rela menukar apa pun demi uang.
Aku tidak akan melupakan malam dimana pertama kali aku mengenalnya. Ia berdiri di tengah hujan berlutut minta maaf pada seorang wanita yang merupakan istri sah dari pria yang menjadikannya simpanan. Seharusnya aku membiarkannya dipukul oleh wanita itu, hanya saja aku tidak tega melihat wajah memerasnya.
Bagaimana bisa aku menginginkan wanita bekas menjadi pendamping hidupku. Dia hanya berlagak lugu saja dihadapan aboeji.
"Aboeji tunggu disini, aku akan menjemputnya" ujarku saat tiba di depan gedung Hyundai
"Ne"
Aku masuk ke dalam kantor, ia masih sibuk dengan pekerjaan di mejanya. Aku menghampirinya,
"Aboeji menunggumu di bawah" ujarku
"Aku sedang menyelesaikan pekerjaanku sajangnim" ujarnya
"Turunlah dan katakan pada aboeji, dia tidak akan percaya jika aku yang bicara"
"Aku akan menemui ahjushi. Sajangnim turunlah lebih awal" ujarnya sambil menutup beberapa file yang sedang ia kerjakan. Ia memang seseorang yang teliti. Ia tidak akan meninggalkan apapun dalam keadaan berantakan.
Aku berdiri di sampingnya menunggunya ikut turun menemui aboeji.
***
Author POV
Yoona tidak bisa memenangkan perdebatan dengan tuan choi. Ia sedang menemani ayah dan anak itu makan malam.
"Yoong, ahjushi memiliki jadwal berlibur ke Macau bulan depan. Kamu mau kan temani ahjushi?" tanya Tuan Choi, ia memilih duduk di samping Yoona daripada putranya.
"Ahjushi, sebaiknya ahjushi minta sajangnim yang temani ahjushi saja"
"Kamu kenapa?"
Yoona hanya menggeleng
"Tidak ingin temani ahjushi lagi?"
"Ahjushi, aku berencana mengambil kursus. Jadi mungkin ke depannya jadwalku lebih padat"
"Baiklah, jika begitu ahjushi batalkan rencana perjalanannya saja"
"Yuri akan libur bulan depan, aku akan memintanya menemani aboeji" ujar Siwon
"Bagaimana bisa kamu meminta aboeji pergi dengan orang yang bahkan aboeji tidak kenal?"
"Dia nantinya akan menjadi menantu aboeji, aboeji bisa mulai mengenalnya dari sekarang"
"Tidak"
"Ahjushi, sajangnim benar. Ahjushi harus mulai belajar mengenal calon menantu ahjushi. Dia pasti akan memperlakukan ahjushi lebih baik dariku" ujar Yoona
"Apa kamu berkencan dengan pria lain?" tanya Tuan Choi dan Yoona menggeleng "Kalau begitu kamu yang jadi calon menantu ahjushi saja"
Yoona tertawa
"Ahjushi punya putra yang lain lagi?" tanya Yoona
"Kamu jadi calon istri sajangnimmu"
"Aku tidak mau" ujar Siwon dan Yoona tersenyum kecut.
"Ahjushi sudahlah, jika ahjushi seperti ini lagi, aku benar-benar tidak akan menemuimu lagi" ujar Yoona
***
Sakit, itulah yang Yoona rasakan. Ia mendapat penolakan langsung dari Siwon.
Beberapa hari terakhir ini ia berusaha menghindari ahjushinya.
"Aboeji terus menanyakanmu. Kenapa kamu tidak menemui aboeji lagi?" tanya Siwon saat Yoona masuk ke ruangannya
"Bukankah sajangnim memintaku jangan menemui ahjushi lagi? Walaupun aku bisa saja menemani ahjushi tanpa menerima bayaran apa pun darimu, tapi aku tidak akan melakukannya. Aku tidak ingin kamu mengira aku menginginkanmu, sehingga aku terus berusaha mendekati ahjushi walaupun kamu sudah dengan tegas menolakku" ujar Yoona
"Bagus"
"Jangan pernah bertanya alasan mengapa aku tidak menemui ahjushi lagi. Yang jelas semua ini bukan karena uang, ahjushi memperlakukanku dengan begitu baik, tidak mungkin aku menghargainya hanya dengan uang"
"Hyung, ahjumma kim telepon dan mengatakan ahjushi masuk rumah sakit"ujar Kyuhyun yang baru masuk dengan terburu-buru
"Aku akan kesana sekarang" ujar Siwon sambil meninggalkan ruangannya dan Yoona masih mematung.
"Mianhae ahjushi, aku tidak bisa menjenguk ahjushi" gumamnya
***
Siwon tiba di rumah sakit dan aboejinya sudah siuman dari pingsannya.
"Aboeji kenapa? Apa aboeji tidak minum vitamin lagi?" tanya Siwon
"Siwon a, jika aboeji akan mati besok, apa kamu peduli?"
"Kenapa berbicara seperti itu?"
"Jawab saja"
"Tentu saja aku peduli, hanya aboeji yang aku miliki saat ini" ujar Siwon
"Kenapa kamu tidak mendengarkan aboeji? Mengapa kamu tidak mau menikahi Yoona?"
"Aboeji jangan membahas itu lagi"
"Dia gadis baik Siwon a"
"Kekasihku juga gadis yang baik aboeji"
"Apakah kamu yakin dengan pekerjaannya itu dia masih seorang gadis?" tanya Tuan Choi, ia tahu kekasih Siwon itu seorang model.
"Lalu apa aboeji yakin, gadis sok lugu itu seorang gadis. Bisa saja dia simpanan orang" ujar Siwon
"Aboeji ingin istirahat, pulanglah"
Siwon memilih duduk di depan daripada berdebat dengan aboejinya. Ia menghubungi Yuri tapi tak satu pun panggilannya dijawab oleh Yuri.
***
Yoona tiba di apartement kontrakannya setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia membawa beberapa koran untuk mencari pekerjaan sampingan lainnya.
Ia menikmati sepotong roti dan sekotak susu sambil menghitung sisa hutang yang harus dilunasinya. Itu alasan ia mencari pekerjaan lain untuk malam hari. Setelah kehilangan penghasilan sebagai perawat ahjushi choinya, ia harus lebih hemat lagi. Pinjaman yang digunakannya untuk biaya sekolah dan biaya pemakaman eommanya dipotong dari gajinya setiap bulan. Itu alasannya dia bekerja 365 hari full selama lima tahun ini.
"Im Yoona fighting" ia menyemangati dirinya sendiri saat perhitungan pinjamannya akan lunas akhir tahun ini.
Ponselnya berbunyi dan itu panggilan dari Tuan Choi. Ia pun mengangkatnya.
"Ahjushi" sapanya
"Kenapa tidak menjenguk ahjushi?"
"Aku,,"
"Ahjushi tidak minum obat lagi, maka hari ini ahjushi harus masuk rumah sakit. Kamu bayangkan saja jika seminggu lagi ahjushi tidak minum obat itu"
"Ahjushi aku mohon jangan mempersulitku"
"Maka temuilah ahjushi, apa pun yang orang lain katakan, ahjushi percaya padamu"
"Ahjushi,,"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
RomanceI never wanted more until I meet You "Apa karena aku tidak memiliki uang sepertimu lantas aku tidak boleh memiliki perasaan padamu? Aku tidak memintamu untuk membalas perasaanku, aku tidak menuntut apa pun darimu," "Aku sudah terlalu lelah dengan p...