Rain - 17

3.6K 317 17
                                    


Siwon mengajak Yoona makan malam dengan Nickhun, sahabatnya yang sekarang memiliki perusahaan fashion dan ia memiliki beberapa model khusus yang memamerkan bajunya. Sahabatnya ini akan berangkat ke Milan untuk memperluas usahanya. Itu alasannya Siwon mengajaknya makan malam.

"Sudah lama bro?" tanya Nickhun yang baru datang,

Siwon baru bangkit untuk berjabat tangan dengannya. Ia terkejut melihat siapa yang berada di belakang sahabatnya itu. Ia menatap Yoona sekilas, wajah istrinya juga berubah.

"Aku mengajak asistenku, dia yang akan bersamaku ke Milan besok" ujar Nickhun dan Siwon mengangguk

"Ini istriku" ujar Siwon, ia mengenalkan Yoona pada Nickhun

"Seharusnya aku mengenalnya lebih dulu" goda Nickhun dan Siwon memukul lengannya. Lalu ia bersikap biasa saja dengan kehadiran Yuri di samping Nickhun. Yuri lebih banyak diam, ia menilai Siwon telah berubah. Pria itu bahkan tidak menatapnya lagi, Yoona berusaha mempercayai suaminya.

***

IM YOONA POV

Sepulang dari makan malam, Siwon oppa masuk ke ruang kerjanya. Setelah aku berganti pakaian, aku pun membawa secangkir tea dan menghampirinya. Aku ingin tahu pemikirannya tentang pertemuannya dengan Yuri. Tampaknya dia biasa saja tapi aku penasaran dengan hatinya.

"Apa tidak bisa besok baru lanjut aja oppa?" tanyaku, aku meletakkan tea di hadapannya dan aku berdiri di sampingnya.

"Besok oppa akan berangkat ke Jepang" ujarnya

"Berapa lama?" aku kesal dia selalu mendadak seperti ini,

"Sampai tendernya selesai." Ujarnya dan aku tidak berniat membahasnya lagi. Selalu begitu.

"Yeobo a,"

"Aku mengerti, oppa tidak perlu jelasin lagi." Aku pun meninggalkan ruang kerjanya dan kembali ke kamar.

Di kamar, aku langsung berbaring di tempat tidur tapi bukan tidur, aku malah menangis. Ntah mengapa aku merasa diriku begitu sensitif padahal ini bukan kali pertama Siwon oppa melakukan perjalanan keluar negeri. Aku mendengar pintu kamar terbuka dan aku pun memejamkan mataku berpura-pura tidur.

"Yoong a,," panggilnya dan aku tidak ingin peduli padanya "Baiklah kalau kamu sudah tidur" aku pun mendengar suara ia membuka lemari. mungkin ia sedang menyusun pakaian yang akan dibawa kesana.

***

Saat aku bangun, ia sudah berangkat. Aku kecewa padanya bahkan ia tidak bilang apa-apa padaku. Aku menuju lemari dan mengambil pakaian, saat akan masuk ke kamar mandi, aku melihat sebuah kertas tempel di pintu kamar mandi

"Yeobo, aku tidak minta ijin padamu dulu sebelum berangkat, mianhae. Tadi kamu terlalu lelap aku tidak ingin membangunkanmu. Nanti kalau kamu sudah bangun telepon aku ya. Saranghae.. ^V^"

Your cute husband ^0^

Aku sungguh ingin memukulnya sekarang juga, dasar pria narsis. Aku berbalik menuju ranjang dan meraih ponselku, aku meneleponnya tapi aku mendengar nada dering ponselnya. Namja babo itu meninggalkan ponselnya di meja riasku. Aku membanting ponselku dan masuk ke kamar mandi.

Baru saja air dingin dari shower membasahi tubuhku, aku merasakan perutku seperti ada yang memukulnya dari dalam sehingga aku muntah-muntah. Dan yang keluar hanya air asam, aku memutuskan untuk batal mandi. Dan kembali ke tempat tidur.

"Yoong," panggil appa dari depan kamar dengan ketukan pintu dan membuatku terbangun dari tidur. Aku melirik jam sudah jam 10. Aku tertidur lagi tadi setelah berkali-kali bolak balik untuk muntah.

"Ya appa" ujarku sambil membuka pintu kamar

"Ya ampun Yoong, kamu begitu pucat. Kamu kenapa?" appa memegang keningku

"Aku cuman masuk angin saja appa, aku hanya butuh istirahat sebentar appa" ujarku

"Appa bawakan sarapan ya. Kamu bahkan belum makan" ujar appa

"Aku tidak selera makan Appa"

"Tapi kamu harus makan sayang"

"Aku akan turun" ujarku

Memakan satu suap aja membuatku kembali muntah. Aku memutuskan kembali ke kamar. Appa mengajakku ke dokter tapi aku menolaknya.

Aku di kamar dan mungkin appa bermaksud menelepon Siwon oppa untuk membujukku ke dokter tapi iphone Siwon oppa berbunyi dan aku yang mengangkatnya

"Yeoboseo Siwon ya" ujar appa

"Appa, siwon oppa lupa bawa iphonenya" ujarku dan appa hanya tertawa

***

Dua hari berlalu begitu, tapi aku tidak ingin Appa khawatir karena ia akan berlibur ke Macau bersama appa dan eommanya Sejeong. Akhir-akhir ini Sejeong yang lebih sering menemani appa daripada aku. Aku mengatakan kondisiku sudah lebih baik supaya appa bisa berlibur dengan tenang. Akhirnya aku memutuskan meminta ahjussi nam mengantarku ke dokter.

"Chukkae Nyonya Choi" ujar dokter yang memeriksaku membuatku berkerut "Nyonya, sedang mengandung selama 6 minggu"

Aku bahkan tidak bisa berkata apa-apa dan aku menangis bahagia.

"Akhirnya ia muncul di perutku" aku tersenyum sambil membelai perutku lembut

***

Aku pulang dan aku membeli testpack, hadiah untuk Siwon oppa. Setelah mencobanya dan hasilnya positif, aku membungkusnya dan aku letakan di meja rias dekat dengan kunci mobilnya. Ia akan pulang dua hari lagi tepat hari ulang tahunnya. Itu janjinya saat ia akan berangkat, tapi sampai sekarang ia belum meneleponku. Mungkin ia terlalu sibuk jadi aku memakluminya.

***

AUTHOR POV

2 hari berlalu dan Siwon bahkan tidak memberi kabar Yoona kapan ia pulang. Yoona semakin uring2an. Siwon sedang sibuk dengan pekerjaannya tapi melihat tanggal kalendernya ia teringat hari apa ini. dan karena kesibukannya ia bahkan lupa kalau ia sudah seminggu di Jepang tanpa memberi kabar Yoona. ia mencari iphonenya dan tidak ketemu.

"Babo" gumam Siwon "kenapa aku bisa melupakannya"

Siwon pun menggunakan telepon kantor untuk menelepon Yoona.

"Yeoboseo" sapa Yoona

"Yeobo a, mianhae. Aku lupa membawa iphone" ujar Siwon

"Ne"

"Aku akan pulang malam ini, sekarang aku menuju ke airport"

"Baiklah"

"Yeobo, jangan marah ya" Siwon membuat nada sedihnya dan sebenarnya di seberang sana Yoona ingin tertawa hanya saja tertahan karena suaminya yang bodoh itu. Agar namja itu merasa bersalah, Yoona memutuskan sambungan teleponnya.








TBC

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang