Di dalam perjalanan menuju ke rumah tuan park, Yoona hanya menangis. Ia menyesali apa yang sudah ia katakan pada mertuanya tadi,
"Yoong, appa minta maaf jika menurutmu appa terlalu ikut campur masalahmu. Appa rasa appa memang harus memberitahunya tentang kehamilanmu" ujar Tuan Park, ia mengenggam tangan putrinya "Jangan biarkan anak dalam kandunganmu bernasib seperti kamu, bahkan kamu tidak memiliki marga appa di depan namamu. Appa tidak ada pria lain yang menyesal seperti appa"
Yoona masih saja diam
"Kamu tenangkan diri dulu. Semua masalah pasti ada solusinya. Appa melihat cinta di matanya, dia mencintai kamu yoong"
"Dia menghamili wanita lain, bagaimana mungkin dia mencintai aku?"
"Yoong, dengarkan dalam setiap rumah tangga itu pasti ada badai. Jika kalian bisa saling percaya melalui semuanya akan ada hari baik untuk kalian berdua"
"Aku tidak bisa menutup mataku, bagaimana nasib anaknya jika aku mempertahankan pernikahan ini"
"Kamu memikirkan orang lain, coba sekali ini pikirkan dirimu yoong. Jika hari ini kamu tidak hamil maka semuanya akan berbeda,"
"Appa,,"
"Apa pun yang kita bicarakan saat ini tidak bisa kamu pikirkan dengan baik. Sebaiknya kita bicarakan masalah ini nanti setelah kamu tenang"
Yoona hanya mengangguk.
***
Tuan Park mengantar putrinya untuk mengecek kandungannya sebelum kembali ke rumah.
Dokter mengatakan kandungannya baik-baik saja dan memberikannya beberapa vitamin.
Yoona keluar dari ruangan dokter dan ia melihat Yuri duduk di depan ruangan operasi.
"Yuri-ssi" ia mendekatinya dan memanggilnya.
"Yoona,"
"Kamu kenapa disini?" tanya yoona
"Siwon benar seharusnya aku menggugurkan kandunganku saja. Tidak ada yang menginginkannya," ia menangis
"Kamu mau aku bagaimana lagi? Aku sudah akan bercerai dengan siwon, apa itu tidak cukup untuk kalian mempertahankan bayi ini?"
"Walaupun kalian bercerai, dia tidak akan menikahiku" ujar Yuri "Dia tidak pernah bisa menghapus rasa bersalahnya padamu"
"Baiklah, kalian putuskan apa yang terbaik untuk anak kalian saja. Lagian aku bukan malaikat yang bisa menolong kalian" Yoona berjalan menjauhi Yuri
"Jika kamu membujuknya, dia akan mendengarkanmu" ujar Yuri lagi
***
Siwon tertawa bahagia saat ponselnya berbunyi dan itu panggilan dari Yoona.
"Yeoboseo" sapa Siwon
"Yuri berada di rumah sakit, dia akan menjalani aborsi"
"I don't care"
"Apa kamu masih manusia?" tanya Yoona
"Aku rela menjadi binatang daripada harus peduli pada apa yang tidak aku lakukan. Kenapa kamu tidak bisa mempercayaiku?"
"Sudahlah, aku malas bicara denganmu"
"Jika kamu meneleponku hanya untuk membicarakan tentang dia, sebaiknya jangan meneleponku" ujar Siwon sambil mengakhiri pembicaraannya.
***
Siwon pun menuju ke rumah sakit yang disebutkan Yoona tadi.
Disana ia melihat yuri duduk di ruang tunggu. Ia merebut nomor antrian yang berada di tangan Yuri dan melihat nomor panggilan di depan pintu ruangan dokter.
"Nomormu sudah lewat, kenapa tidak masuk?" tanya siwon
"Aku,,"
"Jika kamu hanya berpura-pura untuk menghasut pikiran Yoona, selamat, kamu berhasil. Tapi ingat aku tidak akan menikahimu apa pun yang terjadi, walaupun Yoona menceraikan aku, aku tidak akan pernah kembali lagi padamu"
"Kenapa kamu selalu berpikiran jahat tentangku,"
"Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kamu bisa dipercayai?"
"Aku mengandung anakmu oppa"
"Anakmu, anakmu. Kapan aku membuat anak denganmu? Jangan mengatakan omong kosong seperti ini di hadapanku. Hanya orang berhati lugu seperti yoona yang bisa kamu bohongi tapi aku,, jangan mencoba menipuku"
Yuri menangis
"Sekarang ayo kita masuk, bukankah kamu ingin menggugurkannya?" Siwon menarik tangan yuri untuk berdiri
Karena tenaga Siwon lebih kuat, Yuri terseret olehnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Nickhun yang berdiri di belakang Siwon sambil menahan tangan Siwon
"Lepaskan, dia harus menggugurkan anaknya"
"Aku yang berhak memutuskan masa depan kandungannya" ujar Nickhun dan Siwon terdiam seribu bahasa. Ia mulai mencerna apa maksud perkataan Nickhun.
"Dia mengandung anakku" ujar Nickhun
"Tidak, itu tidak benar,," ujar Yuri
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
RomanceI never wanted more until I meet You "Apa karena aku tidak memiliki uang sepertimu lantas aku tidak boleh memiliki perasaan padamu? Aku tidak memintamu untuk membalas perasaanku, aku tidak menuntut apa pun darimu," "Aku sudah terlalu lelah dengan p...